10 Negara Sulit Dikunjungi Warga AS, Puncaknya Korea Utara

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

10 Negara Sulit Dikunjungi Warga AS, Puncaknya Korea Utara

Negara-Negara yang Sulit Dikunjungi oleh Warga Amerika Serikat

Paspor biru Amerika Serikat dikenal sebagai salah satu paspor paling kuat di dunia, memberikan akses bebas visa ke ratusan negara. Namun, meski memiliki akses yang luas, ada beberapa negara yang tetap menutup pintu bagi warga AS karena berbagai alasan, baik politik, keamanan, maupun hubungan diplomatik.

Menurut Henley Passport Index 2025, paspor AS menempati posisi ke-10 terkuat di dunia, dengan akses bebas visa ke 182 negara. Meskipun jumlah tersebut sangat tinggi, tidak semua destinasi bisa diakses dengan mudah. Berikut adalah 10 negara yang sulit dikunjungi oleh warga Amerika:

1. Korea Utara

Korea Utara atau Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) menutup akses hampir sepenuhnya bagi warga Amerika. Sebelum 2017, tur berpemandu dari Tiongkok masih memungkinkan. Namun kini, warga AS hanya dapat masuk dengan Paspor Validasi Khusus dari Departemen Luar Negeri AS, yang dikeluarkan dalam keadaan terbatas, misalnya bagi jurnalis atau pekerja kemanusiaan.

2. Iran

Hubungan tegang sejak Revolusi 1979 membuat perjalanan ke Iran penuh hambatan. Warga Amerika masih bisa berkunjung, tetapi hanya melalui tur berpemandu resmi dengan proses visa panjang. Perjalanan mandiri dilarang, dan semua kegiatan harus menjadi bagian dari tur terorganisir.

3. Bhutan

Sulitnya berpergian ke Bhutan bukan karena motif politik, melainkan konsekuensi dari kebijakan pariwisata mereka yang unik. Kebijakan pariwisata Bhutan berfokus pada konsep “Bernilai Tinggi, Berdampak Rendah”. Warga AS dikenakan biaya USD 200–250 per hari, yang sudah mencakup hotel bintang tiga, makanan, pemandu resmi, transportasi, hingga royalti untuk pendidikan dan kesehatan masyarakat Bhutan.

4. Kuba

Meski hubungan AS–Kuba sempat membaik, embargo masih berlaku dan perjalanan wisata murni tetap dilarang. Warga AS hanya bisa masuk berdasarkan 12 kategori tertentu, seperti kunjungan keluarga, kegiatan jurnalistik, penelitian, hingga program “Dukungan untuk Rakyat Kuba”. Setelah itu, mereka wajib mengurus Kartu Turis Kuba (visa), dengan warna merah muda jika terbang langsung dari AS, dan hijau jika dari negara lain.

5. Eritrea

Dikenal sebagai “Korea Utara-nya Afrika”, Eritrea sangat membatasi kunjungan asing. Visa turis sulit diperoleh, bahkan jika dokumen lengkap, persetujuan tidak dijamin. Perjalanan di luar Ibu Kota Asmara juga memerlukan izin tambahan yang seringkali ditolak. Namun, daya tarik negara ini tetap tinggi, dari arsitektur art-deco Asmara hingga keindahan Kepulauan Dahlak.

6. Arab Saudi

Dulu, visa hanya untuk bisnis, haji, atau keluarga. Namun sejak 2019, Saudi meluncurkan visa turis elektronik sebagai bagian dari Visi 2030. Meski prosesnya kini mudah, wisatawan perempuan masih menghadapi aturan ketat: di bawah 25 tahun harus didampingi keluarga, sedangkan di atas 25 tahun boleh bepergian sendiri.

7. Turkmenistan

Negara Asia Tengah ini sangat tertutup terhadap pengunjung asing. Visa harus diajukan lewat kedutaan dengan surat undangan resmi, dan persetujuan tidak selalu diberikan. Wisatawan umumnya diwajibkan mengikuti tur berpemandu, kecuali bagi pemegang visa transit maksimal lima hari.

8. Suriah

Sejak perang sipil 2011, Suriah dianggap destinasi berisiko tinggi oleh AS karena terorisme, penculikan, dan konflik bersenjata. Warga Amerika bisa saja mengajukan visa, tetapi prosesnya rumit karena Kedutaan Suriah di Washington ditutup sejak 2014. Permohonan harus diajukan melalui kedutaan di negara ketiga. Selain berbahaya, memiliki cap Suriah di paspor bisa menimbulkan masalah saat masuk negara lain.

9. Libya

Kondisi politik yang tidak stabil membuat Libya hampir mustahil dikunjungi wisatawan AS. Visa turis saat ini tidak diterbitkan, meski visa bisnis masih mungkin diperoleh melalui undangan perusahaan lokal. Namun, Departemen Luar Negeri AS melarang warganya bepergian ke Libya karena ancaman terorisme dan penculikan.

10. Venezuela

Meski kaya keindahan alam seperti Air Terjun Angel dan Kepulauan Los Roques, Venezuela terjerat krisis politik dan ekonomi. Warga AS memerlukan visa, tetapi pengurusannya rumit karena hubungan diplomatik putus sejak 2019. Pengajuan visa harus dilakukan melalui kedutaan di negara ketiga dengan dokumen lengkap. Departemen Luar Negeri AS juga melarang perjalanan ke Venezuela karena tingginya risiko kejahatan, kerusuhan sipil, serta penahanan sewenang-wenang terhadap warga Amerika.