300.000 Percakapan Pengguna Grok Terbongkar di Google, Termasuk Obrolan Rahasia

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kebocoran Data Percakapan Chatbot xAI Grok yang Menyedot Perhatian

Baru-baru ini, terjadi kebocoran data besar-besaran terkait percakapan pengguna dengan chatbot xAI Grok yang dikembangkan oleh Elon Musk. Ratusan ribu percakapan yang sebelumnya dianggap pribadi kini bisa diakses secara bebas melalui mesin pencari seperti Google. Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai privasi dan keamanan data pengguna.

Kebocoran tersebut bermula dari fitur "bagikan" yang tersedia di aplikasi xAI Grok. Ketika pengguna mengklik tombol tersebut, mereka akan menerima tautan unik untuk berbagi percakapan melalui email, SMS, atau media sosial. Sayangnya, tautan ini tidak hanya digunakan untuk berbagi, tetapi juga diindeks oleh mesin pencari seperti Google, Bing, dan DuckDuckGo. Akibatnya, siapa pun dapat mencari dan mengakses percakapan yang telah dibagikan.

Menurut laporan Forbes, terdapat lebih dari 370.000 URL yang terindeks dan dapat diakses secara bebas. Meski sebagian besar konten yang terpapar cukup biasa, seperti permintaan untuk menulis tweet, merangkum berita, atau membuat ide bisnis, ada juga bagian yang sangat sensitif. Beberapa percakapan menyertakan informasi tentang cara membuat fentanil, metode bunuh diri, penawaran kode malware, hingga rencana pembunuhan terhadap Elon Musk sendiri.

Meskipun aturan xAI jelas-jelas melarang penggunaan bot untuk mempromosikan tindakan berbahaya atau mengembangkan senjata biologis, kimia, atau pemusnah massal, kebijakan ini tidak sepenuhnya berhasil mencegah pengguna melakukan hal tersebut. Selain itu, pengguna juga mengunggah file-file seperti spreadsheet, dokumen, dan gambar yang bisa dicari setelah dibagikan. Bahkan beberapa materi mengandung informasi pribadi seperti nama, kata sandi, dan data medis.

Insiden ini mengingatkan pada kasus serupa yang pernah terjadi pada chatbot Meta dan Open AI. Pada saat itu, banyak percakapan yang terpapar, termasuk permintaan untuk meretas dompet kripto, obrolan eksplisit, atau instruksi pembuatan narkoba. Situasi ini menunjukkan bahwa masalah keamanan dan privasi di platform AI masih menjadi tantangan besar.

Para profesional juga terkena dampak dari kebocoran ini. Contohnya adalah Nathan Lambert, seorang ilmuwan komputasi di Allen Institute for AI, yang terkejut saat melihat percakapan pribadinya dengan Grok muncul di internet. Hal ini menunjukkan betapa rentannya data pengguna jika tidak dikelola dengan baik.

Di sisi lain, ada kalangan yang memanfaatkan situasi ini untuk keuntungan pribadi. Misalnya, para spesialis SEO di LinkedIn dan forum ilegal seperti BlackHatWorld mulai melakukan eksperimen dengan tautan berbagi Grok untuk memengaruhi peringkat pencarian. Ini menunjukkan potensi penyalahgunaan yang bisa terjadi jika sistem keamanan tidak diperkuat.

Akhirnya, kebocoran data ini menempatkan xAI Grok bersama dengan platform AI lain yang juga pernah menghadapi masalah serupa. Sebelumnya, OpenAI sempat mengizinkan percakapan ChatGPT muncul di Google, tetapi akhirnya membatalkan hal tersebut dan menyebutnya sebagai "Eksperimen Jangka Pendek."

Masalah kebocoran data ini menegaskan pentingnya keamanan dan privasi dalam penggunaan chatbot. Pengembang harus terus meningkatkan kebijakan dan teknologi untuk melindungi data pengguna dari ancaman serupa di masa depan.