
Penetapan KLB Akibat Keracunan Massal di Cipongkor
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat telah menetapkan kejadian keracunan massal sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah ratusan siswa mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor. Keputusan ini diambil untuk memastikan penanganan yang lebih cepat dan menyeluruh terhadap kasus yang sedang berlangsung.
Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail, menjelaskan bahwa status KLB diberikan agar pihak terkait dapat segera melakukan tindakan yang diperlukan. Pemerintah daerah bersama dengan instansi terkait kini tengah melakukan investigasi mendalam terhadap dapur penyedia makanan yang menjadi sumber masalah dalam program MBG tersebut.
“Status KLB diberikan agar penanganannya bisa lebih cepat dan juga lebih menyeluruh,” ujar Jeje Ritchie Ismail saat memberikan pernyataan di Bandung Barat pada 23 September 2025.
Sebagai langkah awal, pemerintah setempat memutuskan untuk menutup sementara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di lokasi tersebut. Jeje menegaskan bahwa evaluasi akan dilakukan mulai dari perizinan hingga standar pengelolaan makanan. Jika ditemukan ketidaksesuaian, maka perbaikan wajib dilakukan sebelum dapur tersebut kembali beroperasi.
“Dapur di Cipongkor ini kita tutup dulu untuk dilakukan investigasi,” tambahnya.
Selain itu, pemerintah kabupaten juga akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap 85 dapur MBG lainnya yang tersebar di wilayah Bandung Barat. Data sementara menunjukkan bahwa seluruh dapur tersebut belum memiliki sertifikasi sehat, sehingga perlu dilakukan pengecekan dan pemeriksaan lebih lanjut.
Di sisi lain, Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan, melaporkan jumlah total korban keracunan MBG di Cipongkor hingga 23 September 2025 mencapai 369 siswa dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD, MTs, SMP hingga SMK. Dari jumlah tersebut, sebanyak 116 orang dirawat di Puskesmas Cipongkor, 253 orang di Posko Kecamatan, 44 orang di Klinik Permata, 22 orang di RSIA, dan sisanya di RSUD Cililin.
“Yang masih dirawat saat ini ada 112 orang, sementara yang sudah membaik atau pulang tercatat 257 orang,” ungkap Hendra.
Langkah Penanganan dan Evaluasi
Untuk memastikan keselamatan para pelajar, pemerintah kabupaten berkomitmen untuk melakukan evaluasi terhadap semua dapur MBG yang ada. Proses evaluasi akan melibatkan tim ahli dari berbagai sektor seperti kesehatan, pangan, dan lingkungan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua dapur memenuhi standar kebersihan dan keamanan makanan.
Selain itu, pemerintah juga akan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dan guru tentang pentingnya memperhatikan kualitas makanan yang disajikan. Diharapkan dengan adanya peningkatan kesadaran dan pemantauan yang lebih ketat, kejadian serupa tidak akan terulang di masa depan.
Kesimpulan
Kasus keracunan massal yang terjadi di Kecamatan Cipongkor menjadi peringatan bagi pemerintah dan masyarakat tentang pentingnya menjaga kualitas makanan yang disajikan dalam program-program sosial. Dengan penanganan yang cepat dan komprehensif, diharapkan kondisi kesehatan masyarakat dapat segera pulih dan kepercayaan terhadap program MBG dapat kembali terbangun.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!