Ahli Forensik Ungkap Motif Briptu Rizka Bunuh Suaminya, Brigadir Esco

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Motif Pembunuhan Brigadir Esco yang Masih Tidak Jelas

Kasus pembunuhan Brigadir Esco Faska Rely, yang dilakukan oleh istrinya sendiri, Briptu Rizka Sintiyani, masih menjadi perhatian publik. Setelah istrinya ditetapkan sebagai tersangka, penyebab pasti dari tindakan tersebut belum diketahui secara jelas. Polisi pun belum mengungkap motif resmi dari pembunuhan ini.

Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri, memberikan pendapatnya terkait kemungkinan motif di balik tindakan Briptu Rizka. Menurutnya, kemungkinan besar motif tersebut berasal dari aspek emosional seperti rasa sakit hati atau cemburu. Ia menyatakan bahwa semua hal tidak lepas dari hubungan antara tersangka dan korban, yaitu pasangan suami istri.

"Spekulasi yang lebih patut dikedepankan adalah kemungkinan motif emosional," ujarnya. "Ada sangkut pautnya perbuatan pidana itu dengan suasana hati tertentu. Entah suasana hati yang sifatnya amarah, cemburu, dendam, atau apapun sifatnya."

Meskipun demikian, Reza menilai bahwa motif instrumental juga tidak boleh dikesampingkan dalam kasus ini. Ia meminta polisi untuk terus melakukan investigasi agar bisa mengungkap motif sebenarnya dari pembunuhan Brigadir Esco.

Bisa Jadi Dilakukan Sendirian atau Ada Pelaku Lain?

Reza juga memberikan pandangan tentang apakah Briptu Rizka bertindak sendirian atau ada pelaku lain. Ia yakin jawaban tersebut bisa dibuktikan melalui hasil autopsi. Menurutnya, bisa saja Briptu Rizka membubuhkan racun ke dalam makanan atau minuman korban. Dalam kondisi lemah dan tidak bisa berdaya, tindakan pembunuhan bisa dilakukan tanpa kesulitan.

Di sisi lain, adanya tersangka lain juga masuk akal. Hal ini disebabkan oleh pandangan publik yang menilai bahwa perempuan umumnya tidak sekuat laki-laki secara fisik. Oleh karena itu, diperlukan keterlibatan pihak lain untuk menyelesaikan aksi kejahatan yang dilakukan Briptu Rizka.

Reza juga mengingatkan polisi untuk berhati-hati dalam mengusut kasus ini. Meski begitu, ia meminta institusi kepolisian untuk bekerja cepat agar kasus ini dapat terungkap secara jelas. Keterlambatan dalam penanganan kasus ini bisa membuat masyarakat skeptis dan memengaruhi kredibilitas polisi.

Bantah Isu Perselingkuhan

Pengacara Briptu Rizka Sintiyani, Rossi, menegaskan bahwa isu perselingkuhan dalam kasus ini adalah fitnah. Ia menilai bahwa informasi tersebut tidak benar dan hanya merupakan upaya merusak reputasi kliennya. Rossi juga menyatakan bahwa dirinya tidak percaya Briptu Rizka selingkuh.

Menurutnya, Briptu Rizka selama ini dikenal baik, terutama saat bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di desa tempat tinggal mereka. "Beliau (Briptu Rizka) ini dikenal baik oleh warganya," jelasnya.

Kejanggalan dalam Kasus Ini

Sosok Briptu Rizka Sintiyani dan Brigadir Esco tidak banyak diketahui. Briptu Rizka adalah polisi yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di Desa Lembar. Sementara Brigadir Esco adalah anggota Polsek Sekotong yang bertugas sebagai intel.

Awal mula Briptu Rizka ditetapkan sebagai tersangka bermula dari penyelidikan Polda NTB setelah jasad Brigadir Esco ditemukan. Foto-foto dan video Briptu Rizka yang pingsan viral di media sosial, namun dengan narasi 'sandiwara' setelah penetapan tersangka.

Ayah Brigadir Esco, Samsul Herawadi, menduga anaknya dibunuh orang karena banyak kejanggalan dalam kasus ini. Menurutnya, ada organ tubuh yang hilang pada jasad sang anak. Ia juga meyakini bahwa pembunuhan terhadap anaknya tidak mungkin dilakukan oleh Briptu Rizka sendirian.

Kuasa Hukum Keberatan dengan Penetapan Tersangka

Kuasa hukum Briptu Rizka, Rossi, menyampaikan keberatannya terhadap proses hukum yang berlangsung. Ia menilai penetapan tersangka terhadap kliennya terkesan terburu-buru dan tidak transparan. Ia menegaskan bahwa jika dalam proses penyidikan ditemukan pelanggaran prosedural, status tersangka dapat dinilai cacat hukum.

Rossi juga menekankan bahwa keluarga hanya berharap agar proses hukum tidak menambah penderitaan yang telah ada. "Keluarga hanya berharap agar proses hukum ini tidak menambah luka yang sudah ada," ujarnya.