
Kritik terhadap Program Makan Bergizi Gratis
Aliansi Ekonom Indonesia (AEI) menyerukan pemerintah untuk segera menghentikan sementara program makan bergizi gratis (MBG) akibat adanya kasus keracunan yang terjadi. Meski demikian, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan bahwa MBG akan tetap berjalan sesuai rencana awalnya.
Airlangga menyatakan bahwa MBG tidak akan dihentikan meskipun para ekonom telah menyampaikan beberapa risiko yang mungkin terjadi. “Ya, Presiden sudah memutuskan, dan Menteri Koordinator Pangan juga telah menjelaskan hal ini kepada media, jadi program ini akan dilanjutkan,” ujar Airlangga ketika ditemui di kantornya di Jakarta Pusat pada Senin malam, 29 September 2025.
Sebelumnya, Airlangga sempat menerima kunjungan dari sepuluh perwakilan Aliansi Ekonom Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, AEI menyampaikan sejumlah rekomendasi, khususnya terkait dengan program MBG. Salah satu isu utama yang dibahas adalah adanya penyalahgunaan anggaran dalam pelaksanaan program ini.
AEI menilai terdapat misalokasi anggaran yang signifikan dan meminta pemerintah melakukan evaluasi terhadap alokasi dana MBG. Setelah terjadinya kasus keracunan massal, AEI menekankan agar program tersebut segera dihentikan sementara. “Intinya kami menyarankan program ini ditunda dulu karena terjadi misalokasi anggaran yang besar,” kata salah satu perwakilan AEI, Lili Yan Ing, di kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, Senin, 29 September 2025.
Peneliti dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Teuku Riefky, juga menyampaikan kekhawatiran terkait keracunan yang terjadi akibat MBG. “Ini justru bertentangan dengan tujuan awal program, yaitu untuk meningkatkan kesehatan,” ujarnya.
Biaya pemulihan akibat keracunan kemungkinan akan ditanggung oleh keluarga penerima manfaat. “Ini bukan bagian dari anggaran MBG yang sudah tidak efisien,” tambah Riefky. Akibatnya, keluarga yang rentan atau miskin justru semakin terbebani oleh dampak negatif dari program ini.
Para ekonom menegaskan bahwa pemerintah harus segera menghentikan program MBG. Berdasarkan data Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (Cisdi) per 19 September 2025, lebih dari 5000 siswa telah mengalami keracunan akibat mengonsumsi makanan dari program tersebut.
Isu-isu Utama yang Diangkat oleh Para Ekonom
Beberapa isu utama yang menjadi perhatian para ekonom meliputi:
- Misalokasi Anggaran: Terdapat indikasi penggunaan dana yang tidak tepat sasaran.
- Keracunan Massal: Banyak siswa mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program ini.
- Beban bagi Keluarga: Biaya pemulihan akibat keracunan tidak termasuk dalam anggaran MBG, sehingga keluarga penerima manfaat terbebani.
- Efektivitas Program: Program yang seharusnya bertujuan untuk meningkatkan kesehatan justru berdampak negatif.
Rekomendasi dari Aliansi Ekonom Indonesia
Aliansi Ekonom Indonesia memberikan beberapa rekomendasi kepada pemerintah, antara lain:
- Hentikan Sementara Program MBG: Untuk mencegah terjadinya keracunan lebih lanjut.
- Evaluasi Anggaran: Lakukan audit terhadap penggunaan dana MBG.
- Peningkatan Pengawasan: Pastikan kualitas makanan yang disediakan sesuai standar kesehatan.
- Pengembangan Alternatif: Cari solusi lain yang lebih efektif dan aman untuk meningkatkan kesehatan anak-anak.
Dengan adanya kritik dan rekomendasi dari para ekonom, pemerintah diharapkan dapat segera mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memperbaiki program MBG dan memastikan kesejahteraan rakyat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!