
Penguatan Pasar Saham Indonesia pada 29 September 2025
Pasar saham Indonesia pada 29 September 2025 mengalami penguatan signifikan, dengan indeks IHSG berada dalam kisaran 8.139 hingga 8.149. Kenaikan ini didorong oleh sektor properti yang menjadi pemimpin penguatan, dengan kenaikan lebih dari 2 persen. Faktor utama yang mendorong penguatan ini adalah ekspektasi terhadap stimulus fiskal, khususnya perpanjangan PPN-DTP untuk hunian di bawah Rp5 miliar serta penurunan suku bunga Bank Indonesia.
Prospek Sektor Properti yang Menjanjikan
Menurut Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia, prospek sektor properti tergolong positif, terutama di segmen rumah tapak dan menengah. Hal ini menjadi katalis bagi investor baik asing maupun domestik untuk meningkatkan sentimen beli. Kebijakan pemerintah yang mendukung sektor properti memberikan harapan bahwa sektor ini akan tetap menjadi salah satu yang menarik dalam jangka pendek.
Perbankan yang Bergerak Stabil
Berbeda dengan sektor properti, kondisi sektor perbankan terlihat lebih datar. Bank besar mencatat penguatan tipis, sementara bank regional mengalami tekanan. Sentimen perbankan dipengaruhi oleh dinamika nilai tukar rupiah dan kebijakan suku bunga deposito dolar Amerika yang diumumkan oleh bank BUMN pekan lalu.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa tidak ada instruksi resmi dari pemerintah untuk meningkatkan suku bunga deposito. Namun, kebijakan ini memicu debat karena khawatir dapat memperkuat preferensi simpanan dalam mata uang USD dan menekan stabilitas rupiah.
Peran Bank Indonesia dalam Stabilisasi Rupiah
Bank Indonesia menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Gubernur Perry Warjiyo menegaskan bahwa BI siap menggunakan seluruh instrumen yang tersedia untuk menahan pelemahan rupiah. Pernyataan ini memberikan sinyal positif kepada investor bahwa BI akan tetap aktif dalam menjaga kestabilan makro meskipun sektor keuangan masih menghadapi volatilitas.
Strategi Investasi: Properti atau Perbankan?
Arus modal asing pada sesi pagi menunjukkan rotasi ke saham siklikal, termasuk sektor properti. Dengan adanya dukungan kebijakan fiskal dan penurunan suku bunga BI, sektor properti memiliki peluang untuk mencatat kinerja yang lebih baik dalam jangka pendek. Namun, investor perlu waspada terhadap potensi koreksi jika arus modal kembali ke sektor lain.
Sementara itu, perbankan tetap menjadi sektor defensif dengan fundamental yang kuat. Bank besar yang memiliki likuiditas tinggi masih menarik untuk investasi jangka panjang, meskipun ada tekanan pada net interest margin akibat kebijakan deposito USD.
Prediksi Arah Pasar ke Depan
Dalam jangka menengah, sektor properti diperkirakan tetap positif berkat stimulus pajak dan tren suku bunga yang menurun. Sementara itu, sektor perbankan akan bergerak stabil dengan fokus pada adaptasi kebijakan moneter dan likuiditas valas. Jika rupiah tetap stabil, sektor keuangan bisa kembali menarik minat investor.
Keseimbangan antara investasi di sektor properti dan perbankan menjadi strategi penting bagi investor yang ingin memanfaatkan momentum pasar saham Indonesia menjelang kuartal IV 2025. Dengan kondisi pasar yang dinamis, investor perlu terus memantau perkembangan ekonomi dan kebijakan pemerintah untuk membuat keputusan investasi yang tepat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!