
Sekolah Dasar di Jombang Harus Menumpang Saat Pelaksanaan ANBK
Empat sekolah dasar (SD) di Kabupaten Jombang menghadapi tantangan dalam pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) yang dimulai pada Senin, 22 September 2025. Keterbatasan sarana dan jaringan internet menjadi alasan utama beberapa SD harus menumpang ke tempat lain untuk menjalani ujian tersebut.
Salah satu contohnya adalah SDN Jombatan 1 yang harus menumpang di SDN Jombatan 3, Kecamatan Jombang. Sementara itu, SDN Sentul 2 juga memilih SDN Bedahlawak, Kecamatan Tembelang sebagai lokasi ujian. Dua sekolah lainnya, yaitu SDN Plabuhan 3 dan SDN Pojokklitih 2, masing-masing menumpang di SDN Bangsri, Kecamatan Plandaan, serta SDN Pojokklitih 1, Kecamatan Plandaan.
Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jombang, Rhendra Kusuma, menjelaskan bahwa sekolah-sekolah yang menumpang belum memiliki sarana prasarana yang memadai serta jaringan internet yang cukup. Oleh karena itu, mereka bergabung dengan sekolah yang lebih siap dalam menyelenggarakan ANBK.
Pelaksanaan ANBK SD Jombang dibagi menjadi empat gelombang. Gelombang pertama berlangsung pada 22 hingga 23 September 2025, diikuti oleh 191 sekolah. Selanjutnya, gelombang kedua dilaksanakan pada 24 hingga 25 September 2025 dengan partisipasi dari 198 sekolah. Gelombang ketiga dijadwalkan pada 29 hingga 30 September 2025, yang diikuti oleh 120 sekolah. Terakhir, gelombang keempat akan berlangsung pada 1 hingga 2 Oktober 2025 dengan partisipasi sebanyak 39 sekolah.
Hingga hari pertama pelaksanaan ANBK, Disdikbud Jombang melaporkan bahwa seluruh proses berjalan lancar tanpa kendala teknis. Hanya satu sekolah, yaitu SD Kristen Petra, yang menerapkan sistem semi online, sedangkan sisanya menggunakan sistem online.
Rhendra Kusuma mengungkapkan rasa optimisnya terhadap kelancaran pelaksanaan ANBK di gelombang berikutnya. Ia berharap semua tahapan dapat berjalan tertib dan sukses.
Mekanisme pelaksanaan ANBK dilakukan secara bergantian antara sekolah yang menumpang dan sekolah yang ditumpangi. Contohnya, SDN Jombatan 1 mengirimkan tujuh siswanya ke SDN Jombatan 3 dalam gelombang pertama, sementara siswa dari SDN Jombatan 3 mengikuti gelombang kedua.
Donny Erfantoro, Kepala SDN Jombatan 3 Jombang, menjelaskan bahwa pembagian gelombang dilakukan agar tidak terjadi tumpang tindih. Hal ini dilakukan agar setiap sekolah bisa menjalani ujian dengan lancar dan tidak saling mengganggu.
Pemilihan lokasi ujian yang berbeda bagi beberapa sekolah merupakan upaya untuk memastikan bahwa semua siswa mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengikuti ANBK. Meskipun ada tantangan, langkah-langkah ini diharapkan mampu memberikan hasil yang maksimal dan sesuai harapan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!