
Perusahaan Pembiayaan di Indonesia Tidak Terpengaruh oleh Konsolidasi
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menegaskan bahwa penggabungan antara PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) dan PT Mandala Multifinance Tbk (Mandala Finance) bukanlah sebuah tren konsolidasi yang akan terus berlangsung dalam industri multifinance. Menurutnya, keputusan tersebut merupakan tindakan perusahaan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan strategis dari masing-masing pemegang saham.
“Ini bukan tren, ini hanya tindakan korporasi yang dilakukan melalui berbagai pertimbangan. Masing-masing pihak memiliki strategi sendiri-sendiri,” ujar Suwandi saat dihubungi beberapa wartawan.
Sebelumnya, Adira Finance dan Mandala Finance telah resmi melakukan penggabungan sebagai entitas penerima penggabungan setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Juni 2025. Dalam hal ini, keputusan merger tersebut didasari oleh kesamaan model bisnis dan pasar yang dijalani oleh kedua perusahaan.
“Salah satu perusahaan kuat di bagian barat, sementara yang lain kuat di bagian timur. Jika digabungkan, kemungkinan akan lebih efisien, ekspansi operasional menjadi lebih mudah, baik dari sisi kontrol maupun pengelolaan risiko,” jelas Suwandi.
Dari segi strategi bisnis, Adira Finance akan memanfaatkan jaringan cabang Mandala Finance untuk memperluas penetrasi produk. Mandala Finance sebelumnya fokus pada pembiayaan motor dan multiguna berbasis BPKB motor. Setelah penggabungan ini, Adira Finance akan memiliki jaringan layanan sebanyak 850 cabang dan satelit di seluruh Indonesia. Produk pembiayaan yang ditawarkan juga semakin beragam, seperti produk otomotif, multiguna, syariah, hingga solusi digital.
Penggabungan ini juga merupakan bagian dari strategi Mitsubishi UFJ Financial Group, Inc (MUFG) bersama PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) sebagai pemegang saham pengendali Adira Finance. Sebelumnya, MUFG Bank, Ltd. dan Adira Finance telah menyelesaikan akuisisi Mandala Finance pada 2024 dengan nilai Rp 7 triliun. Pada 28 Agustus 2024, MUFG Bank meningkatkan kepemilikannya menjadi 89,26% melalui penawaran tender wajib, sedangkan Adira Finance tetap memegang 10%.
Strategi Pengembangan Pasar dan Layanan
Setelah merger, Adira Finance akan menghadirkan berbagai inovasi dalam layanan pembiayaan. Dengan adanya jaringan yang lebih luas, perusahaan mampu menjangkau pelanggan di berbagai daerah. Hal ini juga memberikan peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan pangsa pasar dan memperkuat posisi di industri multifinance.
Selain itu, penggabungan ini juga membuka peluang untuk pengembangan produk-produk baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Misalnya, produk pembiayaan syariah dan solusi digital yang semakin diminati oleh konsumen modern. Dengan demikian, Adira Finance dapat menjawab tantangan pasar yang semakin dinamis.
Dampak terhadap Industri Pembiayaan
Meski penggabungan ini tidak menjadi tren konsolidasi yang umum, namun dampaknya terhadap industri pembiayaan tidak bisa diabaikan. Dengan adanya perusahaan besar yang saling menggabungkan, kompetisi di pasar semakin ketat. Namun, di sisi lain, hal ini juga mendorong perusahaan-perusahaan lain untuk meningkatkan kualitas layanan dan inovasi produk agar tetap relevan di tengah persaingan.
Tidak hanya itu, penggabungan ini juga menjadi contoh bagaimana perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya dan jaringan yang dimiliki untuk menciptakan nilai tambah. Dengan kombinasi kekuatan masing-masing pihak, Adira Finance dan Mandala Finance mampu menciptakan struktur bisnis yang lebih kuat dan stabil.
Secara keseluruhan, penggabungan antara Adira Finance dan Mandala Finance menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan di industri multifinance terus beradaptasi dengan perubahan pasar. Meskipun tidak menjadi tren konsolidasi yang umum, penggabungan ini menjadi langkah strategis yang tepat dalam menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!