Astra ASII-AUTO Berani Investasi Triliunan di Sektor Non-Otomotif

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Strategi Investasi dan Diversifikasi Bisnis Grup Astra di Sektor Kesehatan dan Non-Otomotif

Grup Astra, yang terdiri dari emiten seperti PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO), tengah memperluas cakupan investasinya ke sektor non-otomotif. Dalam beberapa tahun terakhir, khususnya sejak pandemi, kedua perusahaan ini menunjukkan komitmen kuat untuk mengembangkan bisnis di luar industri otomotif. Salah satu sektor yang menjadi fokus utama adalah kesehatan.

Investasi di Sektor Kesehatan oleh Astra International

PT Astra International Tbk. (ASII) telah melakukan investasi besar-besaran di sektor kesehatan. Total dana yang dialokasikan mencapai Rp8,6 triliun. Dana tersebut digunakan untuk berbagai inisiatif, termasuk peningkatan kepemilikan saham di perusahaan kesehatan, pengembangan layanan telemedicine, serta akuisisi rumah sakit.

Salah satu contoh nyata adalah peningkatan kepemilikan saham ASII di PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) hingga mencapai 20%. Selain itu, ASII juga meningkatkan kepemilikan sahamnya di platform kesehatan Halodoc menjadi 31,34% dengan nilai transaksi sebesar Rp900 miliar. Pada tahun sebelumnya, ASII juga mengakuisisi rumah sakit jantung Heartology Cardiovascular Hospital dengan nilai akuisisi mencapai Rp645 miliar.

Menurut Head of Corporate Investor Relations Astra International, Tira Ardianti, strategi ini dilakukan karena potensi pasar kesehatan sangat besar. "Kami ingin memperkuat ekosistem kesehatan kami dan terus mempelajari peluang baru," ujarnya dalam acara Astra Media Day.

Investasi Astra di sektor kesehatan dimulai sejak 2021, ketika ASII berinvestasi sekitar US$35 juta di Halodoc. Sejak saat itu, Astra terus memperluas portofolio melalui akuisisi dan kolaborasi strategis.

Diversifikasi Bisnis di Sektor Alat Kesehatan oleh Astra Otoparts

Di sisi lain, PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) juga aktif menjajal diversifikasi bisnis ke sektor non-otomotif. Salah satu bidang yang sedang dikembangkan adalah alat kesehatan. Saat ini, AUTO telah mengembangkan 33 jenis alat kesehatan yang didistribusikan ke lebih dari 70.000 puskesmas dan 70.000 rumah sakit.

Produk-produk yang ditawarkan melalui merek GRIN antara lain digital column scale, baby incubator, blood pressure monitor lite, electrocardiography, hingga infant warmer. Menurut Direktur Astra Otoparts, Sophie Handili, diversifikasi ke alat kesehatan menjadi pilar penting bagi perseroan. "Selain jumlah produk, jumlah pelanggan juga terus bertambah," katanya.

Selain alat kesehatan, AUTO juga menjajal diversifikasi ke sektor alat berat, industri, dan kereta api. Di sektor alat berat, produk seperti work lamp dan flood light dikembangkan. Di sektor industri, AUTO menyediakan forklift battery dan industrial battery. Sementara di sektor kereta api, produk seperti conical bonded rubber spring dan shock absorber diproduksi.

Kondisi Industri Otomotif yang Lesu

Diversifikasi bisnis oleh AUTO dilakukan di tengah lesunya industri otomotif Tanah Air. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan mobil wholesales pada Januari hingga Agustus 2025 mencapai 500.951 unit, turun 10,6% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Penjualan ritel juga mengalami penurunan sebesar 10,7%.

Meski demikian, AUTO berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp938,96 miliar pada semester I/2025. Laba bersih ini turun 7,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, jika tidak memperhitungkan keuntungan atas penjualan aset tetap, laba bersih konsolidasi perseroan tumbuh 9,7% yoy.

Pendapatan bersih AUTO pada semester I/2025 mencapai Rp9,58 triliun, naik 4,2% dibandingkan pendapatan pada semester I/2024 sebesar Rp9,19 triliun.

Dengan strategi investasi dan diversifikasi yang terus berkembang, Grup Astra menunjukkan kemampuan adaptasi yang kuat di tengah perubahan pasar. Kedua emiten, ASII dan AUTO, terus memperluas cakupan bisnis mereka di sektor non-otomotif, khususnya kesehatan, sebagai bentuk langkah strategis untuk masa depan yang lebih stabil dan berkelanjutan.