Astronom Temukan Bulan Baru S/2025 U1 di Sekitar Uranus, Butuh 40 Tahun Pengamatan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penemuan Bulan Baru Mengorbit Uranus

Para astronom berhasil menemukan sebuah bulan baru yang mengorbit planet Uranus. Penemuan ini dilakukan dengan bantuan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) milik NASA. Bulan kecil tersebut diberi nama sementara S/2025 U1, yang menambah jumlah satelit Uranus menjadi 29 buah. Penemuan ini membuka kemungkinan bahwa masih ada lebih banyak bulan kecil lain yang belum terdeteksi di sekitar planet raksasa es tersebut.

Bulan baru ini pertama kali terdeteksi pada 2 Februari 2025 saat JWST melakukan pengamatan. Tim peneliti dipimpin oleh Southwest Research Institute (SwRI), yang berhasil menangkap keberadaan satelit tersebut dalam serangkaian gambar berdurasi panjang. "Objek ini terlihat dalam 10 eksposur citra panjang selama 40 menit menggunakan Kamera Inframerah Dekat (NIRCam)," kata ilmuwan utama di Divisi Sains dan Eksplorasi Tata Surya SwRI, Maryame El Moutamid.

S/2025 U1 terletak sekitar 56.000 kilometer dari pusat Uranus, tepat di antara orbit Ophelia dan Bianca. Orbitnya yang hampir melingkar menunjukkan kemungkinan bulan tersebut terbentuk di lokasi itu sejak awal. Dengan diameter hanya sekitar 10 kilometer, bulan kecil ini sebelumnya tidak terlihat, bahkan saat Voyager 2 terbang melintasi Uranus hampir 40 tahun lalu.

"Bulan ini kecil, tapi penemuan yang signifikan. Voyager 2 bahkan tidak bisa melihatnya saat terbang melintasi Uranus hampir 40 tahun yang lalu," ujar El Moutamid. Dengan ukuran yang kecil, wajar jika ia lolos dari pengamatan Voyager 2 maupun teleskop-teleskop lain di Bumi.

Menurut El Moutamid, menemukan bulan kecil di dekat planet besar bukanlah hal yang mudah. Ukurannya kecil, redup, dan bergerak cepat sehingga sering tersamarkan oleh cahaya terang Uranus dan cincin-cincinnya. Namun, keunggulan JWST yang mampu menangkap cahaya inframerah membuat satelit kecil itu akhirnya bisa terlihat.

Proses Analisis yang Cermat

Ilmuwan planet di SETI Institute, Dr. Matthew Tiscerano menjelaskan bahwa perlu waktu berbulan-bulan untuk memastikan temuan ini. “Analisis yang cermat diperlukan sebelum pengumuman penting semacam ini bisa disampaikan,” ujarnya dalam pemberitaan Screen Rant, Minggu (24/8/2025).

Metode yang digunakan untuk menemukan bulan baru ini melibatkan penggunaan filter lebar dan waktu pencahayaan yang lama. Menurut Matthew M. Hedman dari University of Idaho, teleskop JWST memang cocok untuk mencari objek samar seperti S/2025 U1. Namun, konfirmasi keberadaan obyek tetap memerlukan waktu analisis yang mendalam.

Lantaran bulan baru memiliki ukuran kecil, itulah mengapa satelit Voyager 2 tidak mendeteksinya saat terbang melewati Uranus pada tahun 1986. Saat itu, Voyager 2 berhasil menangkap lebih dari 7.000 foto, dan mengungkap 11 bulan baru serta dua cincin tambahan. Namun, waktu pencahayaan singkat membuat Voyager 2 tidak mungkin melihat objek redup seperti S/2025 U1.

Uranus dan Bulan-Bulan Alaminya

Tiscareno menambahkan, Uranus memang diketahui memiliki sejumlah bulan kecil di bagian dalam orbitnya. "Hubungan kompleks bulan-bulan kecil itu dengan cincin Uranus menunjukkan sejarah yang rumit. Penemuan ini membuktikan bahwa masih ada lebih banyak misteri yang menunggu untuk diungkap," ujar Tiscareno.

Satelit kecil tersebut kini tercatat sebagai anggota ke-14 dari kelompok bulan-bulan kecil Uranus, yang mengorbit lebih dekat dibandingkan bulan-bulan besar seperti Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon. Semua nama bulan Uranus diambil dari karakter dalam karya Shakespeare dan Alexander Pope.

Meski sudah terdeteksi, nama resmi untuk bulan ini masih harus menunggu persetujuan dari Persatuan Astronomi Internasional (IAU). Lembaga tersebut berwenang memberi nama pada objek astronomi baru.

El Moutamid menambahkan, penemuan ini menunjukkan bagaimana teleskop Webb mampu memberikan pandangan baru terhadap tata surya bagian luar. "Temuan ini membuktikan bahwa astronomi modern terus melanjutkan warisan misi Voyager 2, yang pada tahun 1986 memberi kita pandangan pertama tentang Uranus. Kini, Webb membawa kita lebih jauh lagi dalam memahami dunia misterius itu," kata El Moutamid.