Ban Aus Berbahaya! Tips Berkendara Aman di Jalan Licin Saat Hujan

Kondisi Ban yang Aus dan Bahaya yang Mengintai

Intensitas hujan yang mulai meningkat di berbagai daerah memaksa masyarakat untuk lebih waspada saat berkendara. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah kondisi ban kendaraan. Para ahli keselamatan jalan menegaskan bahwa ban yang sudah aus atau tidak sesuai standar memiliki risiko tinggi menyebabkan kecelakaan, terutama ketika jalanan licin akibat musim hujan.

Menurut data yang dirilis oleh Korlantas Polri, kecelakaan lalu lintas selama musim hujan cenderung meningkat hingga 20 persen dibandingkan musim kemarau. Faktor utama penyebabnya adalah jarak pengereman yang lebih panjang akibat ban kehilangan daya cengkeram di permukaan basah.

Bahaya dari Ban Aus

Kondisi ban aus sering kali diabaikan oleh pengemudi. Padahal, ban dengan ketebalan kembang (tread) di bawah 1,6 mm sudah tidak layak digunakan, terutama saat musim hujan. Irwan Nugroho, Technical Manager Astra Otoparts, menjelaskan bahwa ban aus akan mudah kehilangan traksi. Saat hujan deras, risiko aquaplaning meningkat tajam, dan pengemudi bisa kehilangan kendali.

Aquaplaning sendiri merupakan kondisi ketika ban melayang di atas permukaan genangan air sehingga kehilangan kontak dengan aspal. Situasi ini membuat kendaraan sulit dikendalikan meski pengemudi sudah menginjak rem.

Kapan Waktu Tepat untuk Ganti Ban?

Bridgestone Indonesia merekomendasikan agar ban kendaraan diganti setiap 3–4 tahun, tergantung pemakaian. Namun untuk musim hujan, ada baiknya pemilik kendaraan melakukan pemeriksaan lebih rutin. Berikut beberapa indikator ban perlu diganti:

Ketebalan tread di bawah standar.
Ban retak atau ada benjolan.
Sering terasa selip di jalan basah.
Usia ban melebihi 4 tahun, meski kembang masih terlihat tebal.

Selain itu, disarankan menggunakan ban dengan teknologi anti-slip dan alur drainase yang lebih baik agar air bisa cepat dialirkan keluar dari permukaan ban.

Tips Berkendara Aman di Musim Hujan

Selain mengganti ban, ada beberapa langkah penting yang bisa dilakukan pengemudi agar tetap aman:

Cek tekanan ban secara berkala. Tekanan ban yang terlalu rendah atau terlalu tinggi bisa mengurangi grip di jalan.
Kurangi kecepatan. Berkendara dengan kecepatan tinggi di jalan basah meningkatkan risiko tergelincir.
Jaga jarak aman. Pengereman di jalan basah butuh jarak lebih panjang.
Periksa wiper dan lampu kendaraan. Visibilitas yang buruk bisa berbahaya jika tidak diantisipasi.

Antusiasme Masyarakat dalam Merawat Kendaraan

Pantauan di sejumlah bengkel resmi di Jakarta menunjukkan peningkatan jumlah konsumen yang datang untuk memeriksa ban sejak awal Agustus. Banyak pengendara yang sengaja mengganti ban lebih awal untuk mengantisipasi musim hujan.

Seorang pengguna kendaraan yang ditemui di bengkel kawasan Jakarta Selatan mengaku lebih tenang jika ban kendaraan diganti baru sebelum musim hujan. Ia mengungkapkan pengalamannya pernah mengalami selip di jalan tol saat hujan deras, sehingga sekarang lebih waspada dengan kondisi ban.

Fenomena ini juga tercermin dari laporan Astra Otoparts yang mencatat peningkatan permintaan ban mobil dan motor hingga 12% pada awal Agustus 2025 dibanding bulan sebelumnya. Data ini menunjukkan semakin banyak masyarakat yang sadar bahwa perawatan ban bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga kunci keselamatan berkendara.

Keselamatan di Jalan Raya

Musim hujan membawa tantangan tersendiri bagi pengendara. Jalanan licin, genangan air, dan jarak pandang terbatas menuntut perhatian ekstra. Salah satu langkah paling efektif adalah mengganti ban kendaraan tepat waktu. Dengan ban baru yang sesuai standar, risiko kecelakaan akibat selip atau aquaplaning bisa diminimalisasi.

Keselamatan di jalan raya tidak hanya bergantung pada keterampilan mengemudi, tetapi juga kesiapan kendaraan. Karena itu, penggantian ban di musim hujan bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan.