
Bangunan Mirip Toilet di Boyolali Viral di Media Sosial
Baru-baru ini, sebuah video yang menampilkan bangunan kecil mirip toilet viral di media sosial. Bangunan tersebut menarik perhatian publik karena dikabarkan dibangun menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024. Jumlah anggaran yang digunakan mencapai Rp112 juta. Banyak orang mulai bertanya-tanya tentang fungsi dari bangunan tersebut, hingga mengapa anggaran sebesar itu dikeluarkan.
Setelah dilakukan penelusuran, ternyata bangunan tersebut berada di area persawahan Desa Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Foto bangunan tersebut beredar luas di grup Facebook. Lokasi bangunan tersebut berjarak sekitar 12 kilometer atau 30 menit perjalanan dari pusat kota Solo.
Dalam keterangan yang ditempel di dinding, bangunan itu merupakan program irigasi perpompaan bantuan Pemerintah Pusat. Tampak dalam papan proyek yang ada di bangunan tersebut, terdapat tulisan Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali, logo Pemkab Boyolali, dan Kementerian Pertanian. Menurut keterangan papan proyek yang beredar, bangunan tersebut digunakan untuk irigasi perpompaan. Di sekitar bangunan mungil itu tampak terdapat sumur bor serta jaringan pipa berukuran besar. Hingga saluran listrik yang terhubung hingga masuk ke dalam bangunan tersebut.
Penerima bantuan tersebut adalah Kelompok Tani Sidomukti. Di papan proyek juga tertulis waktu pengerjaannya selama 30 hari kerja. Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali pun buka suara soal desas-desus yang beredar.
Menurut Sekretaris Dinas Pertanian Boyolali, Retno Nawangtari, struktur bangunan tersebut merupakan bagian dari proyek irigasi penting bagi pertanian lokal. Ia menjelaskan bahwa anggaran sebesar Rp112 juta mencakup seluruh pekerjaan, mulai dari pembuatan sumur, cassing, hingga pembelian pompa dan kebutuhan irigasi.
Proyek irigasi perpompaan tersebut merupakan bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan di Boyolali. Keberadaan sumur dalam dan pompa memungkinkan petani tetap menggarap lahan meski di musim kemarau. “Lahan pertanian tetap produktif meski di musim kemarau. Jadi manfaatnya langsung dirasakan petani,” ujarnya.
Sekolah Dasar Negeri 178 di Bengkulu Rusak Parah
Di sisi lain, bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 178 di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, berakhir roboh setelah lima tahun rusak. Selama itu pula siswa belajar di dalamnya dengan perasaan was-was. Dinding retak bahkan plafon jebol bisa sewaktu-waktu menimpa mereka.
Kepala Sekolah (Kepsek), Yudi Wahyu Hidayat, mengatakan bahwa kerusakan di ruangan kelas telah terjadi sejak 2007. Lima tahun belakangan kerusakan itu makin parah. “Ada tiga ruang kelas yang rusak sejak tahun 2007, namun kerusakan bertambah parah dalam lima tahun terakhir. Kami masih belajar di ruang kelas yang rusak selama lima tahun ini,” ujar Wahyu saat dihubungi Kompas.com melalui telepon.
Tiga minggu setelah sekolah roboh, para siswa kini terpaksa belajar di bawah pohon dan rumah dinas guru. “Tiga minggu lalu, dinding ruang kelas roboh, sehingga siswa terpaksa belajar di bawah pohon dan di rumah dinas guru,” katanya melanjutkan.
Siswa SDN 178 hanya memiliki 15 siswa akibat lokasinya yang terpencil, yaitu di Desa Pagar Agung, Kecamatan Ulo Talo. Pemerintah sempat merencanakan penggabungan sekolah ini dengan SD terdekat di Desa Muara Simpur, yang berjarak hanya dua kilometer. Namun, rencana tersebut terhambat oleh keberadaan jembatan gantung sepanjang 100 meter yang harus dilalui siswa.
“Orang tua siswa khawatir, akhirnya rencana penggabungan batal,” kata Yudi. Ia menjelaskan, kerusakan gedung sekolah telah terjadi sejak tahun 2007, dan selama hampir 10 tahun menjabat sebagai kepala sekolah, ia telah mengajukan permohonan rehabilitasi sekolah setiap tahun. Namun, usulan tersebut selalu ditolak oleh DPRD dengan alasan jumlah siswa yang sedikit.
“Alasan DPRD menolak perbaikan sekolah karena siswanya sedikit, jadi anggaran perbaikan selalu dicoret,” keluhnya. Ia menegaskan, jika DPRD menolak anggaran perbaikan gedung sekolah, sebaiknya perbaiki jembatan gantung agar siswa bisa aman menuju sekolah di desa terdekat.
Saat ini, di SDN 178 terdapat tujuh guru dan satu kepala sekolah yang berjuang untuk memberikan pendidikan terbaik bagi siswa meskipun dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!