Bentley Tetap Setia pada Mesin Bensin di Tengah Menurunnya Mobil Listrik Mewah

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Okay, I need to rewrite this article in Indonesian. Let me start by reading through the original text carefully. The main points are about Bentley delaying their transition to electric vehicles, the reasons behind it, and how other brands like Porsche and Audi are also adjusting. There's mention of the CEO changes, market demand, and the EU's 2035 ban.

First, I should structure the content into a new, engaging article. The user wants a minimum of 500 words, so I might need to elaborate a bit. I'll avoid any phrases that reference the original source, like "Dilansir dari..." or "Sumber:."

I'll start with an introduction about the delayed transition to electric cars. Then, break down the key points: Bentley's initial plans, the CEO changes affecting the timeline, the impact on other VW Group brands, and the EU regulations. Use headings for each section to make it readable.

Make sure to use clear lists where possible. For example, list the models that will still use ICE and the reasons for delays. Also, check for any mentions of the original source and rephrase them. Instead of saying "Source: Autocar," maybe just mention the publication without the source tag.

Need to ensure the article flows well, connecting each paragraph logically. Maybe add some context about the luxury car market and how the shift to EVs is challenging for these brands. Also, highlight the conflict between EU regulations and current market demands.

Check the word count as I go. If the original is short, expand it by adding explanations or examples. For instance, explain what PHEV is if necessary, but since the audience is likely familiar, maybe not. Keep the language clear and professional, avoiding jargon unless necessary.

Finally, review the rewritten article to ensure all original points are covered, no source references are left, and it meets the length requirement. Make sure the headings are properly formatted and the content is engaging.

Perubahan Rencana Transisi ke Mobil Listrik di Kalangan Merek Mewah

Perusahaan mobil mewah kini menghadapi tantangan besar dalam menjalankan komitmen transisi ke kendaraan listrik. Sebelumnya, sejumlah merek seperti Bentley dan Lamborghini memberikan target yang ambisius untuk menghentikan produksi kendaraan bermesin pembakaran (ICE) dalam beberapa tahun terakhir. Namun, perubahan permintaan pasar dan tekanan regulasi membuat rencana ini terus bergeser.

Langkah Awal yang Tertunda

Bentley, salah satu produsen mobil mewah yang dikenal dengan desain eksklusif dan performa tinggi, awalnya berkomitmen untuk menghapuskan mobil bermesin pembakaran pada akhir dekade ini. Lima tahun lalu, perusahaan yang berbasis di Crewe itu mengumumkan rencana untuk fokus sepenuhnya pada kendaraan listrik (EV). Namun, realita menunjukkan bahwa target tersebut tidak bisa dipenuhi sesuai jadwal.

Pada 2024, mantan CEO Adrian Hallmark mengungkapkan bahwa Bentley akan tetap memproduksi mobil hibrida plug-in setelah 2030. Saat itu, portofolio kendaraan listrik purna-pabrik (BEV) diharapkan hadir pada 2033. Setelah Frank-Steffen Walliser menjadi CEO, target tersebut diundur lagi hingga 2035. Kini, bahkan rencana tersebut tampak tidak lagi realistis karena berbagai faktor eksternal.

Alasan Penundaan yang Terkait Permintaan Pasar

Bos Bentley mengungkapkan kepada media bahwa permintaan konsumen untuk kendaraan listrik kelas atas masih rendah dibandingkan harapan awal. "Ada penurunan permintaan untuk mobil listrik mewah, dan kebutuhan pelanggan belum cukup kuat untuk mendukung strategi serba listrik," ujarnya. Menurutnya, kondisi pasar saat ini sangat berbeda dibandingkan saat perusahaan mengumumkan inisiatif Beyond100 pada November 2020.

Permintaan yang lebih lambat terhadap kendaraan listrik juga memengaruhi merek-merek lain di bawah Grup Volkswagen, seperti Porsche dan Audi. Kedua merek ini kini mempertahankan mesin pembakaran lebih lama dari yang direncanakan. Hal ini memicu Bentley untuk tetap mengandalkan teknologi powertrain berbahan bakar gas, agar bisa mengakses inovasi terbaru dari mitra industri mereka.

Dampak pada Produk dan Strategi Produksi

Sebagai hasil dari keputusan ini, model-model unggulan Bentley seperti Continental GT, Flying Spur, dan SUV Bentayga akan tetap menggunakan drivetrain berbahan bakar bensin. Selain itu, perusahaan juga akan meluncurkan varian hibrida plug-in dan kendaraan listrik di masa depan.

Model listrik pertama Bentley, yang awalnya dijadwalkan rilis pada 2025, kini ditunda hingga satu tahun. Model ini akan berupa SUV yang sedikit lebih kecil dari Bentayga, dengan desain yang dipratinjau oleh konsep EXP 15. Meski begitu, pengembangan kendaraan ini masih menghadapi tantangan, termasuk kesiapan infrastruktur dan preferensi konsumen.

Perubahan di Bawah Grup Volkswagen

Selain Bentley, merek lain di bawah Grup Volkswagen seperti Lamborghini juga mengalami penundaan. Model listrik pertama Lamborghini, Lanzador, awalnya direncanakan untuk dirilis pada 2028, namun kini digeser ke 2029. Alasan utamanya adalah melemahnya permintaan untuk mobil listrik mewah. Bahkan, CEO Lamborghini Stephan Winkelmann baru-baru ini membuka kemungkinan versi hibrida plug-in untuk model grand tourer empat kursi ini.

Kemunduran ini menunjukkan bagaimana pasar mobil mewah telah bergerak jauh dari prediksi awal. Meski tren global menuju elektrifikasi semakin kuat, permintaan konsumen di segmen premium masih memperlihatkan ketidakpastian.

Tekanan Regulasi dan Tantangan di Eropa

Di sisi lain, Uni Eropa masih bersikeras untuk melarang penjualan mobil bermesin pembakaran baru mulai 2035. Aturan ini membuat produsen mobil terjebak dalam dilema antara kebijakan lingkungan dan realitas pasar. Meski demikian, larangan tersebut akan ditinjau kembali sebelum akhir tahun ini, memberikan harapan bagi kendaraan hibrida plug-in (PHEV) untuk tetap legal setelah tanggal batas waktu yang ditetapkan.

Keputusan ini menunjukkan bahwa transisi ke mobil listrik bukanlah proses yang mudah, terutama bagi merek-merek yang memiliki identitas kuat berdasarkan mesin pembakaran. Bagaimanapun, para produsen harus menyeimbangkan antara keberlanjutan lingkungan, keinginan konsumen, dan regulasi yang terus berkembang.