Briptu Rizka dan Brigadir Esco Sering Bertengkar, Ayah Mertua Jadi Tempat Curhat: Saya Damaikan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kondisi Rumah Tangga yang Tidak Stabil

Dalam kasus pembunuhan Brigadir Esco Faska Rely, diketahui bahwa pernikahan antara Briptu Rizka dan Brigadir Esco tidak selalu harmonis. Ayah mertua dari Briptu Rizka, yang juga ayah kandung dari Brigadir Esco, Samsul, mengungkapkan bahwa pasangan ini sering kali terlibat perselisihan. Setiap kali terjadi konflik, keduanya selalu datang ke Samsul untuk bercerita.

Kehidupan rumah tangga yang penuh dengan ketegangan ini tampaknya menjadi salah satu faktor penyebab tragedi yang terjadi. Bahkan setelah membunuh suaminya, Briptu Rizka sempat curhat kepada Samsul. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara Briptu Rizka dan suaminya memang sangat rentan terhadap konflik.

Penemuan Jasad Brigadir Esco

Jasad Brigadir Esco pertama kali ditemukan pada 24 Agustus 2025, di Dusun Nyiur Lembang Dalem, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok, Nusa Tenggara Barat. Lokasi penemuan jasad ini hanya sekitar 12 meter dari rumahnya. Sebelumnya, Brigadir Esco dilaporkan menghilang sejak tanggal 13 Agustus 2025.

Setelah hampir satu bulan hilang, akhirnya polisi menetapkan istrinya, yang juga seorang polwan, sebagai tersangka atas kematian Brigadir Esco. Ia ditahan di Rutan Direktorat Perawatan Tahanan dan Barang Bukti (Dittahti) Polda NTB sejak Sabtu (21/9/2025).

Hasil Otopsi dan Pengakuan Saksi

Hasil otopsi menunjukkan bahwa Brigadir Esco tewas akibat hantaman benda tumpul. Sebelum ditetapkan sebagai tersangka, Briptu Rizka sempat merasa tersudutkan. Ia meminta bantuan Samsul karena penyidik mengarahkan dirinya menjadi tersangka.

Briptu Rizka bahkan sempat meminta tolong melalui chat kepada Samsul. Ia mengatakan bahwa ia tidak bisa ke sana membawa cucu atau menjenguk makam karena sedang diperiksa. Ia merasa bingung dengan arah penyidikan yang terlalu mengarah padanya.

Samsul memberi nasihat agar Briptu Rizka jujur dalam menghadapi penyidik. Ia menyarankan agar Briptu Rizka mengakui jika memang ia pelakunya. Meskipun begitu, Samsul tetap memperlakukan Briptu Rizka seperti anak sendiri.

Buku-Buku Bukti yang Mengkhawatirkan

Menurut Samsul, kecurigaannya terhadap Briptu Rizka sebagai pembunuh Brigadir Esco berawal dari adanya barang bukti berupa bercak darah milik korban. Bercak darah itu ditemukan di beberapa benda di dalam rumah Briptu Rizka, termasuk handuk anak korban yang ditemukan di ruang anak korban.

Selain itu, ada juga bercak darah di belakang pintu anak korban dan di tissue. Samsul mengaku kaget dengan temuan tersebut. Ia tidak menyangka bahwa bercak darah tersebut bisa ada di tempat-tempat tersebut.

Hubungan Keluarga yang Kompleks

Samsul menyatakan bahwa selama ini ia tidak mencurigai Briptu Rizka. Ia merasa bingung dengan hal-hal yang terjadi. Menurutnya, Briptu Rizka memiliki karakter yang cukup keras. Namun, meskipun demikian, ia tetap memperlakukan Briptu Rizka seperti anak sendiri.

Ia juga mengungkapkan bahwa sehari-hari, baik Brigadir Esco maupun Briptu Rizka selalu curhat kepadanya jika ada masalah. Ia selalu berusaha mendamaikan keduanya tanpa mengambil pihak. Ia percaya bahwa mereka sudah satu hati dan tidak ingin ikut campur dalam urusan rumah tangga mereka.