
Peran Warga dalam Mengatasi Masalah Sampah di Kota Cimahi
Di Kota Cimahi, Jawa Barat, peran masyarakat dalam mengelola sampah kini menjadi fokus utama. Berbagai inisiatif dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi warga dalam pengelolaan sampah. Salah satu program yang menarik perhatian adalah replikasi pilot project “Pilah Sampah dari Sumber” yang diluncurkan oleh Tim Penguatan Peran Aktif Masyarakat (PPAM-ISWMP) bersama Duta Pilah Sampah di RW 14 Kelurahan Cipageran.
Program ini dirancang sebagai solusi terhadap darurat sampah yang membebani Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sentiong dan Lebaksaat. Berbeda dengan pendekatan biasa, gerakan ini langsung menyasar rumah-rumah warga dengan berbagai kegiatan seperti edukasi door to door, penempelan stiker pilah sampah, pembagian ember organik, hingga penimbangan sampah untuk mengukur efektivitas pengurangan.
Hasilnya sangat signifikan. Partisipasi warga meningkat pesat, sekaligus membuka jalan bagi perubahan budaya pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga. Program ini tidak hanya memberikan edukasi, tetapi juga menciptakan kebiasaan baru yang lebih ramah lingkungan.
Apresiasi dari Pemerintah Kelurahan
Adnan, S.A.P, Kasi Sarana dan Prasarana Kelurahan Cipageran, menegaskan bahwa kebiasaan sederhana memilah sampah bisa memberi dampak luar biasa. Menurutnya, gerakan pilah sampah dari sumber ini adalah investasi jangka panjang.
“Dengan kebiasaan sederhana, kita bisa mengurangi beban TPST, menjaga lingkungan, sekaligus membangun budaya baru yang sehat dan bersih di masyarakat,” ujarnya.
Perubahan Nyata dari Suara Warga
Ratna, salah seorang Duta Pilah Sampah sekaligus warga aktif RW 14, mengaku program ini membawa perubahan nyata. Ia mengatakan setelah ada sosialisasi dan pembagian ember organik, ia jadi terbiasa memilah sampah.
“Rumah lebih rapi, lingkungan lebih sehat. Kalau semua warga kompak, Cimahi pasti bisa bebas dari masalah sampah,” katanya penuh semangat.
Harapan untuk Wilayah Lain
Lurah Cipageran, Asep Hendrayana, menilai keberhasilan program ini adalah bukti kuatnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan relawan lingkungan. Menurutnya, pilah sampah bukan lagi sekadar kegiatan, tapi sudah mulai jadi budaya warga.
“Model kolaboratif ini harus terus dikembangkan agar bisa menginspirasi wilayah lain,” tegasnya.
Miftah dari Tim PPAM Kota Cimahi pun menambahkan: “Perubahan besar selalu berawal dari langkah kecil. Warga Cipageran membuktikan bahwa solusi untuk krisis sampah bisa lahir dari rumah.”
Menuju Cimahi Bebas Darurat Sampah
Program replikasi di RW 14 Cipageran kini menjadi titik awal yang diharapkan bisa menjalar ke wilayah lain di Cimahi. Dengan dukungan penuh pemerintah kelurahan, Duta Pilah Sampah, serta tim PPAM–ISWMP, gerakan ini membuktikan bahwa solusi lingkungan tidak selalu harus mahal dan rumit — cukup dimulai dari rumah, dilakukan bersama-sama. Dengan kerja sama yang baik, Cimahi memiliki potensi besar untuk menjadi kota yang bebas dari masalah sampah.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!