
Kasus Pembunuhan Polisi di Lombok Barat: Misteri Motif dan Keterlibatan Pihak Ketiga
Kasus pembunuhan yang melibatkan seorang anggota polisi terhadap rekan sesama polisi di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), kini menjadi perhatian publik. Brigadir Esco Faska Rely ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan dekat rumahnya. Kejadian ini berlangsung di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat.
Brigadir Esco adalah anggota intel Polsek Sekotong. Ia dinyatakan hilang pada 19 Agustus 2025 dan jasadnya baru ditemukan pada 25 Agustus setelah berada di kebun sekitar 50 meter dari rumah korban. Saat ini, istri korban, Briptu Rizka, telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pembunuhan ini.
Namun, hingga kini motif Briptu Rizka membunuh suaminya masih dalam penyelidikan. Beberapa isu beredar mengatakan bahwa Brigadir Esco dibunuh karena memergoki Bripka Rizka tengah berselingkuh. Namun, kuasa hukum Briptu Rizka, Syarifuddin, menyangkal keras informasi tersebut. Menurutnya, klaim tentang perselingkuhan hanya gosip yang tidak terbukti.
“Tidak benar kalau dibilang ada perselingkuhan. Itu hanya gosip liar yang sama sekali tidak terbukti,” ujar Syarifuddin. Ia juga menegaskan bahwa pemberitaan soal hubungan gelap justru bisa menyesatkan publik dan merusak asas praduga tak bersalah. Ia meminta masyarakat menunggu fakta persidangan agar kebenaran kasus ini terungkap secara terang benderang.
Dugaan Keterlibatan Pihak Ketiga
Di tengah misteri motif Briptu Rizka membunuh suami, muncul dugaan bahwa ia tidak bekerja sendiri dalam melakukan aksi tersebut. Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri, menyampaikan bahwa kemungkinan adanya pihak ketiga sangat mungkin terjadi. Pandangan ini muncul dari keraguan publik terhadap kemampuan seorang perempuan untuk mengalahkan laki-laki secara fisik.
“Maka dibutuhkan keterlibatan pihak lain untuk menyelesaikan aksi kejahatan yang dia (Briptu Rizka) lakukan,” jelas Reza. Jika Briptu Rizka melakukan aksi sendiri, kemungkinan besar ia melemahkan suaminya dengan racun dalam makanan atau minuman. Dalam kondisi lemah, eksekusi kejahatan bisa dilakukan tanpa perlawanan berarti.
Motif Emosional yang Mungkin Terkait
Selain itu, Briptu Rizka sempat meninggalkan jejak emosional di media sosial. Sehari setelah Brigadir Esco dikabarkan hilang, tepatnya 20 Agustus 2025, Briptu Rizka menulis pesan panjang di akun TikTok pribadinya. Isi tulisan itu menyentuh perjuangan hidup yang terasa berat serta harapan untuk masa depan anak semata wayangnya.
“Anakku, seberat dan serumit apapun duniaku, aku akan berusaha memberikan yang terbaik untukmu. Sekeras dan sekejam apapun duniaku, aku akan perjuangkan dunia yang indah bagimu,” tulis Briptu Rizka. Jejak serupa juga terlihat pada 29 Juli, saat ia kembali menyinggung soal anaknya dan berharap segala kesulitan hidup cukup ditanggung olehnya sendiri.
Reza Indragiri menilai bahwa motif emosional patut dikedepankan dalam menjelaskan latar belakang kasus ini. “Memang spekulasi yang lebih patut dikedepankan adalah kemungkinan motif emosional,” ucap Reza. Ia menambahkan bahwa rasa cemburu yang tidak terkendali bisa memicu tindakan ekstrem, terutama jika hubungan rumah tangga sudah retak.
Kesimpulan
Kasus ini masih dalam penyelidikan dan pengadilan akan menjadi tempat untuk mengungkap kebenaran. Meski beberapa isu beredar, penting bagi masyarakat untuk tidak terburu-buru menyimpulkan. Hingga semua fakta terungkap, kasus ini tetap menjadi misteri yang menarik perhatian publik.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!