Danantara Angkat Bicara soal 46 Konglomerat Pembeli Patriot Bond

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penjelasan Danantara Mengenai Patriot Bonds dan Partisipasi Para Konglomerat

Badan Pengelola Investasi Daya Anugrah Nusantara atau Danantara memberikan pernyataan resmi mengenai partisipasi 46 konglomerat Indonesia dalam program Patriot Bonds. Dalam daftar tersebut, terdapat nama-nama besar seperti Antony Salim, Prajogo Pangestu, Sugianto Kusuma, Franky Widjaja, Boy Thohir, hingga Edwin Soeryadjaya. Namun, pihak Danantara menegaskan bahwa informasi tersebut bukanlah data resmi yang dikeluarkan oleh lembaga tersebut.

Mohamad Al-Arief, MD Global Relations and Governance dari Danantara Indonesia, menyampaikan bahwa tidak ada daftar resmi yang dikeluarkan mengenai calon pembeli Patriot Bond. Ia menjelaskan bahwa skema penerbitan obligasi ini dilakukan dalam bentuk private placement, yang berarti hanya ditawarkan kepada investor tertentu dan bukan untuk publik umum. Partisipasi dalam program ini bersifat sukarela dan tidak wajib.

Ia juga menekankan bahwa Danantara berkomitmen menjalankan mandat sebagai pengelola investasi negara dengan prinsip kehati-hatian, transparansi, serta tata kelola yang kuat. Setiap inisiatif pembiayaan yang dijalankan bertujuan untuk mendukung transformasi ekonomi jangka panjang Indonesia. Menurutnya, prinsip mendasar dari Patriot Bonds adalah partisipasi sukarela dan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan pelaku usaha.

Selain itu, ia menyebutkan bahwa skema ini memberikan kesempatan bagi kelompok usaha Indonesia untuk berkontribusi pada agenda pembangunan lintas generasi. Hal ini sekaligus memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan jangka panjang masyarakat.

Konfirmasi Partisipasi dari Salah Satu Konglomerat

Meski demikian, salah satu konglomerat yang masuk dalam daftar, yaitu Dato Sri Tahir, telah mengonfirmasi keikutsertaannya dalam pembelian Patriot Bond. Ia menyatakan bahwa dukungan terhadap program pemerintah sangat penting karena akan membawa manfaat bagi rakyat Indonesia.

Daftar 46 Konglomerat yang Diduga Terlibat dalam Patriot Bonds

Berikut adalah daftar 46 konglomerat yang diduga ikut berpartisipasi dalam Patriot Bonds:

  • Antony Salim – Salim & DCI – Rp 3 triliun
  • Prajogo Pangestu – Barito – Rp 3 triliun
  • Sugianto Kusuma – Agung Sedayu & Erajaya – Rp 3 triliun
  • Franky Widjaja – Sinar Mas – Rp 3 triliun
  • Boy Thohir, Edwin Soeryadjaya – Adaro & Saratoga – Rp 3 triliun
  • James Riady – Lippo – Rp 1,5 triliun
  • Tommy Winata – Artha Graha – Rp 1,6 triliun
  • Dato Tahir – Mayapada – Rp 1 triliun
  • Budi Hartono – Djarum – Rp 3 triliun
  • Hilmi Panigoro – Amman Mineral – Rp 1,5 triliun
  • Gunawan Lim – Harita – Rp 1,5 triliun
  • Martua Sitorus – KPN – Rp 1 triliun
  • Martias – First Resources – Rp 1 triliun
  • Prijono Sugiarto – Astra – Rp 3 triliun
  • Peter Sondakh – Rajawali Corpora – Rp 1 triliun
  • Eddy Sugianto – Mandiri Coal – Rp 1 triliun
  • Eddy Sariaatmadja – Emtek Group – Rp 1,5 triliun
  • Kiki Barki – Harum Energy – Rp 1 triliun
  • Bachtiar Karim – Musim Mas – Rp 1 triliun
  • William Katuari – Wings – Rp 1,1 triliun
  • Low Tuck Kwong – Bayan Resources – Rp 3 triliun
  • Arif Rachmat – Triputra – Rp 0,75 triliun
  • Harun Hajadi – Ciputra Group – Rp 0,3 triliun
  • Sukanto Tanoto – RGE Group – Rp 1,5 triliun
  • Djoko Susanto – Alfa Group – Rp 0,8 triliun
  • Alexander Tedja – Pakuwon Group – Rp 1,1 triliun
  • Nurhayati Subakat – Paragon – Rp 0,1 triliun
  • Putra Sampoerna – Sampoerna Agro – Rp 0,5 triliun
  • Mucki Tan – Rodamas Group – Rp 0,3 triliun
  • Renaldo Santosa – Japfa – Rp 0,275 triliun
  • Jogi Hendra Atmadja – Mayora – Rp 1 triliun
  • Soetijpto Nagaria – Summarecon – Rp 0,55 triliun
  • Haryanto Adikoesoemo – AKR – Rp 0,25 triliun
  • Widarto Oey – Sungai Budi Group – Rp 0,3 triliun
  • Sjamsul Nursalim – Gajah Tunggal/MAP – Rp 1,5 triliun
  • Soedomo Mergonoto – Kapal Api Group – Rp 0,275 triliun
  • Chandy Kusuma – FKS Group – Rp 0,3 triliun
  • Arsjad Rasjid – Indika Energy – Rp 0,3 triliun
  • Kuncoro Wibowo – Kawan Lama Group – Rp 0,3 triliun
  • Husodo Angkosubroto – Gunung Sewu – Rp 0,3 triliun
  • Sudhamek – Garudafood – Rp 0,2 triliun
  • Muki Hamami – Trakindo Group – Rp 0,5 triliun
  • Chearavanont – Charoen Pokphand – Rp 0,3 triliun
  • Handojo S. Muljadi – Tempo Scan Pacific – Rp 0,05 triliun
  • Marcel Menaro – Meratus Line – Rp 0,1 triliun
  • Rukun Rahardja Group – Rukun Rahardja Group – Rp 0,2 triliun

Peringkat AAA dari Fitch Ratings

PT Danantara Investment Management berhasil meraih peringkat AAA (idn) dari Fitch Ratings Indonesia. Peringkat ini diperoleh setelah tim Fitch melakukan evaluasi terhadap kemampuan Danantara dalam memenuhi komitmen keuangan. Peringkat AAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Fitch, yang termasuk dalam tiga besar lembaga pemeringkat internasional bersama Moody's dan S&P.

Dalam dokumen resmi yang dipublikasikan melalui laman LinkedIn Danantara Indonesia, disebutkan bahwa perusahaan baru saja beroperasi dan belum memiliki rekam jejak investasi sebelumnya. Patriot Bonds senilai Rp 50 triliun akan menjadi obligasi pertama yang diterbitkan oleh Danantara.