
Pengembangan Bisnis CNG di Jawa Tengah untuk Sektor Katering
PT Jateng Petro Energi (JPEN) sedang memperluas potensi bisnisnya dalam penggunaan Compressed Natural Gas (CNG) khususnya untuk sektor katering. Salah satu program yang didukung adalah Makan Bergizi Gratis (MBG), yang bertujuan memberikan makanan bergizi kepada masyarakat. CNG, sebagai bahan bakar berbasis gas alam yang telah dimampatkan, menawarkan keunggulan dalam hal emisi yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar seperti bensin, solar, atau elpiji.
Direktur Utama PT JPEN, Dwi Budi Sulistiyana, menyatakan bahwa Jawa Tengah membutuhkan sekitar 3.400 dapur MBG untuk melayani sekitar 8 juta penerima manfaat di 35 kabupaten dan kota. Dari perhitungan yang dilakukan, setiap dapur dapat menyediakan 3.000 porsi makanan per bulan, sehingga kebutuhan gas mencapai 1.800 m³ per bulan. Dengan jumlah tersebut, total kebutuhan gas akan mencapai 6,1 juta m³ per bulan, atau sekitar 204.000 m³ per hari. Jika dibagi dengan kapasitas produksi, maka diperlukan sekitar 7,2 MMSCFD.
Dari sisi ekonomi, diperkirakan kebutuhan energi di Jawa Tengah mencapai sekitar Rp 550 miliar. Jika seluruh kebutuhan energi dipenuhi menggunakan CNG dan atau LNG (metana), maka akan terjadi penghematan sebesar Rp 0,5 triliun dari impor LPG. Hal ini menunjukkan potensi besar yang bisa dimanfaatkan oleh JPEN dalam mengembangkan bisnis CNG.
Dwi menilai bahwa potensi ini sangat strategis karena adanya kebutuhan energi yang tinggi, operasional harian yang masif, serta lokasi dapur yang mayoritas berada di luar jangkauan jaringan gas pipa. Selain itu, PT JPEN baru-baru ini meraih penghargaan Indonesian Best Winner Award 2025 dalam kategori The Most Improvement Company of The Year dari Majalah Indonesia Inspire. Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi atas keberhasilan perusahaan dalam pengembangan, peningkatan kualitas, dan inovasi.
Sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan konversi energi dari LPG ke CNG, PT JPEN meluncurkan produk inovatif CNG tabung yang ditujukan untuk sektor hotel, restoran, dan catering (HORECA). Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi juga menyatakan bahwa dapur MBG di Jawa Tengah akan menggunakan CNG sebagai bahan bakar utama. Saat ini, dari total 3.400 dapur MBG, sebanyak 202 di antaranya sudah beroperasi.
Luthfi menegaskan bahwa penggunaan CNG merupakan bagian dari upaya integrasi swasembada energi melalui energi terbarukan. Ia juga meminta PT JPEN sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jateng untuk terus mengembangkan penggunaan CNG. Menurutnya, energi terbarukan yang diinisiasi oleh JPEN memiliki basis di Jateng, sehingga modal bisa diperbesar agar tidak hanya menyasar MBG tetapi juga bisa mencakup lebih banyak masyarakat.
Selain itu, Luthfi menekankan bahwa BUMD harus mempertimbangkan aspek bisnis, terutama dalam hal layanan langsung kepada masyarakat. Dengan demikian, perekonomian di Jawa Tengah akan menjadi lebih kuat. Ia juga menyebutkan bahwa sumur energi di Grobogan dan Blora bisa menjadi sumber daya tambahan untuk mendukung pengembangan CNG.
CNG sendiri merupakan bahan bakar berbasis gas alam yang telah dimampatkan. Keunggulan utamanya adalah emisi yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar lainnya seperti bensin, solar, atau elpiji. Dengan demikian, penggunaan CNG tidak hanya membantu mengurangi dampak lingkungan tetapi juga memberikan solusi energi yang lebih efisien dan ekonomis.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!