Di Balik Kebijakan Penutupan Mie Gacoan Probolinggo

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penutupan Sementara Mie Gacoan di Probolinggo

Mie Gacoan, salah satu gerai restoran yang terkenal di Kota Probolinggo, Jawa Timur, harus menghentikan sementara operasionalnya sejak Senin (22/9/2025). Tindakan ini dilakukan oleh Pemerintah Kota Probolinggo sebagai langkah administratif untuk mengevaluasi kelengkapan dokumen perizinan usaha yang dimiliki oleh gerai tersebut.

Dinas Satpol PP dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Probolinggo melakukan penyegelan dengan memasang banner penutupan di gerai Mie Gacoan. Di balik penutupan yang cukup mencolok dengan banner kuning yang dipasang di gerai Jalan Suroyo, terdapat kisah dari berbagai pihak yang berharap ada solusi terbaik.

Wali Kota Probolinggo Aminuddin menjelaskan bahwa penutupan ini bukanlah bentuk sanksi permanen, melainkan bagian dari mekanisme pengawasan dan penertiban usaha di wilayahnya. Ia menegaskan bahwa langkah ini diambil demi menciptakan iklim investasi yang tertib, adil, dan berkelanjutan.

"Operasional dihentikan sementara mulai 22 September 2025 hingga paling lambat 21 Oktober 2025. Kami membuka ruang dialog dan pendampingan bagi pelaku usaha yang ingin melengkapi persyaratan izin," ujar Aminuddin, Senin (22/9/2025).

Menurut Aminuddin, selama proses evaluasi berlangsung, seluruh usaha di wilayah Kota Probolinggo, termasuk Mie Gacoan akan diawasi secara adil tanpa diskriminasi. "Jika semua dokumen lengkap dalam waktu 30 hari, operasional restoran tersebut dapat kembali berjalan normal," tegas Aminuddin.

Namun, di balik langkah pemerintah, muncul keberatan dari pihak pengelola Mie Gacoan. Corporate Communications Manager PT Pesta Pora Abadi, Purnama Aditya menyatakan bahwa perusahaan merasa keberatan dengan penutupan ini karena mereka menilai sudah menjalankan prosedur perizinan sesuai aturan.

“Ada upaya kooperatif dari awal, kami sudah menunjuk konsultan dan mengajukan semua dokumen yang diperlukan, termasuk Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dan Analisis Dampak Lalu Lintas (Amdalalin). Kami juga sudah menyampaikan surat keberatan sebelumnya,” ujar Adit saat dihubungi, Selasa (23/9/2025).

Adit menambahkan, penutupan ini berdampak besar terhadap sekitar 100 karyawan, mayoritas tenaga lokal, dan mitra ojek online yang melayani ratusan order harian. Pihaknya berharap ada solusi yang tidak memberatkan pihak pengelola dan mitra usaha.

Kendati demikian, manajemen Mie Gacoan mengklaim telah melakukan berbagai upaya untuk memenuhi ketentuan, termasuk memperluas lahan parkir di sekitar restoran. Mereka juga menilai, pengelolaan lahan parkir yang ditawarkan pemerintah justru akan membebani biaya operasional.

“Terkait pajak, kami rutin menjalankan kewajiban. Tidak ada masalah dari sisi keuangan,” tambah Adit.

Di lokasi, terlihat situasi sepi saat petugas dan pengelola menyusun meja dan kursi. Kendaraan pikap juga tampak bersiap mengangkut barang. Keputusan pemerintah ini memunculkan berbagai reaksi dari masyarakat dan pelaku usaha. Bagi sebagian orang, penutupan sementara ini merupakan langkah penting untuk memastikan semua usaha berjalan sesuai ketentuan hukum. Bagi yang lain, terutama karyawan dan mitra, situasi ini menimbulkan kekhawatiran dan ketidakpastian ekonomi.

Sementara itu, di tengah pembatasan ini, dialog dan komunikasi tetap dibuka agar solusi terbaik bisa segera ditemukan. Pihak terkait berharap dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang saling menguntungkan dan mempertimbangkan kepentingan semua pihak.