
Tren Penurunan Yield Surat Utang Negara di Pasar Indonesia
Pasar surat utang di Indonesia mengalami tren penurunan yield yang menunjukkan kondisi pasar yang lebih stabil. Hal ini memberikan keuntungan bagi investor yang mencari opsi investasi dengan risiko rendah dan imbal hasil yang kompetitif.
Menurut data dari Tradingeconomics, yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun turun sebesar 0,009% secara harian menjadi 6,33%. Pada pekan lalu, tingkat imbal hasil tersebut berada di posisi 6,45%. Sementara itu, yield SUN tenor 5 tahun juga mengalami penurunan menjadi 5,53%, turun dari 5,63% pada akhir pekan sebelumnya.
Ahmad Nasrudin, Fixed Income Analyst dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), menjelaskan bahwa penurunan yield SUN terjadi karena inflasi yang terjaga dalam kondisi stabil. "Inflasi yang stabil memberi ruang bagi Bank Indonesia untuk melanjutkan kebijakan moneter yang akomodatif," ujarnya.
Kupon yang Ideal dan Keunggulan SBN Ritel
Dalam situasi penurunan yield obligasi pemerintah, Ahmad menyatakan bahwa kisaran kupon yang ideal sangat bergantung pada risiko dan tenor obligasi. Namun, ia memberikan contoh seperti SBN Ritel terbaru, ORI028, yang memiliki kupon antara 5,35% hingga 5,65% per tahun. Angka ini sering dianggap sebagai premium dibandingkan rata-rata bunga deposito bank BUMN dan memiliki risiko yang sangat rendah karena dijamin oleh negara. Oleh karena itu, SBN Ritel tetap menarik bagi para investor.
Di pasar sekunder, imbal hasil SUN tenor 5 dan 10 tahun tercatat berada di kisaran 5,59% hingga 6,36%. Menurut Ahmad, obligasi pemerintah yang menawarkan kupon lebih tinggi dari kisaran tersebut, terutama seri-seri lama, dinilai lebih menarik bagi investor. Ia menambahkan bahwa kupon yang lebih tinggi dari suku bunga acuan BI saat ini sebesar 4,75% dan lebih tinggi dari rata-rata bunga deposito/tabungan masih relatif kompetitif.
Prospek Obligasi Pemerintah di Sisa Tahun Ini
Ahmad menilai prospek obligasi pemerintah di sisa tahun ini masih positif. Dengan kata lain, harga obligasi diperkirakan akan terus naik dan yield akan terus turun. Salah satu faktor pendukung proyeksi ini adalah stabilitas fiskal dan postur APBN.
Menurutnya, kebijakan fiskal pemerintah yang baru, termasuk target defisit dan disiplin anggaran, akan memengaruhi kepercayaan investor terhadap kemampuan negara dalam membayar utang. Hal ini secara langsung memengaruhi yield obligasi.
Perkiraan Imbal Hasil SUN di Akhir Tahun 2025
Berdasarkan proyeksi Ahmad, imbal hasil SUN tenor 10 tahun diperkirakan akan berada di kisaran 6,00% hingga 6,25% hingga akhir 2025. Sedangkan untuk SUN tenor 5 tahun, kisaran imbal hasilnya diperkirakan berada di 5,00% hingga 5,40%.
Dengan kondisi pasar yang stabil dan kebijakan moneter yang akomodatif, obligasi pemerintah tetap menjadi pilihan investasi yang menarik bagi para investor yang mencari keamanan dan imbal hasil yang kompetitif.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!