
Program Magang untuk Lulusan Baru: Solusi Sementara atau Jalan Keluar yang Efektif?
Pemerintah akan meluncurkan program magang khusus bagi lulusan baru pada 15 Oktober 2025. Program ini ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada lulusan perguruan tinggi yang belum bekerja dalam satu tahun terakhir. Meski dianggap sebagai langkah penting, banyak pihak menilai bahwa program ini hanya menjadi solusi sementara, bukan jawaban jangka panjang atas masalah pengangguran.
Kepala Kajian Sosial dan Ketenagakerjaan LPEM FEB UI, Muhammad Hanri, mengungkapkan bahwa program magang ini lahir dari kondisi pasar tenaga kerja Indonesia yang sering kali membuat lulusan diploma dan sarjana menghadapi masa tunggu panjang setelah lulus. Ia menilai, meskipun magang tradisional biasanya diperuntukkan bagi mahasiswa, situasi di Indonesia berbeda. Banyak lulusan baru mengalami kesulitan memperoleh pekerjaan segera setelah lulus, sehingga program magang ini berfungsi sebagai "buffer" sementara.
Namun, Hanri menekankan bahwa program ini tidak bisa dianggap sebagai kegagalan pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja. Menurutnya, inisiatif ini lebih tepat dipandang sebagai respons pragmatis untuk mengurangi angka pengangguran terbuka. Meski demikian, ia mengingatkan bahwa skala program ini relatif kecil dibandingkan kebutuhan tenaga kerja baru setiap tahun. Diperkirakan ada sekitar 1,5 juta lulusan per tahun, sedangkan program magang hanya menargetkan maksimal 100 ribu peserta. Hal ini membuat kontribusinya terbatas.
Menurut Hanri, program magang harus dirancang agar tidak hanya menjadi subsidi upah, tetapi juga menjadi pintu masuk bagi lulusan baru ke sektor-sektor yang sedang berkembang dan membutuhkan keterampilan baru. Dengan demikian, pengalaman magang dapat berfungsi sebagai jembatan menuju pekerjaan penuh waktu.
Mekanisme Pelaksanaan Program Magang
Sebelum peluncuran resmi, pemerintah telah merancang mekanisme pelaksanaan program magang yang terstruktur. Program ini ditujukan untuk lulusan perguruan tinggi maksimal satu tahun, bukan untuk mahasiswa. Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menjelaskan bahwa tujuan program magang tetap sama, yaitu memberikan pengalaman kerja kepada lulusan baru.
Yassierli mengatakan bahwa program ini merupakan arahan dari Presiden. Pihaknya menargetkan lulusan yang telah lulus dalam satu tahun terakhir. Meski bukan mahasiswa, skema magang tetap dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada lulusan tersebut untuk mendapatkan exposure tentang dunia kerja.
Untuk memastikan efektivitasnya, perusahaan yang menerima peserta magang harus menyiapkan mentor. Dengan adanya mentor, peserta magang dapat meningkatkan kompetensinya selama masa magang. Program ini akan berlangsung selama enam bulan, dimulai pada 15 Oktober 2025.
Tahapan Pelaksanaan Program Magang
Program magang fresh graduate terdiri dari dua tahapan. Pertama, dari tanggal 1 hingga 7 Oktober 2025, perusahaan yang memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha) dan terdaftar di WLKP (Wajib Lapor Ketenagakerjaan Perusahaan) dapat mengunggah kebutuhan magangnya. Persyaratan yang diberlakukan antara lain, perusahaan harus menyiapkan mentor dan menawarkan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi. Setelah selesai, peserta akan menerima sertifikat magang.
Tahap kedua berlangsung dari 7 hingga 13 Oktober 2025, saat calon peserta magang dapat melakukan pendaftaran melalui platform Ayo Magang di laman SIAPkerja (https://siapkerja.kemnaker.go.id/). Tidak ada persyaratan tambahan karena data lulusan telah terintegrasi dengan Kemendiktisaintek.
Yassierli menjelaskan bahwa kuota untuk tahap pertama adalah 20 ribu peserta. Pemerintah akan berusaha membagi kuota secara proporsional sesuai jumlah lulusan di setiap provinsi. Selain itu, peserta akan mendapatkan gaji sesuai upah minimum kota/kabupaten tempat mereka magang.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!