
Penurunan Harga Saham Emiten Tambang Emas, Apa Sebabnya?
Harga saham sejumlah emiten tambang emas di pasar modal Indonesia mengalami penurunan tajam meski harga komoditas emas terus meningkat. Hal ini menarik perhatian para analis yang menyebutkan bahwa aksi ambil untung atau taking profit menjadi salah satu faktor utama penyebabnya.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/9), beberapa saham emiten tambang emas mengalami penurunan signifikan. Contohnya, saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) turun 9,46% atau 105 poin ke level 1.005. Sementara itu, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) merosot 4,24% atau 140 poin ke level 3.160, dan saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) juga turun 4,09% atau 90 poin ke level 2.110.
Analisis dari Ahli Pasar
Menurut Head of Research Korea Investment and Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi, koreksi tajam pada harga saham emiten tambang emas tersebut merupakan dampak dari aksi ambil untung setelah adanya reli yang cukup besar dalam pekan sebelumnya. Investor cenderung melakukan realisasi keuntungan ketika harga emas mencapai titik tertinggi sepanjang masa (ATH).
Wafi menjelaskan bahwa penurunan harga saham hanya bersifat teknikal dan tidak mengindikasikan perubahan fundamental dari emiten tersebut. Ia menilai saham ANTM masih menarik karena diversifikasi bisnis yang dilakukan oleh perusahaan, yaitu bisnis emas dan nikel. Dua lini bisnis ini diharapkan memberikan keuntungan lebih besar bagi ANTM, terutama dengan momentum harga emas yang terus naik dan proyek hilirisasi nikel.
Di sisi lain, ARCI masuk ke dalam kategori saham berkapitalisasi kecil (small cap) yang sangat sensitif terhadap pergerakan harga emas. Wafi menyatakan bahwa saham ini lebih cocok untuk investor atau trader agresif, meskipun fundamentalnya belum sekuat saham-saham berkapitalisasi besar. Prospek ARCI bergantung pada output produksi dan likuiditas saham.
Proyeksi Target Harga Saham
Selain itu, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) sedang fokus pada ekspansi melalui pembangunan fasilitas heap leach plant untuk meningkatkan produksi emas. Jika produksi berjalan sesuai target, kinerja BRMS berpeluang membaik secara signifikan. Wafi menilai saham BRMS cocok bagi investor yang siap menghadapi volatilitas tinggi.
Sementara itu, MDKA memiliki eksposur ganda terhadap emas dan tembaga. Meski prospek emas tetap positif, harga tembaga cenderung fluktuatif. Namun, narasi hilirisasi smelter tetap menjadi nilai tambah bagi MDKA dalam jangka panjang.
Wafi memberikan proyeksi target harga saham terdekat untuk masing-masing emiten, antara lain: - ANTM: Rp 4.400 - ARCI: Rp 940 - BRMS: Rp 900 - MDKA: Rp 2.200
Perspektif Analis Lain
Hal senada disampaikan oleh Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta. Menurutnya, koreksi harga saham emiten tambang emas terjadi karena aksi ambil untung. Di sisi lain, Ivan Rosanova dari BinaArtha Sekuritas memberikan prediksi target harga jangka pendek saham emiten tambang emas, seperti ANTM dengan rentang harga Rp 3.400 hingga Rp 4.080, serta MDKA dengan kisaran harga Rp 2.340 hingga Rp 2.890.
Kenaikan Harga Emas Global
Di sisi lain, harga emas global kembali mencatat rekor tertinggi pada Selasa (30/9) di tengah kekhawatiran potensi penutupan pemerintah Amerika Serikat dan meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga The Federal Reserve. Harga emas di pasar spot naik 1% menjadi US$ 3.870,14 per ons. Pada periode sebulan terakhir, harga emas di pasar spot naik 8,47% atau sebesar 298,71 poin. Dalam enam bulan terakhir, harga emas telah melesat 22,92% atau sebesar 713,65 poin.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!