Gubernur Nigeria melarang pesta kelulusan taman kanak-kanak dan kelas 3 JSS, memberikan alasan

• Pemerintah negara bagian Imo telah menyetujui kebijakan untuk mempromosikan sistem pendidikan yang efisien yang bermanfaat bagi siswa, orang tua, dan masyarakat luas.
• Gubernur Hope Uzodimma menyetujui larangan segera atas pesta kelulusan untuk siswa taman kanak-kanak, taman pendidikan, dan Sekolah Menengah Pertama (JSS3), dengan alasan beban keuangan
• Komisioner pendidikan, Prof. Bernard Ikegwuoha, mengonfirmasi ini dan membagikan detail lebih lanjut

aiotrade.app.ngJurnalis Esther Odili memiliki lebih dari dua tahun pengalaman meliput partai-partai politik dan gerakan.

Pemerintah daerah Imo yang dipimpin Gubernur Hope Uzodimma melarang pesta kelulusan bagi siswa taman kanak-kanak dan Sekolah Menengah Pertama (JSS 3), dengan alasan beban keuangan yang diberikan upacara semacam itu kepada orang tua dan wali.

Imo melarang pesta taman kanak-kanak dan lulusan JSS 3 karena beban keuangan

Komisioner pendidikan, Prof. Bernard Ikegwuoha, mengumumkan petunjuk baru dalam sebuah memo yang ditanggal 15 Agustus 2025, dan ditujukan kepada orang tua, wali, dan pemilik sekolah.

Seperti dilaporkan oleh The Guardian pada Senin, 18 Agustus, komisaris tersebut menyebutkan bahwa hanya siswa kelas 6 Dasar dan Sekolah Menengah Atas (SSS 3) di negara bagian Imo yang diizinkan mengadakan upacara kelulusan sesuai dengan sistem pendidikan 6-3-3-4 Nigeria.

"Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah berkomitmen untuk menyediakan pendidikan berkualitas dan bermanfaat bagi seluruh siswa. Oleh karena itu, upacara kelulusan dan pesta untuk siswa Taman Kanak-Kanak, Pra Sekolah, dan JSS 3 secara resmi dibatalkan," demikian isi memo tersebut.

Mengapa Uzodimma menyetujui larangan yang ketat

Selanjutnya, Ikegwuoha menjelaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi pengeluaran yang tidak perlu bagi orang tua dan mengalihkan fokus pada pencapaian akademik di akhir siklus sekolah dasar dan menengah.

Imo melarang perubahan buku teks tahunan

Selain itu, pemerintah memerintahkan sekolah untuk menghentikan perubahan buku teks setiap tahun, dan menunjuk bahwa buku yang disetujui harus digunakan selama minimal empat tahun.

Ia mengatakan langkah tersebut akan memungkinkan saudara kandung untuk menggunakan buku-buku kembali, meringankan beban keuangan keluarga, dan mempromosikan konsistensi dalam pengajaran.

Di sisi lain, kebijakan baru mulai berlaku segera di semua sekolah dasar dan menengah umum maupun swasta di negara bagian tersebut.

Dewan pendidikan Adamawa melarang perayaan hari penanda

Secara serupa,aiotrade.app.ngmelaporkan bahwa Kementerian Pendidikan Negara Adamawa menerapkan larangan ketat terhadap perayaan "Maker Day" oleh calon siswa ujian sertifikat sekolah menengah atas.

aiotrade.app.ngmengumpulkan bahwa dewan pendidikan sedang mengambil tindakan untuk mempertahankan perubahan positif di sektor tersebut agar memberikan keterampilan belajar yang memadai dan perilaku moral, di bawah kepemimpinan Gubernur Ahmadu Umaru Fintiri.

Baca lebih lanjut dari negara Imo di sini:

• Jurusan Universitas Teknologi Federal, Owerri, persyaratan penerimaan dan cara mendaftar
• JAMB 2025: Anambra, Imo, dan provinsi lain dengan praktik kecurangan ujian UTME terbaik
• 'Mengapa saya melayani makanan di acara di Negara Bagian Imo,' Peter Obi angkat bicara tentang video yang viral
• Pemenang UTME 2025 dari sekolah Imo meraih 347, sementara 7 siswa lainnya juga meraih hasil tinggi, hasil mereka terungkap

Kano menentang pelecehan selama perayaan SSCE

aiotrade.app.ngsebelumnya dilaporkan bahwa penduduk negara bagian Kano telah menyampaikan kekecewaan mereka terhadap cara beberapa lulusan sekolah menengah baru-baru ini merayakan selesainya ujian mereka, menggambarkan perilaku tertentu sebagai "tidak senonoh" dan bertentangan dengan nilai budaya dan agama negara bagian tersebut.

Temuan olehaiotrade.app.ngtunjukkan bahwa tradisi siswa menandai kemeja satu sama lain dengan pulpen telah menjadi praktik yang berlangsung lama di seluruh Nigeria. Banyak orang sekarang menuduh beberapa siswa laki-laki memanfaatkan ritual ini untuk melecehkan rekan kerja perempuan mereka.