
Gunung Lewotobi Kembali Memunculkan Kekhawatiran
Gunung Lewotobi di Flores Timur kembali menjadi perhatian masyarakat setelah mengalami peningkatan aktivitas yang signifikan. Getaran yang terjadi bukan lagi hal biasa, melainkan tanda-tanda yang memerlukan pengawasan ekstra. Dalam beberapa hari terakhir, tercatat 37 kali gempa letusan yang terjadi. Puncaknya, suhu di sekitar kawah mencapai angka 40 derajat Celsius, menunjukkan adanya peningkatan tekanan magma di dalam gunung.
Gunung yang sering menjadi penanda alam ini tampak seperti sedang marah. Masyarakat sekitar mulai merasa was-was dengan getaran singkat namun tajam yang terasa hingga radius beberapa kilometer. Suara bumi yang bergemuruh juga terdengar, seperti ada sesuatu yang ingin keluar dari perut tanah.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menyampaikan bahwa pada periode 22-23 September 2025 pukul 12.00 WITA, gunung api terlihat jelas meski tertutup kabut dengan intensitas tebal. Data dari Badan Geologi menunjukkan pola peningkatan yang tajam. Tekanan magma disebut semakin meninggi, dan para ahli vulkanologi menegaskan bahwa tanda-tanda ini tidak bisa dianggap remeh. Peningkatan jumlah gempa letusan merupakan indikasi kuat bahwa aktivitas di dalam gunung sedang sangat aktif.
Peningkatan Aktivitas dan Risiko yang Mengancam
Tekanan magma yang meningkat berdampak langsung pada frekuensi gempa. Para ahli menjelaskan bahwa tekanan ini ibarat air mendidih dalam panci yang ditutup rapat. Jika tidak ada celah, letupan besar hanya soal waktu. Selain itu, suhu panas di sekitar kawah membuat suasana semakin mencekam. Termometer mencatat suhu 40 derajat Celsius, yang tidak hanya sekadar angka, tapi benar-benar terasa oleh kulit. Petugas pemantau harus lebih hati-hati karena kondisi ekstrem ini bisa berubah menjadi bencana kapan saja.
Selain itu, potensi kebakaran lahan meningkat akibat hawa panas permukaan. Ditambah dengan angin kencang, abu vulkanik bisa menyebar jauh, masuk ke permukiman, bahkan sampai ke wilayah lain di NTT. Kombinasi semua parameter tersebut menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik masih tinggi dan suplai magma ke permukaan masih berlangsung. Hal ini membuat potensi erupsi eksplosif maupun efusif tetap signifikan.
Peringatan untuk Masyarakat dan Ancaman Penerbangan
Badan Geologi meminta masyarakat tetap tenang, namun tetap siaga. Jika situasi memburuk, jalur evakuasi harus segera digunakan. Pemerintah daerah diminta bersiap dengan fasilitas pengungsian yang lengkap dengan kebutuhan dasar. Di sisi lain, abu vulkanik bisa menjadi ancaman bagi penerbangan. Mesin pesawat bisa rusak, dan jarak pandang terganggu. Otoritas penerbangan diminta waspada penuh, dan jika diperlukan, bandara bisa ditutup sementara hingga kondisi mereda.
Mitigasi Bencana dan Kesiapsiagaan
Mitigasi bencana bukanlah pilihan, melainkan kewajiban. Pemerintah Flores Timur harus cepat menyiapkan pengungsian, logistik, serta koordinasi antarinstansi. Sosialisasi kepada warga harus dilakukan secara masif agar tidak ada kepanikan. Informasi terbaru dari Badan Geologi harus cepat sampai ke masyarakat. Satu menit telat bisa berarti nyawa. Oleh karena itu, pemantauan gunung terus berjalan siang dan malam tanpa henti.
Dengan pola aktivitas yang semakin meningkat, semua mata kini tertuju pada Gunung Lewotobi. Apakah ia hanya mengeluarkan ancaman kecil, atau benar-benar meletus besar? Semua masih menunggu jawaban dari bumi yang bergolak itu.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!