Haji Sultan Curhat Rumah Terbakar Akibat Tawuran, Telepon Tak Dijawab Polisi

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Haji Sultan Curhat Rumah Terbakar Akibat Tawuran, Telepon Tak Dijawab Polisi

Kekecewaan Haji Sultan Akibat Kebakaran Rumah yang Disebabkan Tawuran Warga

Haji Sultan (60) mengalami kekecewaan mendalam setelah rumahnya ludes terbakar akibat tawuran warga di Jl Kandea 3, Kecamatan Tallo, Kota Makassar. Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (23/9/2025) malam, dan kejadian ini membuatnya merasa tidak aman dan diperlakukan tidak adil oleh petugas keamanan.

Ia melampiaskan kekecewaannya kepada petugas keamanan yang dianggap kurang responsif dalam menangani tawuran. Dengan mata berkaca-kaca, ia mengatakan, "Ini pak, diburu petugas di sini pak. Mata kepalaku yang lihat. Saya kalau tidak tutup rumah, saya mati."

Kekecewaan itu disampaikan Haji Sultan di depan Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin yang sedang berkonsolidasi dengan Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana dan Dandim 1408/BS, Kolonel Inf Franki Susanto. Hadir juga Kapolsek Tallo Kompol Syamsuardi.

Awal Terjadinya Tawuran

Menurut Haji Sultan, tawuran awalnya terjadi sekitar pukul 14.00 Wita. Saat itu, tawuran masih melibatkan anak-anak remaja belasan tahun. Ia mencoba memberitahu Polsek Tallo melalui telepon, namun tidak ada respon. "Kan masih kecil perang (awalnya), jadi saya telepon Sekta Delapan (Polsek Tallo) tidak ada yang angkat. Sekitar jam 2 siang," ujar Haji Sultan dengan nada kesal.

Pada sore hari, tawuran semakin membesar dan melibatkan banyak warga dewasa. Rumah Haji Sultan menjadi sasaran pelemparan molotov sekitar pukul 15.00 Wita. Kobaran api berhasil dipadamkan oleh Haji Sultan sendiri. "Begitu lama-lama tambah banyak, dia lempari saya bol molotov (ke rumah), jadi saya matikan itu api," ujarnya.

Setelah memadamkan api dari ledakan molotov tersebut, Haji Sultan memilih untuk bertahan di dalam rumah karena takut keluar. "Terus saya pikir kalau saya buka pintu, jelas saya dibusur. Karena banyak orang di luar," kata Sultan.

Pengalaman Sebelumnya

Sehari sebelumnya, Haji Sultan juga menyaksikan tawuran serupa yang diakhiri dengan pembakaran mobil. Namun, lagi-lagi tidak ada respon dari Polsek Tallo. "Dari kemarin dulu ini, satu mobil di belakang habis. Tapi tidak ada respon di sini Kapolsek. Saya berani tadi (sampaikan kekecewaan), ada Pak Wali, ada Kapolrestabes," katanya.

Menurut Haji Sultan, kepolisian dianggap kurang responsif hingga tawuran berujung pada lima rumah terbakar, termasuk rumah yang ia tempati bersama istri dan dua anaknya. "Kenapa dia (polisi) menonton ji di jembatan, di mana-mana. Susah di sini, sudah berapa kali perang. Jelas ada pembiaran," keluhnya.

Pengungsian Sementara

Saat ini, Haji Sultan dan keluarganya harus mengungsi sementara waktu ke rumah keluarga. "Jelas mengungsi dulu ke rumah keluarga. Mauka apa tinggal di sini tidak ada apa-apa. Motor ji kuambil. Saya di sini empat orang, dua anak," ujarnya.

Ia juga berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali. "Harapanku, tolong dijaga wilayah ini, karena sebentar itu terancam lagi di belakang," bebernya.

Penyebab Tawuran

Haji Sultan mengaku tidak tahu pasti penyebab awal tawuran. Ia hanya menyebut bahwa kejadian itu telah berlangsung selama sebulan terakhir. "Pemicu awalnya, saya nda tahu karena saya nda pernah campuri yang begitu-begitu. Ini sebulan mi lebih, pembiaran, tidak ada solusi dari polisi," bebernya.

Anak Haji Sultan, Ismail, juga mengatakan bahwa warga di Jl Kandea 3 tidak merespons lemparan dari kelompok lain. "Anak-anak di sini tidak maju karena dilarang sama polisi. Jadi kita warga di sini tidak tahu mau bikin apa karena ini polisi larang kita maju. Sedangkan di sebelah maju terus," tuturnya.

Tindakan Pemerintah

Kejadian tersebut memaksa tiga pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Makassar turun langsung ke lokasi. Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana memimpin pasukannya membubarkan pelaku tawuran. Setelah itu, armada Damkarmat Makassar tiba dan berhasil memadamkan kobaran api di lima rumah terbakar dalam waktu sekitar dua jam.

Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin langsung berkonsolidasi dengan Kapolrestabes dan Dandim. Dalam pertemuan tersebut, Appi meminta semua perangkat pemerintah seperti TNI-Polri dan Satpol PP untuk berjaga. "Harus segera dibangun pos di empat lokasi yang sering tawuran ini. Tidak boleh tidak," ucap Appi.

Pos penjagaan akan ditempatkan di empat titik rawan, yaitu Jl Kandea 3 Kelurahan Bunga Eja Beru, Kampung Layang, Lembo, dan Jl Tinumbu Lorong 148. Tujuan utamanya adalah untuk menghadirkan petugas keamanan secara cepat saat terjadi potensi tawuran.

Langkah Selanjutnya

Appi juga menegaskan bahwa pelaku tawuran harus ditindak tegas oleh kepolisian. "Harus tegas, tidak boleh berulang ini," tegasnya. Selain itu, ia meminta BPBD segera melakukan asesmen terhadap lima rumah yang terbakar dan satu mobil yang rusak untuk memberikan bantuan.

"Pasti (diberi bantuan). Ada lima rumah, mobil satu. Tapi kita masih menunggu hasil investigasi teman-teman pemadam kebakaran," ucapnya.