Harga Bitcoin Terguncang, Investor Harus Bagaimana?

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.


JAKARTA, aiotrade.app—
Harga bitcoin (BTC) mengalami penurunan setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan rencana kenaikan tarif besar terhadap produk-produk dari Tiongkok. Pengumuman ini memicu gelombang ketegangan geopolitik yang berdampak pada pasar ekuitas, komoditas, dan aset kripto.

Harga bitcoin sempat turun hingga mencapai 105.000 dolar AS, namun kemudian kembali naik di atas 111.000 dolar AS. Penurunan ini terjadi bersamaan dengan ancaman baru dari Gedung Putih, di mana Trump menyatakan akan menaikkan tarif impor dari Tiongkok menjadi 100 persen serta memberlakukan pembatasan ekspor pada perangkat lunak penting.

Tiongkok merespons dengan mengenakan biaya baru untuk kapal-kapal yang terkait dengan AS mulai 14 Oktober 2025. Langkah ini meniru tindakan AS, yang berpotensi mengganggu rantai pasok dan jalur pengiriman global.

Menurut Vice President Indodax Antony Kusuma, koreksi harga bitcoin menunjukkan bagaimana aset digital bereaksi terhadap ketegangan geopolitik dan sentimen risiko global. Ia menjelaskan bahwa meskipun bitcoin sering disebut sebagai lindung nilai terhadap ketidakstabilan moneter, dalam kondisi ekstrem, aset ini bergerak seperti aset berisiko tinggi.

“Pasar global yang terguncang, likuiditas tipis, dan aksi jual berantai pada posisi leverage memicu penurunan cepat yang kemudian diikuti oleh aksi beli algoritmik,” ujarnya dalam siaran pers, Minggu (12/10/2025).

Antony menambahkan bahwa situasi ini menunjukkan pentingnya pemahaman konteks makro bagi investor kripto. Ia menekankan bahwa para investor harus melihat lebih dari sekadar harga saat ini. Koreksi ini bukanlah pertanda bahwa fundamental bitcoin melemah, melainkan reaksi pasar terhadap eskalasi ketegangan dagang dan risiko makro.

“Mereka yang mampu menjaga perspektif jangka panjang dapat memanfaatkan momen volatilitas ini untuk membangun posisi strategis,” katanya.

Ia juga menekankan bahwa meskipun pasar bergejolak, skenario jangka menengah tetap positif bagi bitcoin. Jika ketegangan AS-China mereda atau muncul pembicaraan baru, bitcoin bisa berkonsolidasi di kisaran 112.000 sampai 118.000 dolar AS. Namun, jika isu perdagangan terus mendominasi, harga bisa bergerak antara 105.000 hingga 120.000 dolar AS.

“Penurunan di bawah 105.000 dolar AS membuka peluang bagi pembeli jangka panjang,” tambah Antony.

Volatilitas global juga menjadi momentum bagi investor untuk menegakkan disiplin dan strategi portofolio yang matang. Menurut Antony, pasar yang sehat tidak hanya naik, tetapi mampu bertahan dalam gejolak. Mereka yang memahami mekanisme likuidasi, level support psikologis, dan perilaku pasar global akan menemukan peluang yang tersembunyi saat sebagian pelaku investasi kripto panik.

Dengan demikian, meski ancaman tarif AS memicu likuidasi besar-besaran, pasar kripto tetap menunjukkan ketahanan. Di Indonesia, ekosistem perdagangan kripto kini semakin matang, didukung oleh pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang diyakini mampu menjaga stabilitas pertumbuhan industri aset digital di tengah ketidakpastian global.

Terakhir, Antony menambahkan bahwa fenomena ini juga menjadi pelajaran bagi industri kripto di Indonesia untuk semakin memperkuat edukasi dan perlindungan konsumen. “Platform seperti Indodax berfokus pada transparansi dan keamanan, memastikan investor memiliki informasi yang seimbang tentang risiko dan peluang,” tutupnya.