Harga Emas Dunia Rekor Baru, Strategi Investasi yang Tepat

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Harga Emas Mencapai Rekor Tertinggi di Tengah Perhatian terhadap Kebijakan Moneter

Pada hari Selasa (23/9/2025), harga emas mencatat rekor tertinggi baru. Berdasarkan data yang diperoleh, harga emas spot naik sebesar 0,8% menjadi US$ 3.780,83 per ons pada pukul 07:55 ET (11:55 GMT). Sebelumnya, emas telah mencapai level tertinggi sepanjang masa di US$ 3.191,10. Sementara itu, emas berjangka juga mengalami kenaikan sebesar 1,1% menjadi $3.817,00 per ons.

Kenaikan harga emas ini terutama dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven. Hal ini terjadi setelah beberapa pejabat Federal Reserve memberikan komentar yang memicu kekhawatiran terhadap kemungkinan penurunan suku bunga di masa depan. Dalam wawancara yang dilakukan pada hari Senin, Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic, menyatakan bahwa ia tidak mendukung penurunan suku bunga pada bulan Oktober karena masih adanya risiko inflasi yang tinggi.

Presiden Fed Cleveland, Beth Hammack, juga menunjukkan kekhawatiran serupa dengan Bostic, menyatakan bahwa kebijakan saat ini belum cukup restriktif. Meskipun kedua pejabat tersebut bukan bagian dari dewan penentu suku bunga bank sentral, pendapat mereka tetap menarik perhatian pasar. Di sisi lain, anggota dewan Stephen Miran, yang baru saja menjabat, tetap menyerukan penurunan suku bunga secara substansial, sesuai dengan pandangan mantan presiden Donald Trump.

Ketua The Fed, Jerome Powell, dijadwalkan memberikan pidato di akhir sesi, yang akan menjadi fokus utama bagi investor dan analis pasar.

Investasi Emas Saat Harga Mencapai Rekor

Sebagai aset safe haven, emas biasanya berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah dan selama periode ketidakpastian politik maupun ekonomi. Menurut penelitian dari Federal Reserve Bank of Chicago, investor melihat emas sebagai pelindung terhadap masa ekonomi buruk. Sameer Samana, kepala ekuitas global dan aset riil di Wells Fargo Investment Institute, menyatakan bahwa emas memenuhi semua kriteria tersebut.

Berdasarkan laporan strategi investasi terbaru dari Wells Fargo Investment Institute, para analis memperkirakan bahwa pembelian emas oleh bank sentral global dan meningkatnya konflik geopolitik akan mendorong permintaan logam mulia. Blair duQuesnay, seorang analis keuangan bersertifikat, juga menekankan bahwa emas telah menunjukkan tren kenaikan yang signifikan dan menarik perhatian investor.

Untuk berinvestasi pada logam mulia, investor dapat memilih antara emas fisik atau instrumen keuangan terkait emas. Banyak ahli merekomendasikan untuk menggunakan reksa dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) yang melacak harga emas fisik. ETF ini dianggap sebagai bagian dari portofolio yang terdiversifikasi dengan baik, daripada membeli koin atau batangan emas asli.

Samana menjelaskan bahwa di masa tekanan akut, saham emas cenderung berkinerja buruk. Oleh karena itu, ETF yang didukung emas batangan lebih efektif dibandingkan saham perusahaan tambang emas. Menurutnya, ETF emas merupakan cara yang paling likuid, efisien pajak, dan berbiaya rendah untuk berinvestasi.

DuQuesnay menambahkan bahwa memiliki emas fisik lebih tidak efisien, terutama karena biaya transaksi yang lebih tinggi dan pertimbangan penyimpanan. Sebagai alternatif, investor bisa mempertimbangkan saham pertambangan emas, meski tidak terlalu terkait erat dengan harga emas acuan.

Meskipun harga emas sedang mencapai rekor, para penasihat keuangan umumnya merekomendasikan untuk membatasi eksposur emas hingga kurang dari 3% dari keseluruhan portofolio. Hal ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan dan mengurangi risiko dalam investasi.