Harga Naik Terus, Cek Saham Lapis Kedua yang Masih Menjanjikan Hingga Akhir Tahun

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Di tengah tren kenaikan harga saham yang terus berlangsung, saham-saham lapis kedua atau mid cap dan small cap di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan performa yang mengesankan hingga awal Oktober 2025. Meski indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik secara perlahan, indeks saham berkapitalisasi pasar menengah dan kecil seperti IDX SMC Composite justru tampil lebih agresif.

Per akhir perdagangan Rabu (1/10), indeks IDX SMC Composite telah naik sebesar 25,57% secara year to date (YtD). Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan IHSG yang hanya naik 13,61% sepanjang tahun ini. Selain itu, indeks IDX SMC Liquid—yang terdiri dari saham mid-small cap paling likuid—juga mengalami kenaikan sebesar 10,25%. Hal ini menunjukkan bahwa investor mulai beralih memburu saham lapis dua.

Menurut Sukarno Alatas, Senior Equity Research dari Kiwoom Sekuritas, performa positif indeks saham mid cap disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Rotasi sektor
  • Aksi investor ritel dan institusi
  • Fundamental emiten yang semakin solid

Sukarno juga menyatakan bahwa masih ada peluang penguatan dari saham-saham tersebut, terlebih menjelang akhir tahun. Momentum seperti window dressing, laporan keuangan kuartal III, dan kontrak baru bisa menjadi penopang kenaikan harga saham.

Namun, ia juga mengingatkan adanya potensi profit taking karena sebagian saham sudah naik cukup tinggi. Investor perlu waspada terhadap risiko penurunan harga setelah kenaikan yang signifikan.

Ekky Topan, Investment Analyst di Infovesta Kapital Advisory, sepakat dengan pandangan Sukarno. Menurutnya, saham mid dan small cap di indeks IDX SMC Composite masih sangat menjanjikan hingga akhir 2025. Ia menyebut valuasinya masih atraktif, dan belum banyak tertekan aksi jual asing. Oleh karena itu, banyak investor lokal semakin agresif masuk ke saham-saham lapis dua.

Ekky juga menyoroti bahwa banyak emiten mid cap sedang melakukan ekspansi, aksi korporasi, bahkan transformasi model bisnis. Contohnya:

  • PT Mega Manunggal Property (MMLP) – Diakuisisi Grup Astra
  • PT Sinergi Inti Andalan Prima (INET) – Rights issue Rp 3,2 triliun untuk ekspansi bisnis

Strategi investasi saham lapis dua

Untuk menghindari risiko beli saham di harga pucuk, para analis memberikan beberapa strategi yang bisa diterapkan:

Tips dari Ekky:

  • Akumulasi bertahap saat harga koreksi
  • Hindari kejar harga saat euforia
  • Fokus pada saham mid cap yang belum naik terlalu tinggi

Tips dari Sukarno:

  • Pilih emiten dengan fundamental dan likuiditas bagus
  • Gunakan take profit bertahap
  • Masuk bertahap dan diversifikasi sektor
  • Gunakan trailing stop untuk mengamankan cuan

Rekomendasi Saham Mid Cap Potensial Jelang Akhir Tahun

Bagi Anda yang mencari saham mid cap yang masih layak dikoleksi, berikut rekomendasi dari para analis:

Kode Saham Rekomendasi Target Harga Alasan
TINS Buy / Trading Buy Rp 1.740 – Rp 1.890 Ikut naik bareng harga timah
PGEO Buy Rp 1.800 – Rp 2.000 Sudah koreksi, ada potensi rebound teknikal
ESSA Buy / Trading Buy Rp 820 – Rp 910 Valuasi murah, prospek industri mendukung
NOBU Buy Rp 740 Masih undervalued, potensi naik belum maksimal