
Topan Ragasa Menewaskan Dua Orang di Taiwan
Topan Ragasa yang melanda Taiwan dalam beberapa hari terakhir menyebabkan kerusakan besar dan korban jiwa. Setidaknya dua orang tewas dan 30 orang lainnya dilaporkan hilang setelah curah hujan mencapai lebih dari 600 mm. Banjir bandang yang terjadi akibat meluapnya danau penghalang di kabupaten Hualien mengakibatkan banjir di Kotapraja Guangfu.
Badan pemadam kebakaran Taiwan melaporkan bahwa jumlah orang yang hilang di Hualien meningkat, sementara dua kematian dilaporkan di Guangfu. Topan ini menjadi badai terkuat yang tercatat sejauh ini di tahun 2025. Saat ini, badai sedang bergerak menuju daratan Tiongkok, memicu gangguan luas serta peringatan tentang kenaikan permukaan laut.
ABC Diwajibkan Bayar Denda atas Pemecatan Jurnalis
Australian Broadcasting Corporation (ABC), lembaga penyiaran publik Australia, diperintahkan membayar denda sebesar A$150.000 (sekitar Rp1,5 miliar) sebagai bentuk kompensasi atas pemecatan jurnalis dan presenter Antoinette Lattouf secara tidak sah. Hakim Daryl Rangiah menetapkan denda tersebut dalam waktu 28 hari.
Sebelumnya, Lattouf telah menerima kompensasi sebesar A$70.000 (sekitar Rp700 juta) atas kerugian non-ekonomi setelah hakim memutuskan bahwa ABC melanggar Undang-Undang Keadilan Kerja dengan menghapus siaran Lattouf pada bulan Desember 2023. Keputusan untuk mencopot Lattouf dari ABC Radio Sydney disebut sebagai respons terhadap tekanan dari pelobi pro-Israel yang menginisiasi kampanye pengaduan.
Donald Trump Mengkritik Negara-Negara yang Mengakui Palestina
Donald Trump dalam pidatonya di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengkritik negara-negara yang mengakui kedaulatan Palestina. Ia menuduh mereka mendorong keberlanjutan konflik di Timur Tengah. Dalam pidato panjangnya yang penuh hiperbola, ia juga mengecam PBB karena gagal menghentikan konflik internasional dan mengakhiri perang.
Trump menggambarkan perubahan iklim sebagai "tipuan" yang akan menyebabkan negara-negara gagal. Ia juga mendesak Eropa untuk mengikuti teladannya dalam menindak keras migrasi, dengan mengatakan kepada para pemimpinnya: "Negara kalian akan pergi ke neraka."
Program Artemis Siap Membawa Astronot Mengelilingi Bulan
NASA mengumumkan bahwa penerbangan berawak pertama dalam program Artemis akan diluncurkan pada April 2026, dengan potensi penundaan ke Februari. Program ini bertujuan mengembalikan manusia ke Bulan, yang merupakan investasi miliaran dolar dan bersaing dengan upaya China yang menargetkan pendaratan astronot pada tahun 2030.
Artemis 2, penerbangan 10 hari yang akan membawa empat astronot mengelilingi Bulan dan kembali ke Bumi, merupakan uji coba penting yang akan membuka jalan bagi pendaratan astronot pertama NASA di Bulan sejak tahun 1972. Misi pendaratan, Artemis 3, akan menjadi upaya yang lebih ambisius dan kompleks, direncanakan untuk tahun 2027 dan melibatkan varian pendarat bulan dari roket Starship SpaceX milik Elon Musk.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!