Hio, Rosario, dan Menteri Agama di Toasebiostraat

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Jelajah Budaya di Sekitar Klenteng Yin De Yuan

Perjalanan Koteka Trip tidak berhenti di Klenteng Yin De Yuan. Masih banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi di sekitar kawasan ini, dan salah satunya adalah sebuah altar kecil yang terletak di jalan Kemenangan VII. Kelompok kami memasuki area ini setelah keluar dari gerbang jalan Kemenangan Tiga dan belok ke kanan. Di sana, kami melihat sebuah gerbang kecil dengan atap melengkung gaya ekor walet yang khas. Pada pintu terdapat dua aksara Hanzhi, satu di antaranya adalah "Xi" yang artinya barat. Di bawahnya terdapat tulisan jalan Kemenangan VII.

Di dekat altar tersebut, terdapat dupa, patung dewa mini, serta persembahan kecil. Bagian atas altar memiliki tiga aksara Tibet, yaitu "Om Ah Hum", yang merupakan mantra agama Buddha Tibet. Arti dari mantra ini adalah "Blessing of the body speech and mind". Mungkin altar ini disebut Pakung, yang dipersembahkan untuk Datuk Kemenangan, atau karena lokasinya di jalan Kemenangan.

Gereja Katolik Santa Maria de Fatima: Perpaduan Arsitektur Tionghoa dan Agama Katolik

Setelah menjelajah jalan Kemenangan III, kami menemukan sebuah gedung dengan arsitektur Tionghoa yang indah. Gedung ini awalnya adalah rumah Kapitan Tionghoa, kemudian dibeli oleh komunitas Katolik pada pertengahan abad ke-20. Kami masuk melalui pintu samping setelah meminta izin kepada satpam. Di dalamnya, terdapat ornamen seperti atap melengkung model ekor walet, sepasang singa penjaga (shishi), serta salib putih di bagian atas atap, menandakan bahwa ini adalah gereja.

Pintu utama gereja dicat merah dan di atasnya terdapat tulisan "Gereja Katolik St. Maria De Fatima" dengan huruf merah. Di bawahnya ada tulisan "Porta Sancfa" yang berarti Pintu Suci dalam bahasa Latin. Di dekatnya juga terdapat logo salib dan tulisan Yubileum 2025, Penziarah Pengharapan. Dengan desain yang unik, gereja ini menjadi simbol perpaduan budaya Tionghoa dan Katolik.

Kelenteng Toa Se Bio: Simbol Keberlanjutan Budaya Tionghoa

Perjalanan dilanjutkan menuju bangunan terakhir di jalan Kemenangan III, yaitu Kelenteng Toa Se Bio. Nama ini berasal dari zaman Belanda, yang menyebut jalan ini sebagai Toa Se Bio Straat. Nuansa merah khas Tionghoa kembali muncul dengan pintu gerbang yang menghadirkan hiasan naga dan lampion merah. Di atas gerbang tergantung dua lampion dengan aksara Hanzi Fu yang berarti Kebahagiaan.

Di dalam kelenteng, terdapat 19 altar untuk berbagai dewa-dewi, menunjukkan bahwa vihara ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat spiritual dan sosial. Terdapat prasasti kuno dari tahun 1751 dan 1752 yang menjadi bukti keberlanjutan identitas budaya Tionghoa. Nama "Toa Se Bio" atau "Kelenteng Duta Besar" menjadi simbol perjuangan dan ketangguhan komunitas Tionghoa.

Tempat yang Hidup dan Bersejarah

Di halaman kelenteng, terdapat motor-motor yang terparkir, menunjukkan bahwa vihara ini masih digunakan secara aktif oleh warga setempat. Ada juga pagoda bertingkat yang digunakan untuk membakar uang kertas akhirat untuk leluhur. Prasasti peresmian oleh Menteri Agama pada 21 Juni 2022 dan kronologi penting sejarah vihara juga tersimpan di sini.

Koteka Trip akhirnya meninggalkan Toa Se Bio setelah menikmati senja yang indah di Toasebiostraat. Perjalanan ini memberikan pengalaman mendalam tentang budaya Tionghoa di kawasan Glodok, yang penuh makna dan sejarah.