
Perayaan HUT Kabupaten Bulungan dan Kota Tanjung Selor dengan Tema yang Berkelanjutan
Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-65 Kabupaten Bulungan dan HUT ke-235 Kota Tanjung Selor dihadirkan dalam sebuah acara besar yang diberi nama “Syukuran” 2025. Acara ini tidak hanya menjadi momen untuk merayakan perjalanan sejarah, tetapi juga menjadi kesempatan untuk memperkuat semangat masyarakat serta mempromosikan budaya lokal.
Sekretaris Daerah Kabupaten Bulungan, Risdianto, menekankan bahwa Syukuran 2025 memiliki makna lebih dari sekadar pesta seremonial. Ia menyatakan bahwa acara ini merupakan momentum penting untuk melestarikan budaya dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Menurutnya, syukuran ini dilaksanakan dengan penuh antusiasme namun tetap fokus pada dampak positif yang berkelanjutan.
“Kami memaknai peringatan Hari Jadi Bulungan ke-65 dan Tanjung Selor ke-235 ini sebagai momentum syukuran yang tidak mengabaikan kemeriahan, namun fokus pada multiplier effect, terutama bagi ekonomi daerah,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Risdianto menyampaikan pernyataannya saat menjadi narasumber dalam program “KALTARA BICARA” di sebuah stasiun televisi nasional. Ia menjelaskan bahwa tema utama acara kali ini adalah “Bulungan Berdaulat, Unggul, dan Berkelanjutan”. Dengan tema ini, Pemkab Bulungan ingin membangun rasa cinta terhadap budaya lokal sekaligus mempererat persatuan dan kesatuan masyarakat yang beragam.
Birau Bulungan: Tradisi yang Diwujudkan dalam Bentuk Pesta Rakyat
Dalam acara tersebut, Pemkab Bulungan juga memperkenalkan istilah “Birau Bulungan”. Kata “birau” secara harfiah berarti pesta besar. Namun, kini kata ini diwujudkan dalam bentuk pesta rakyat yang bertujuan untuk melestarikan adat, budaya, dan tradisi lokal sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2019.
Birau Bulungan akan mengedepankan aspek inklusivitas dan ekonomi. Kegiatan ini diselenggarakan di Kebun Raya Bundayati, Tanjung Selor, untuk pertama kalinya. Rangkaian acara akan berlangsung dari tanggal 6 hingga 18 Oktober 2025. Beberapa acara yang akan digelar antara lain Festival Sungai Kayan, lomba makanan tradisional, pawai budaya, pelayanan publik, serta pameran usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang melibatkan 74 desa.
Kolaborasi Pentahelix dalam Pembangunan Daerah
Risdianto menegaskan bahwa Birau Bulungan adalah wujud nyata semangat kolaborasi seluruh elemen daerah. Ia menambahkan bahwa acara ini menjadi wadah kolaborasi pentahelix sebagai bagian dari upaya pembangunan daerah. Kolaborasi ini melibatkan beberapa pihak seperti pemerintah, masyarakat, pelaku usaha, akademisi, dan media.
Tujuan dari kolaborasi ini adalah untuk memastikan bahwa Birau Bulungan dapat memberikan dampak jangka panjang bagi pelestarian budaya dan pembangunan daerah. Ia juga menekankan bahwa partisipasi masyarakat yang tinggi merupakan indikator keberhasilan utama.
Selain itu, Risdianto memastikan bahwa seluruh stan UMKM yang disiapkan bagi 130 pelaku usaha di Kebun Raya Bundayati diberikan secara gratis sebagai dukungan penuh pemerintah daerah kepada penggerak roda perekonomian akar rumput. Hal ini menunjukkan komitmen Pemkab Bulungan dalam mendukung kesejahteraan masyarakat setempat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!