IHSG Naik ke 8.086, Saham BRMS, RAJA, dan WIFI Hijau

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pergerakan IHSG Pagi Ini Menguat, Saham Konglomerat dan Top Gainers Tampil Cemerlang

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka dengan kenaikan sebesar 0,31% pada level 8.086,40 pada perdagangan hari ini, Rabu (1/10/2025). Penguatan indeks terjadi di tengah kinerja positif beberapa saham yang terafiliasi dengan konglomerat besar, seperti BRMS, RAJA, dan WIFI. Data dari RTI Business menunjukkan bahwa IHSG naik 25,34 poin atau 0,31% ke level tersebut pada awal sesi perdagangan.

Pergerakan IHSG berada dalam rentang antara 8.069 hingga 8.091. Total volume perdagangan saham mencapai 1,15 miliar lembar dengan nilai transaksi sebesar Rp717,90 miliar dan frekuensi perdagangan sebanyak 71.629 kali. Dari total saham yang diperdagangkan, sebanyak 324 saham menguat, 96 saham melemah, serta 182 saham stagnan. Kapitalisasi pasar Bursa mencapai Rp14.965 triliun.

Dari jajaran emiten konglomerat, saham BRMS milik Grup Bakrie dan Salim menguat 4,76% atau 40 poin ke harga Rp880 per lembar. Saham RAJA milik Happy Hapsoro juga naik 5,99% atau 190 poin ke posisi Rp3.360 per lembar, sedangkan saham WIFI milik Hashim Djojohadikusumo menguat 2,85% atau 80 poin ke harga Rp2.890 per lembar.

Namun, beberapa saham lainnya mengalami penurunan. Contohnya, saham BBNI turun 0,24% ke harga Rp4.090 per lembar, saham TINS melemah 1,25% ke harga Rp1.625 per lembar, dan saham AMMN susut 1,38% ke harga Rp7.125 per lembar.

Di sisi lain, daftar top gainers pagi ini didominasi oleh saham ASLI yang melonjak 34,33% ke level Rp90 per lembar. Sementara itu, saham OILS naik 24,62% atau 64 poin ke posisi Rp324 per lembar, dan saham ERTX melesat 20,47% ke harga Rp206 per lembar.

Sebaliknya, daftar top losers dihuni oleh saham MGLV, PEVE, dan TOSK dengan pelemahan masing-masing sebesar 9,40%, 8,63%, dan 7,92%.

Prediksi Analis untuk Pergerakan IHSG

Tim analis MNC Sekuritas memproyeksikan bahwa IHSG masih berisiko melanjutkan pelemahannya ke level 7.894–7.959 pada perdagangan Rabu (1/10/2025). IHSG ditutup melemah 0,77% ke level 8.061 pada perdagangan Selasa (30/9/2025), yang masih didominasi oleh tekanan jual. Pergerakan indeks cenderung konsolidasi dalam jangka pendek.

Dalam skenario optimistis, IHSG masih berpeluang menguat membentuk bagian dari wave [iii] ke rentang 8.200–8.246. Namun, pada skenario sebaliknya, IHSG rawan terkoreksi untuk menguji level 7.894–7.959.

Level support IHSG saat ini berada di kisaran 8.005 dan 7.840, sementara level resistansi di 8.155–8.192. Beberapa saham yang direkomendasikan oleh MNC Sekuritas hari ini antara lain AMRT, ENRG, HRTA, dan SMGR.

Sentimen Positif dari Kesepakatan Dagang dan Stabilitas Rupiah

David Kurniawan, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, menilai IHSG berpeluang menguat sepanjang pekan ini. Menurutnya, katalis positif datang dari kesepakatan dagang RI–Uni Eropa yang meningkatkan prospek saham eksportir. Kesepakatan substantif terkait pemangkasan tarif hingga 80% produk ekspor RI mulai 2027 telah memberikan dorongan bagi sektor ekspor.

Selain itu, stabilitas rupiah yang dijaga Bank Indonesia (BI) menambah kepercayaan investor asing untuk tetap melakukan akumulasi di pasar domestik. Jika sentimen ini konsisten, IHSG bisa bergerak dalam tren bullish jangka pendek.

Di sisi global, sentimen positif juga datang dari ekspektasi pelonggaran The Fed. Pasar optimistis bahwa bank sentral AS akan kembali memangkas suku bunga, yang berpotensi mendorong arus dana masuk ke emerging markets, termasuk Indonesia.

Kebijakan Fiskal dan Cukai Rokok yang Mempengaruhi Pasar

David menyoroti dua sentimen utama yang akan memengaruhi pasar pada periode 29 September–3 Oktober 2025. Pertama, kebijakan fiskal di bawah Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa, terutama terkait disiplin defisit anggaran serta arah stimulus pemerintah. Kedua, kebijakan cukai rokok, di mana Purbaya memastikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) 2026 tidak akan naik, sesuai dengan permintaan industri rokok dan petani untuk moratorium beberapa tahun ke depan.

Perkiraan IHSG Pekean Mendatang

Tim Riset Phintraco Sekuritas menyebutkan bahwa IHSG pekan depan akan dipengaruhi sejumlah sentimen, baik domestik maupun eksternal. Dari dalam negeri, investor akan mencermati data indeks manufaktur, neraca perdagangan, serta inflasi. Dari luar negeri, fokus akan tertuju pada rilis data manufaktur, sektor jasa, dan tenaga kerja AS, termasuk ADP Employment, nonfarm payrolls, serta tingkat pengangguran, guna menilai kesehatan ekonomi AS dan arah kebijakan The Fed selanjutnya.

Secara teknikal, indikator Stochastic RSI bergerak ke arah pivot setelah mengalami death cross, sementara histogram MACD mulai melemah meskipun masih berada di area positif. IHSG juga masih mampu bertahan di atas level MA5.

“Diperkirakan IHSG berpotensi bergerak dalam rentang 7.980–8.170,” tulis Tim Riset Phintraco Sekuritas.