Inovasi Drainase Jakarta Atasi Banjir

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Jembatan Antar Kampung Gandaria: Solusi Inovatif Mengatasi Banjir di Jakarta

Jakarta Selatan kini memiliki inovasi baru dalam menghadapi masalah banjir dengan dibangunnya Jembatan Antar Kampung (JAK) Gandaria. Jembatan ini mampu diangkat dan berada di Jalan Gandaria, Kebayoran Baru, serta resmi digunakan pada Agustus 2025. Dengan desain yang unik dan fungsional, jembatan ini menjadi salah satu solusi untuk mempercepat aliran air dan mengurangi risiko genangan.

Desain dan Fungsi Jembatan Angkat

JAK Gandaria memiliki panjang sekitar 9 meter dan lebar 1,5 meter. Jembatan ini menghubungkan dua wilayah yaitu Jalan Gandaria I dengan Jalan Mulia I. Struktur jembatan terlihat menarik dengan warna putih-biru, dilengkapi pagar setinggi satu meter, pijakan dari plat besi abu-abu, dan handrail perak yang rapi.

Jembatan hanya mampu dilalui satu sepeda motor dalam satu waktu, sehingga menyisakan ruang sempit di sisi kiri dan kanan. Di kedua ujung jembatan terdapat tuas khusus untuk mengangkat badan jembatan. Namun, mekanisme tersebut terkunci agar tidak bisa dimainkan sembarangan. Pengangkatan hanya dilakukan saat pengerukan dan pembersihan sungai yang berada di bawahnya.

Mengurangi Sampah dan Risiko Banjir

Menurut Syapari, Sekretaris RT 001 RW 005 Gandaria, jembatan sengaja dibuat tanpa pilar penumpu di tengah sungai. Desain ini bertujuan agar aliran air tidak tersumbat sampah. Sebelumnya, jembatan terbuat dari beton dan sering terjadi sampah yang nyangkut di tengah-tengah besinya, menyebabkan mampet dan berujung pada banjir.

Dengan struktur baru tanpa pilar, aliran Kali Grogol lebih lancar dan risiko genangan berkurang. Selain itu, ketiadaan pilar juga mempermudah masuknya alat berat ketika dilakukan pengerukan sungai.

Warga sekitar juga mengakui adanya perubahan nyata sejak jembatan diresmikan. Wati, warga setempat, mengatakan wilayahnya kini bebas banjir karena jembatan yang agak tinggi mencegah air masuk ke permukiman.

Pembangunan dengan Anggaran Rp 600 Juta

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Heru Suwondo, menyebut pembangunan jembatan angkat pertama di Jakarta ini memakan waktu tiga bulan dengan biaya sekitar Rp 600 juta. Jembatan ini dikerjakan oleh dinas dan bertujuan untuk memudahkan pembersihan saluran drainase Kali Grogol yang ada di bawahnya.

Heru berharap masyarakat ikut menjaga keberadaan JAK Gandaria dari potensi perusakan. Ia khawatir jika ada yang memotong besi jembatan untuk dijual kiloan. Oleh karena itu, ia mengajak warga untuk merawat dan menjaga jembatan tersebut.

Model Percontohan untuk Infrastruktur Jakarta

Kehadiran JAK Gandaria bukan hanya memberikan akses antar-kampung, tetapi juga menjadi solusi teknis untuk masalah drainase kota. Dengan desain angkat dan tanpa pilar penumpu, jembatan ini dinilai lebih ramah lingkungan dan berfungsi ganda, yakni menjadi penghubung jalan sekaligus pengendali banjir.

Jika terbukti efektif, inovasi ini berpotensi menjadi model percontohan pembangunan jembatan di wilayah lain Jakarta yang kerap menghadapi persoalan serupa. Dengan demikian, JAK Gandaria menjadi contoh nyata bagaimana inovasi infrastruktur dapat membantu mengatasi masalah banjir secara efektif dan berkelanjutan.