
Proyeksi JP Morgan: IHSG Bisa Tembus 8.600 pada Akhir Tahun 2025
JP Morgan telah merilis proyeksi terbaru mengenai kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir tahun 2025. Dalam laporan tersebut, IHSG diperkirakan bisa mencapai level 8.600. Angka ini lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya yang berada di kisaran 7.500 hingga 8.000.
Head of Indonesia Research & Strategy JP Morgan Indonesia, Henry Wibowo, menjelaskan bahwa penguatan IHSG didorong oleh partisipasi investor ritel dan domestik yang cukup signifikan. Pada bulan Juli dan Agustus, tingkat partisipasi ritel mencapai 50% hingga 52%. Hal ini menunjukkan meningkatnya minat masyarakat terhadap pasar modal.
Namun, kondisi yang berbeda terjadi pada dana investor asing. Mereka masih mencatatkan net sell, yang mencerminkan ketidakpastian dalam perekonomian domestik serta proyeksi pertumbuhan EPS (Earnings Per Share) pada tahun buku 2025 yang negatif. Menurut Henry, situasi ini menciptakan basis ekspektasi yang rendah saat Indonesia memasuki siklus pelonggaran fiskal dan moneter global dalam enam bulan ke depan.
Sejak awal tahun, outflow asing mencapai sekitar US$ 3 miliar. Meski demikian, Henry melihat situasi makro ekonomi akan menjadi lebih konstruktif. Salah satu faktornya adalah Bank Indonesia yang telah melakukan pemangkasan suku bunga acuan sebesar 125 bps sejak awal tahun. Ini diharapkan dapat mendorong likuiditas jangka pendek.
Dalam proyeksinya, Henry menyebutkan bahwa pemangkasan suku bunga tambahan dua kali masing-masing 25 bps kemungkinan akan dilakukan pada Oktober atau November. Selain itu, realokasi saldo anggaran (SAL) kepada bank BUMN juga diharapkan memberikan dampak positif terhadap sistem keuangan.
Secara global, siklus pelonggaran fiskal dan moneter diharapkan mendukung kinerja saham Asia. Namun, risiko yang perlu diwaspadai adalah tekanan pada nilai tukar rupiah, yang melemah sekitar 2% sejak pemangkasan suku bunga terakhir.
Rekomendasi Sektor dan Saham
Dari sisi sektor, JP Morgan merekomendasikan peningkatan peringkat sektor industri menjadi overweight. Sebaliknya, sektor energi diturunkan menjadi underweight karena outlook pasokan dan permintaan batubara yang lemah.
JP Morgan tetap mempertahankan peringkat overweight pada sektor konsumer, karena stimulus pemerintah difokuskan pada konsumsi. Beberapa saham yang dipilih sebagai rekomendasi antara lain:
- BBCA
- AMRT
- ICBP
- MAPI
- ISAT
- GOTO
- ASII
- CTRA
- PWON
- ATNM
Laporan ini menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan, prospek pasar modal Indonesia tetap optimis dengan adanya dukungan dari kebijakan moneter dan fiskal yang lebih longgar.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!