Karnaval Suara Horeg di Sutojayan, Mesin Penggerak Ekonomi Desa

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Fenomena Sound Horeg di Kabupaten Malang

Sound horeg kini menjadi fenomena yang menyebar luas di Jawa Timur, termasuk di Kabupaten Malang. Meski mengundang pro dan kontra, terutama karena suara yang sangat keras dengan volume mencapai 130 dB atau lebih, karnaval sound horeg tetap memiliki banyak cerita dan makna di baliknya.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jawa Timur dan Jember telah mengeluarkan fatwa bahwa penggunaan sound horeg dinilai lebih merugikan daripada manfaatnya. Namun, pemerintah Provinsi Jawa Timur dan kepolisian berusaha menyeimbangkan antara kebolehan penggunaan sistem suara dengan aturan keamanan, batas desibel, serta norma agama.

Meskipun ada perdebatan, sound horeg juga mendapat respons positif dari berbagai kalangan. Mulai dari para pelaku usaha kecil menengah (UMKM), perias atau makeup artist (MUA), hingga pengusaha sound sistem. Selain itu, bagi para pecinta musik, sound horeg menjadi ajang rekreasi yang menyenangkan, memberi kesempatan untuk melepas penat, menikmati musik bersama teman-teman, serta bersosialisasi dengan orang baru.

Sound horeg juga mampu mempererat hubungan sosial antar warga atau komunitas tertentu. Salah satu contohnya adalah karnaval budaya di Desa Sutojayan, Kecamatan Pakisaji, pada Sabtu (27/9/2025). Kemeriahan karnaval sudah dimulai sejak Jumat (26/9/2025) malam, dengan persiapan cek sound dan gladi bersih.

Salah satu peserta karnaval, Eka Putri (17) asal Desa Sutojayan RT 2 RW 2, mengatakan bahwa gelaran tersebut telah dipersiapkan selama dua bulan. Ia bersama warga RT-nya rela merogoh kocek untuk menyewa sound dan kostum serta merias diri saat karnaval.

"Kami sudah lama mempersiapkan, mulai dari iuran warga hingga melatih gerakan sejak dua bulan terakhir," ujarnya. Meski dada dan telinga terasa sakit, ia tetap semangat mengikuti karnaval. "Ya sakit sih dada sama telinga tapi ini ada pengamannya pakai kapas. Kita sewa kostum per orang Rp 200 ribu dan kali ini mengangkat konsep Topeng Ireng."

Tidak hanya peserta, MUA juga ikut merasakan manfaat dari gelaran tersebut. Citra Puji Lestari, salah satu MUA yang merias peserta karnaval, mengungkapkan bahwa selama musim karnaval bisa mendapatkan cuan jutaan rupiah. "Alhamdulillah kami kebagian rezeki saat musim karnaval bahkan sejak sebelum bulan Agustus lalu."

Citra menjelaskan bahwa dalam satu event, ia bisa merias satu hingga dua RT sekaligus, dengan biaya per orang antara Rp 200 ribu hingga Rp 250 ribu. Tidak hanya MUA, para pedagang hingga pengusaha sound juga mendapatkan rezeki dari karnaval tersebut.

Pengusaha sound horeg, Suryanto, mengakui bahwa meski ada pro dan kontra, dirinya tetap mendapatkan penghasilan dari persewaan sound. "Ya perdebatan pro dan kontra sudah biasa mas, apalagi sound horeg sekarang lagi ramai-ramainya." Ia berharap nantinya peserta karnaval dapat mengemasnya lebih bagus.

Selain itu, warga Desa Sutojayan yang ikut memeriahkan karnaval, Sunaryo, menjelaskan bahwa kegiatan karnaval dimulai dari musyawarah. "Kita dapat pemberitahuan dari desa, lalu para pemuda RT RW setuju dengan adanya karnaval terus kita rapat disetiap RT." Ia menambahkan bahwa warga melakukan iuran secara swadaya untuk memeriahkan karnaval.

Kepala Desa Sutojayan, Siti Ruqoiyah, menjelaskan bahwa tujuan utama karnaval adalah untuk memberikan kekompakan antar warga. "Tujuan utama karnaval budaya ini tentunya untuk memberikan kekompakan antar warga." Ia menegaskan bahwa karnaval ini diadakan setiap tahun untuk memperingati HUT RI.

Meski menuai perdebatan, sound horeg ternyata menjadi penggerak ekonomi lokal. Dari pantauan Tribun Jatim Network, mulai dari persewaan sound, MUA, persewaan kostum, pedagang hingga parkir kendaraan, perputaran uang dalam satu kali event mencapai hampir Rp 1 miliar. Selain itu, lapangan kerja juga tercipta seperti teknisi audio, kru panggung, penjual makanan, hingga konten kreator.

Sound horeg juga menjadi potensi wisata di Kabupaten Malang, seperti Pesona Gondanglegi yang akan menjadi agenda wisata tahunan dengan menggelar karnaval pada November 2025 mendatang.