Kejuaraan Dunia 2025: Aksi Dua Wajah Baru Indonesia, Alwi Farhan dan Felisha

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Debut Pemain Muda Indonesia di Kejuaraan Dunia 2025

Dua pemain muda bulu tangkis Indonesia akan menghadapi debut mereka dalam ajang Kejuaraan Dunia 2025. Keduanya adalah Alwi Farhan yang berusia 20 tahun dan akan tampil di nomor tunggal putra, serta Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu yang berusia 19 tahun dan akan berlaga di ganda campuran bersama Jafar Hidayatullah.

Alwi Farhan akan menjadi yang pertama tampil pada Selasa (26/8/2025) di Adidas Arena, Paris, Prancis. Ia akan menghadapi Nguyen Hai Dang dari Vietnam di babak 64 besar. Sementara itu, Felisha dan Jafar baru akan bertanding pada Rabu (27/8/2025) setelah mendapatkan bye di babak 48 besar.

Kejuaraan Dunia 2025 menjadi momen penting bagi Alwi dan pasangan ganda campurannya. Khususnya bagi Alwi dan Felisha, keduanya telah berjalan bersama sejak menjadi kapten dan wakil kapten tim Merah Putih dalam Kejuaraan Dunia Junior 2023. Saat itu, tim Indonesia meraih medali perak di beregu campuran. Alwi berhasil memperbaiki kesempatan tersebut dengan menjadi juara dunia junior di tunggal putra, sedangkan Felisha dan partner-nya saat itu, Adrian Pratama, harus puas tersingkir di babak delapan besar.

Tahun ini, dua alumnus PB Exist tersebut menjadi harapan baru bagi bulu tangkis Indonesia yang sedang menghadapi tantangan. Felisha mengungkapkan kegembiraannya setelah Alwi memastikan diri lolos ke Kejuaraan Dunia. Alwi dipromosikan dari daftar cadangan setelah Viktor Axelsen dari Denmark mundur. Sementara itu, Jafar dan Felisha sudah memenuhi syarat sejak awal karena peringkat dunia mereka yang tinggi, termasuk hasil perunggu di Kejuaraan Asia 2025.

“Dari awal melihat informasi Alwi lolos, saya langsung mengirim pesan ke dia,” kata Felisha melalui rilis resmi dari PBSI. “Saya senang juga Alwi bisa main di sini. Debut bersama. Tapi dia memang tidak mau kalah dengan saya,” tambahnya sambil tertawa.

Alwi menanggapi persaingan dengan Felisha sebagai hal positif dalam pertemanan. “Felisha menyelamati saya saat dipastikan masuk ke Kejuaraan Dunia,” ujar Alwi. “Saya senang berteman dengan Felisha yang selalu punya sikap dan mindset positif.”

Kedekatan antara keduanya membuat mereka sering berdiskusi dan saling mendukung. “Kami banyak mengobrol dan berdiskusi. Tidak hanya tentang di lapangan bulu tangkis tapi juga hal lain seperti makanan, pakaian dan lain-lain,” ujar Felisha.

Alwi sendiri tidak pernah membayangkan bisa berlaga di Adidas Arena, venue yang digunakan untuk Olimpiade Paris 2024. “Senang alhamdulillah akhirnya bisa ke sini. Vibes dan atmosfernya memang sangat berbeda. Kejuaraan Dunia adalah kejuaraan yang dinantikan semua pemain,” tutur Alwi.

“Semoga dengan adanya kesempatan ini saya bisa memaksimalkan apa yang sudah saya dan pelatih persiapkan. Saya sangat menantikan untuk menampilkan apa yang saya punya,” tambahnya. “Saat perjalanan menuju ke Paris memang ada rasa yang sangat excited tapi saya harus bisa mengontrol hal itu. Harus mengatur secara emosional.”

Felisha juga merasakan hal serupa dengan Alwi. Dara berusia 19 tahun itu ingin lebih fokus untuk tampil lepas tanpa beban. “Pujiku Tuhan bisa sampai di Paris untuk Kejuaraan Dunia,” ucap Felisha. “Ajang yang memang sangat saya tunggu dari bulan April saat terpilih bisa main. Senang banget dan saya siap melakukan yang terbaik.”

“Melihat Adidas Arena memang tampilannya berbeda dari saat Olimpiade. Waktu itu kan terang sekali, di sini sekarang bagian tribun penontonnya gelap. Tapi saya tetap merasakan aura yang berbeda. Dari kebiasaan-kebiasaan tidak ada yang diubah, sama saja dengan turnamen-turnamen biasa. Paling fokusnya ditambah biar bisa main nothing to lose,” pungkas Felisha.