Kesalahan Pendidikan Gibran, Dokter Tifa Beri Peringatan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Isu Pendidikan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka Mengundang Kontroversi

Baru-baru ini, riwayat pendidikan Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, menjadi perhatian publik. Sejumlah pihak mulai mengkritik dan menyoroti data yang tercantum dalam daftar riwayat hidupnya. Hal ini berawal dari pengajuan gugatan perdata oleh seorang pria bernama Subhan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Seorang pegiat media sosial yang juga seorang dokter, Dokter Tifa, turut menyampaikan kritik terhadap latar belakang pendidikan Gibran. Ia menyatakan bahwa ada beberapa hal yang dinilai tidak wajar dan memiliki potensi kecurangan dalam riwayat pendidikan tersebut. Dalam cuitannya di akun media sosial X pribadinya, ia menegaskan bahwa isu ini sangat serius dan memerlukan perhatian lebih lanjut.

Menurut Dokter Tifa, data pendidikan Gibran dinilai problematik dan rawan scam. Ia bahkan menyebut kemungkinan adanya ijazah palsu yang digunakan dalam proses pendaftaran sebagai calon wakil presiden. Ia mengklaim telah mendapatkan informasi terbaru dari Australia yang semakin memperkuat dugaan tersebut.

“Riwayat pendidikan Gibran sangat problematik, rawan scam, potensial fake,” tulis Dokter Tifa dalam cuitannya. Ia juga menambahkan bahwa informasi baru tersebut membuatnya merasa terkejut dan mempertanyakan keabsahan data yang dipublikasikan.

Selain itu, Dokter Tifa juga menyentil isu yang berkaitan dengan dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, isu ini sudah lama menjadi perdebatan publik, namun kini kembali muncul dalam konteks pendidikan Wakil Presiden yang saat ini sedang menjabat.

Ia menyatakan bahwa negara ini sudah menghadapi masalah serupa selama bertahun-tahun. “Negara ini sudah bermusibah dengan Presiden berijazah palsu 10 tahun,” ujarnya.

Dokter Tifa juga mempertanyakan apakah masyarakat akan tetap menerima risiko yang sama dalam lima tahun ke depan. “Masa kita masih tahan dengan penderitaan 5 tahun ke depan gara-gara amburadulitas pendidikan Wapres? Ampun Gusti Allah,” tambahnya.

Dalam data yang tersedia di situs KPU RI, riwayat pendidikan Gibran dapat dilihat secara publik. Informasi tersebut mencantumkan jenjang pendidikan dasar hingga menengah. Misalnya, Gibran tercatat menempuh pendidikan SD di SD Negeri Mangkubumen Kidul 16 pada tahun 1993 hingga 1999. Selanjutnya, ia melanjutkan studi SMP di SMP Negeri 1 Surakarta antara 1999 hingga 2002.

Yang menarik, dalam riwayat pendidikannya, Gibran tercatat menempuh SMA di luar negeri selama lima tahun. Ia mengenyam pendidikan di Orchid Park Secondary School Singapore antara 2002 hingga 2004, lalu melanjutkan ke UTS Insearch Sydney dari 2004 hingga 2007. Setelah itu, ia melanjutkan studi S1 di MDIS Singapore pada periode 2007 hingga 2009.

Isu ini tentu membuka pertanyaan besar tentang transparansi dan keandalan data yang disajikan oleh para tokoh politik. Bagaimana pun, publik berhak untuk mengetahui informasi yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan.