Kisah Sedih Pasangan Tunawisma di Palembang: Bayi Meninggal, Dibuang Mertua, Polisi Langsung Bantu

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pasangan Tunawisma di Palembang Kehilangan Anak Kedua, Bantuan dari Polisi Membawa Harapan

Joko (40) dan Novi Yanti (29), pasangan suami-istri asal Palembang, Sumatera Selatan, mengalami duka yang sangat dalam setelah kehilangan anak kedua mereka. Bayi perempuan mereka meninggal dunia pada usia 20 hari. Peristiwa ini menimpa pasangan yang hidup dalam kondisi tunawisma dan tanpa biaya maupun tempat tinggal.

Kondisi mereka semakin memprihatinkan karena tidak memiliki uang atau keluarga untuk membantu. Saat itu, Joko dan Novi sempat bingung mengenai bagaimana cara mengurus jenazah bayinya. Akhirnya, sebuah video yang menampilkan mereka berjalan sambil menggendong jenazah bayi dengan didampingi seorang polisi viral di media sosial. Video tersebut mencerminkan kesedihan yang mendalam serta kepedulian dari pihak berwajib.

Sebelumnya, pasangan ini juga telah kehilangan anak pertama mereka saat masih berusia muda. Meskipun begitu, tindakan solid dari beberapa anggota polisi memberikan harapan baru bagi mereka.

Bantuan dari Kepala Siaga SPKT Polda Sumsel

Kepala Siaga SPKT Polda Sumatera Selatan, AKP Sutioso, adalah salah satu polisi yang turun tangan dalam proses pemakaman bayi Joko dan Novi. Menurut Sutioso, Joko dan Novi membawa jenazah bayi perempuan mereka ke SPKT Polda Sumsel pada Sabtu (20/9/2025) sekitar pukul 13.00 WIB. Ia bersama empat personel SPKT langsung membawa pasangan tersebut beserta bayi mereka ke RS Bhayangkara untuk pemeriksaan.

Setelah dokter menyatakan bahwa bayi tersebut sudah meninggal, Joko dan Novi tambah shock dan memohon bantuan pemakamannya. Mereka menjelaskan bahwa bayi tersebut meninggal setelah 20 hari melahirkan di RS Bari kota Palembang. Selain itu, mereka juga mengaku tidak memiliki uang sedikit pun dan tidak memiliki keluarga.

Sutioso mengungkapkan bahwa Joko dan Novi pernah dibawa ke rumah mertuanya, tetapi ditolak secara mentah-mentah bahkan diusir. Dengan rasa empati, ia langsung menyampaikan bahwa dirinya adalah bagian dari keluarga mereka dan siap membantu memakamkan anak tersebut dengan biaya sepenuhnya.

Proses Pemakaman yang Penuh Keperdulian

Setelah proses pemakaman dilakukan, jenazah bayi Joko dan Novi dimasukkan ke liang lahat oleh seorang polisi. Proses ini dilakukan dengan bantuan beberapa warga yang mengiringi pasangan tersebut. Pemakaman berlangsung sekitar jam 14.45 WIB di TPU Kamboja, Kota Palembang, Sumsel.

Selama proses pemakaman, Sutioso juga memberikan makan dan minum kepada Novi sejak Sabtu (20/9/2025) hingga Senin (22/9/2025). Ia menyebutkan bahwa ada bantuan dari Hamba Allah, yaitu para donatur yang peduli terhadap nasib pasangan ini.

Kehidupan dalam Keterbatasan

Berdasarkan penelusuran Sutioso, Joko dan Novi memang tidak memiliki tempat tinggal permanen. Mereka tinggal di belakang minimarket di wilayah Lemabang dengan alas plastik dan kardus. Kondisi ini menunjukkan betapa sulitnya kehidupan mereka selama ini.

Pihak rumah sakit yang menangani bayi Joko dan Novi akhirnya mengambil inisiatif untuk mengjemput pasangan tersebut. Mereka akan dipindahkan ke tempat saudaranya di Bandar Lampung. Proses ini dilakukan pada Senin (22/9/2025) sekitar pukul 10.00 WIB. Alhamdulillah, pihak Rumah Sakit Bari langsung menemani mereka hingga tiba di tujuan.

Dengan bantuan dari polisi dan pihak rumah sakit, Joko dan Novi mendapatkan sedikit harapan dalam hidup mereka. Meski dalam kesulitan, mereka masih bisa merasakan kepedulian dan kasih sayang dari sesama manusia.