Kuartal III-2025 Berakhir, Kinerja Bank-Bank Besar Diprediksi Menurun

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kinerja Keuangan Big Banks di Kuartal III/2025

Kuartal ketiga tahun 2025 telah resmi berakhir, dan kinerja keuangan dari bank-bank besar atau big banks pun menjadi perhatian utama. Prediksi yang muncul menunjukkan bahwa sebagian besar profitabilitas dari big banks ini belum benar-benar pulih pada periode tersebut. Hal ini terlihat dari penurunan laba yang dialami oleh mayoritas bank besar hingga Agustus 2025.

Di antara big banks, hanya satu yang berhasil meningkatkan perolehan laba mereka, yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Pada delapan bulan pertama tahun 2025, BCA mencatatkan laba bersih sebesar Rp 39,06 triliun hingga Agustus 2025, naik sebesar 8,52% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai Rp 35,99 triliun.

Sementara itu, bank-bank lain seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mengalami penurunan laba lebih dari 5% YoY. Contohnya, BRI mengalami penurunan laba paling dalam, sebesar 9,9% YoY menjadi Rp 32,6 triliun per Agustus 2025.

Faktor Penyebab Kinerja Positif BCA

EVP Corporate Communication and Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk, Hera F. Haryn menjelaskan bahwa kinerja positif BCA didorong oleh beberapa faktor. Pertama, pertumbuhan kredit yang berkualitas, efisiensi biaya operasional, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan. Selain itu, BCA tetap berfokus pada fundamental bisnis perseroan dan mengambil langkah yang pruden dalam menghadapi dinamika perekonomian saat ini.

Hera menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendorong penyaluran kredit ke semua sektor dan segmen, sambil tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang disiplin. Pertumbuhan kredit tersebut juga diiringi dengan biaya dana yang stabil.

Analisis dari Ahli Investasi

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan menilai bahwa kenaikan laba BCA hingga Agustus 2025 mencerminkan efisiensi model bisnis dan kekuatan struktural bank ini dibanding kompetitornya. Kinerja positif BCA didorong oleh rasio CASA yang sangat tinggi, yang membantu menjaga biaya dana tetap rendah dan margin bunga tetap solid meskipun dalam tren penurunan suku bunga dan kompetisi kredit yang ketat.

Sebaliknya, bank-bank besar lain seperti BMRI, BBNI, dan BBRI mengalami tekanan laba karena kombinasi pertumbuhan kredit yang lambat, margin yang mulai turun, serta ketidakpastian arah fiskal dan makro. Investor asing masih cenderung wait and see, sehingga menyebabkan tekanan terhadap saham-saham big banks.

Ekky menambahkan bahwa tekanan terhadap saham perbankan besar bukan hanya soal valuasi atau profit taking, tapi juga karena investor masih mencari kepastian makro. Ia menyatakan bahwa stimulus Rp 200 triliun atau pemangkasan BI Rate akan berdampak langsung ke pertumbuhan kredit dan laba perbankan.

Prospek Jangka Panjang Perbankan

Untuk jangka panjang, Ekky menegaskan bahwa prospek perbankan tetap menjanjikan, terutama untuk bank-bank besar seperti BMRI dan BBRI yang saat ini sudah berada di valuasi di bawah rata-rata historis. Namun, saat ini BCA masih menjadi yang paling defensif dan menarik di mata investor institusi karena struktur bisnis yang kuat dan efisiensi yang terjaga.

Pandangan dari Pakar Sektor Perbankan

Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus menilai bahwa kinerja bank-bank pelat merah perlu melakukan adaptasi terhadap kebijakan yang ada. Mereka harus menyalurkan kredit sesuai program pemerintah, tetapi juga menjaga kualitas aset.

Nico menyatakan bahwa situasi dan kondisi perbankan saat ini tidak selincah dulu. Di sisi lain, ia mengungkapkan bahwa saat ini investor melihat sektor perbankan sudah bukan menjadi sektor yang menguntungkan. Ada sektor lain yang lebih menarik, seperti teknologi dan energi. Namun, Nico tetap menilai bahwa BBCA adalah salah satu saham yang menarik di pasar saat ini.