
Dampak Depresiasi Rupiah terhadap Kinerja Sektor Saham
Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS memberikan dampak yang berbeda pada kinerja perusahaan-perusahaan di berbagai sektor. Beberapa sektor justru merasa untung, sementara yang lain mengalami kerugian akibat perubahan nilai tukar ini.
Menurut data dari Trading Economics, rupiah saat ini berada di kisaran Rp16.677 per dolar AS. Angka ini menunjukkan depresiasi sebesar 1,46% dalam sebulan terakhir dan melemah hingga 9,69% dalam 12 bulan terakhir. Pergerakan ini memengaruhi berbagai sektor industri di Indonesia.
Senior Market Analyst dari Mirae Asset Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta, menjelaskan bahwa sektor energi, bahan baku, konsumer cyclical, dan konsumer non-cyclical yang berorientasi ekspor cenderung mendapat keuntungan dari depresiasi rupiah. Sebaliknya, sektor-sektor yang bergantung pada impor akan merasakan tekanan.
Nafan menilai bahwa sentimen positif dari depresiasi rupiah sudah terlihat pada kinerja saham-saham perusahaan crude palm oil (CPO) yang berorientasi ekspor. Harga CPO global yang meningkat memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan tersebut untuk meningkatkan pendapatan.
Di sisi lain, perusahaan yang bergantung pada bahan baku impor seperti sektor kesehatan akan mengalami beban. Hal ini karena biaya produksi mereka meningkat akibat pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
Mengenai persepsi investor asing terhadap pasar saham dalam negeri, Nafan melihat bahwa kondisi makroekonomi Indonesia yang solid cukup mampu mengimbangi efek negatif dari depresiasi rupiah. Pada perdagangan Jumat lalu, tercatat net buy asing sebesar Rp583,10 miliar yang mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,73% menjadi 8.099.
Nafan juga menyatakan bahwa dampak depresiasi rupiah terhadap pelemahan IHSG belum terasa signifikan. Secara teknikal, IHSG masih berada dalam fase uptrend dengan MA20 dan MA60 yang bergerak ke atas. Hanya jika terjadi konfirmasi bahwa IHSG break below MA5 ke MA10 maka efek dari pelemahan nilai tukar rupiah akan terasa lebih dalam.
Dalam situasi ini, Nafan melihat potensi penguatan rupiah terbuka lebar. Meskipun Relative Strength Index (RSI) US$IDR sudah mengalami overbought, ada skenario optimis bahwa rupiah bisa menguat hingga Rp15.870. Namun, hal ini sangat bergantung pada sentimen pasar.
Rekomendasi Saham dari Mirae Asset Sekuritas
Berdasarkan analisisnya, Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan beberapa saham yang memiliki potensi pertumbuhan. Berikut adalah rekomendasi tersebut:
- PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI)
- Target price 1: Rp8.500
-
Target price 2: Rp8.850
-
PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP)
- Target price 1: Rp1.360
- Target price 2: Rp1.380
-
Target price 3: Rp1.405
-
PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS)
- Target price 1: Rp1.815
- Target price 2: Rp1.855
-
Target price 3: Rp2.290
-
PT Tunas Baru Lampung Tbk. (TBLA)
- Target price 1: Rp755
- Target price 2: Rp780
- Target price 3: Rp820
Catatan: Berita ini tidak bertujuan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!