
Perusahaan JSI Sinergi Mas Siap Mengendalikan PT Leyand International Tbk
PT JSI Sinergi Mas (JSI) telah menyelesaikan proses pengambilalihan saham di PT Leyand International Tbk (LAPD). Dengan langkah ini, perusahaan holding pengembangan batubara dan sumber mineral lainnya siap menjadi pemegang kendali baru dari LAPD. Pengambilalihan dilakukan dengan mengakuisisi 51% saham yang disetor dan ditempatkan dalam LPAD milik Laymand Holdings Pte Ltd, PT Intiputera Bumitirta, Keraton Investment Ltd, Elvi Felicia, dan Leo Andyanto.
Sebelum akuisisi, JSI sudah memiliki 139,18 juta saham LAPD atau sekitar 3,51%. Pada 17 September 2025, JSI kembali membeli 209,23 juta saham LAPD dengan harga Rp 155 per lembar. Sehari setelahnya, JSI kembali memperkuat posisinya dengan membeli 165,32 juta saham LAPD pada harga Rp 175 per lembar senilai Rp28,93 miliar.
Direktur Utama Leyand International, Bambang Rahardja Burhan menyatakan bahwa transaksi antara JSI dan para pemegang saham berjalan sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Ia menegaskan bahwa perusahaan akan terus menjalankan bisnis sesuai arahan pemegang saham baru serta tetap mematuhi regulasi pasar modal.
Rencana Strategis Jangka Panjang
Bersamaan dengan langkah tersebut, JSI tengah merancang berbagai strategi bisnis jangka panjang. Direktur Utama sekaligus Founder JSI, Jamal Abdul Nasir mengungkapkan bahwa rencana-rencana ini merupakan bagian dari upaya untuk masuk ke level tertinggi dunia usaha. "Dulu kami hanya bertiga, kini sudah memasuki tahun ke-12 dengan pertumbuhan konsisten," ujarnya.
Awalnya, JSI beroperasi sebagai operator logistik pelabuhan di Palaran sejak 2013. Kemudian, perusahaan juga memiliki entitas kontraktor tambang bernama PT Bersaudara Sinergi Sejahtera (BSS) dengan kontrak besar seperti di Kutai Barat bersama Madani Citra Mandiri sebanyak 6 juta ton. BSS saat ini sedang melakukan due diligence untuk kontrak tambang emas fase I sebesar 150.000-200.000 troi ons.
Di sektor pelabuhan, JSI menguasai sebagian saham di PT Embalut Sinergi Mas Persada, PT Neon Sinergi Perkasa, dan PT Palaran Sinergi Mas. Selain itu, JSI juga memperluas bisnis ke audit emisi melalui PT Nusa Energi Langgeng Persada (NELP), yang telah berjalan dua tahun dan membantu industri mematuhi regulasi emisi menggunakan sistem Continuous Emissions Monitoring System (CEMS).
Ekspansi di Sektor Pasir Silika
JSI saat ini fokus pada ekspansi di sektor pasir silika melalui Izin Usaha Pertambangan (IUP) sendiri di Lingga, Kepulauan Riau. Proyek ini diharapkan segera memasuki fase produksi dalam waktu 2-3 bulan. Pasir silika ini ditargetkan untuk pasar ekspor seperti China, India, dan Korea Selatan, serta mendukung pembangunan pabrik kaca dan panel surya di Indonesia.
Jamal mengatakan bahwa silika tidak hanya dijual mentah, tetapi akan diproses sendiri. JSI telah memesan mesin dari Tiongkok dengan target commissioning dalam 9-10 bulan. "Jika IUP sudah keluar, produksi penuh bisa mulai awal 2027. Ini jadi salah satu pondasi penting kami di industri hijau," imbuhnya.
Pertumbuhan Aset dan Kebutuhan Pendanaan
Seiring dengan diversifikasi usaha, JSI mencatat lonjakan aset dari di bawah Rp100 miliar pada 2022 menjadi di atas Rp500 miliar pada 2025. Angka ini belum termasuk potensi dari sektor silika dan energi bersih. Namun, Jamal menekankan bahwa untuk mengeksekusi rencana besar tersebut, perusahaan membutuhkan akses pendanaan yang kuat.
"Kami sudah mencapai titik ini hanya dengan modal terbatas. Bayangkan apa yang bisa dicapai jika kami punya akses ke modal yang lebih besar melalui pasar modal," ungkapnya.
Tiga Pilar Bisnis dan Prinsip ESG
Secara keseluruhan, JSI menetapkan tiga pilar utama bisnisnya yakni pertambangan, logistik, dan green energy, termasuk audit emisi dan silika. Jamal menegaskan bahwa strategi perusahaan ke depan akan sejalan dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Rencana pengambilalihan 2,02 miliar saham LAPD adalah untuk investasi jangka panjang sekaligus mendukung pengembangan dan ekspansi bisnis grup ke depan. "Batubara mungkin tak lagi seksi, tapi tetap dibutuhkan. Maka kami menyiapkan masa depan dari sekarang melalui green energy, audit emisi, sampai solar panel. Kami ingin membangun legacy perusahaan yang berkelanjutan," katanya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!