Kinerja Investasi di Tengah Tahun 2025
Pada bulan September 2025, kinerja portofolio investasi tercatat cenderung positif. Hal ini menunjukkan bahwa berbagai instrumen investasi mampu memberikan hasil yang menguntungkan bagi para investor.
Emas sebagai Pemimpin Performa Investasi
Salah satu instrumen investasi yang mencatatkan kinerja terbaik adalah emas. Emas Aneka Tambang (Antam) menjadi salah satu pemenang utama dengan return sebesar 13,75% secara bulanan (MoM). Sementara itu, emas spot juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dengan return sebesar 10,16% MoM.
Jika dilihat dari kinerja sepanjang tahun berjalan, emas Antam dan emas spot tetap menjadi primadona. Emas Antam mencatatkan return sebesar 37,9% year-to-date (YtD), sedangkan emas spot mencapai 36,62% YtD.
Prediksi Harga Emas oleh Pakar Keuangan
Menurut Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal Universitas Indonesia (UI), Budi Frensidy, harga logam mulia akan terus meningkat hingga akhir tahun. Ia menyatakan bahwa selama Tiongkok dan negara-negara besar lainnya masih memburu emas, harga logam mulia akan terus naik.
Selain itu, harga emas Antam dalam rupiah juga dipengaruhi oleh tren penguatan dolar AS dan mata uang asing terhadap rupiah. Hal ini membuat emas menjadi pilihan investasi yang menarik bagi para investor.
Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menunjukkan kinerja positif. Pada bulan September 2025, IHSG mencatatkan return sebesar 2,94% MoM dan 13,39% YtD. Menurut Budi, pasar saham masih menarik untuk dicermati oleh investor.
Ia menilai bahwa saham-saham konglomerasi memiliki potensi yang baik karena adanya komitmen pemegang saham pengendali (PSP) untuk menjaga bahkan menopang harga saham emiten mereka.
Obligasi sebagai Alternatif Investasi
Selain saham, obligasi juga menjadi pilihan investasi yang layak dipertimbangkan. Hingga September 2025, obligasi pemerintah mencetak return sebesar 8,49% YtD. Meskipun secara bulanan kinerjanya terkoreksi sebesar 8,92% MoM, obligasi tetap menjadi pilihan yang menarik.
Budi merekomendasikan membeli obligasi berkupon tetap yang yield-nya belum sepenuhnya mencerminkan tren penurunan suku bunga acuan. Dengan begitu, obligasi dinilai lebih berpotensi memberikan capital gain.
“Semakin panjang tenornya, semakin besar potensi capital gain-nya,” ujar Budi.
Perlu Memantau Sentimen Pasar
Sepanjang sisa tahun ini, investor tetap harus mencermati sejumlah sentimen yang dapat memengaruhi kinerja portofolio investasi. Budi menyoroti beberapa faktor penting seperti rilis laporan keuangan kuartal III-2025, serta pergerakan harga komoditas global seperti kelapa sawit, batubara, dan minyak global.
Selain itu, faktor nilai tukar rupiah serta arus dana asing, baik inflow maupun outflow, juga akan menjadi penentu bagi kinerja berbagai instrumen investasi. Oleh karena itu, investor perlu tetap waspada dan memperhatikan perkembangan pasar secara berkala.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!