
Polemik yang Tak Kunjung Reda
Polemik antara aktris Indah Permatasari dan ibunya, Nursyah, terus menjadi perbincangan publik. Setiap kali Nursyah mengeluarkan pernyataan, media sosial langsung dihebohkan oleh respons warganet. Kali ini, Nursyah kembali memberikan komentar tajam terkait tuduhan bahwa dirinya merasa iri terhadap kebahagiaan putrinya yang menikah dengan Arie Kriting.
Namun, ia justru menyangkal tudingan tersebut. Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram Folk Konoha, Nursyah menyatakan bahwa tidak ada alasan untuk merasa cemburu. Ia menegaskan bahwa kehidupan Indah saat ini masih dalam kondisi yang belum stabil secara finansial.
"Mau cemburu saya dia? Mau iri sama dia? Mobil mobil bekas, rumah masih cicil. Duh, mau iri? Nggak level," ucapnya dengan nada penuh keyakinan.
Restu yang Tidak Pernah Terwujud
Nursyah juga menjelaskan alasannya menolak restu pernikahan Indah dengan Arie Kriting sejak awal. Bagi ibu satu ini, masalah bukan hanya tentang pilihan pasangan, tetapi lebih pada janji-janji yang tidak terpenuhi. Salah satu syarat sederhana yang diajukannya adalah adanya acara pengajian di rumah sebelum pernikahan.
Namun, harapan itu tidak terwujud. Bahkan, hingga hari pernikahan tiba, Nursyah sudah mengetahui lokasi dan waktu acara sakral tersebut. Meski memiliki kesempatan untuk menggagalkan rencana, ia memilih tidak melarang, meskipun tetap meminta satu permintaan terakhir.
"Saya izinin, tapi adakan pengajian di rumah. Dia malah mengamuk," tambahnya.
Awal Keretakan Hubungan
Konflik antara ibu dan anak ini tidak hanya berawal dari penolakan pernikahan. Nursyah mengungkap bahwa hubungan mereka mulai retak sejak tahun 2018. Saat itu, Indah mulai menunjukkan perubahan sikap yang membuat ibunya merasa nasihat yang selama ini diberikan tidak lagi didengar.
"Indah Permatasari dari 2018 pulang syuting dari Banyuwangi sudah tidak bisa lagi antar kau. Saya terima. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, kau tidak bisa lagi dinasihati. Saya bermohon jangan keluar malam, tapi kau tidak mau dengar. Pergi pagi pulang pagi," ujar Nursyah.
Bukan Sekadar Drama Keluarga
Perasaan emosional yang disampaikan Nursyah menunjukkan bahwa konflik ini bukanlah hal sepele. Bagi seorang ibu, restu bukan sekadar simbol, tetapi juga cerminan dari kepatuhan anak terhadap nilai-nilai yang diwariskan.
Kini, masyarakat kembali terbagi antara yang memahami kekecewaan Nursyah sebagai orang tua, dan yang menilai pernyataan tersebut justru memperdalam jurang antara dirinya dan sang putri. Namun, satu hal yang pasti, luka batin seorang ibu masih terus mengalir dan menjadi bagian dari kisah panjang dalam perjalanan rumah tangga Indah Permatasari dan Arie Kriting.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!