
Tindakan Kampus Terhadap Organisasi Mahasiswa yang Melakukan Perpeloncoan
Universitas Sriwijaya (Unsri) telah mengambil langkah tegas terhadap Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian (Himateta) setelah adanya kejadian perpeloncoan selama kegiatan pengenalan kampus bagi mahasiswa baru. Organisasi tersebut diberikan sanksi pembekuan selama satu tahun sebagai bentuk penegakan aturan dan perlindungan terhadap lingkungan akademik.
Peristiwa ini bermula dari video yang beredar di media sosial, menunjukkan mahasiswa baru dipaksa untuk mencium teman sesama jenis dalam acara ospek. Video tersebut memicu reaksi keras dari masyarakat luas, sehingga kampus langsung melakukan investigasi terhadap pelaku dan pihak terkait.
Dalam pernyataan resmi, Unsri menegaskan bahwa segala bentuk perpeloncoan, pelecehan, atau perundungan tidak dapat diterima dalam lingkungan kampus. Hal ini merujuk pada Surat Edaran Rektor Nomor 0003/UN9/SE.BAK.KM/2025 yang menjelaskan ketentuan pelaksanaan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB). Dalam surat edaran tersebut, disebutkan secara jelas bahwa semua bentuk kekerasan dan pelecehan dilarang keras.
Pihak Fakultas Pertanian Unsri telah memanggil sejumlah tokoh organisasi, termasuk Ketua dan Wakil Ketua Himateta, serta Ketua Angkatan 2023 dan panitia pelaksana kegiatan. Hasil investigasi menunjukkan bahwa organisasi tersebut melanggar aturan yang berlaku, sehingga dijatuhi sanksi pembekuan selama satu tahun.
Selain itu, Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi (PPKPT) Unsri juga akan melakukan penyelidikan lanjutan untuk mengidentifikasi pelaku perundungan yang terlibat dalam kasus ini. Proses ini bertujuan untuk memastikan keadilan dan memberikan konsekuensi yang sesuai bagi pelaku.
Pihak kampus menyatakan bahwa mereka memahami keresahan masyarakat dan berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah serius agar kejadian serupa tidak terulang. Mereka juga menyerukan kepada seluruh komunitas kampus untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan beretika.
Sebelumnya, video yang menampilkan kegiatan ospek di Program Studi Teknik Pertanian Unsri viral di media sosial. Dalam video tersebut, mahasiswa baru dipasangkan dua orang dan diminta untuk saling berciuman. Acara ini dilakukan oleh panitia ospek yang mengklaim bahwa permainan tersebut merupakan bagian dari inisiatif bersama dengan alumni.
Endi Wilandra, salah satu penggerak permainan ciuman tersebut, mengungkapkan bahwa ide tersebut berasal dari diskusi bersama temannya, Rayan, yang merupakan alumni. Meskipun demikian, tindakan yang dilakukan dinilai tidak sesuai dengan standar etika dan norma kampus, sehingga menimbulkan reaksi yang sangat keras dari masyarakat.
Kasus ini menjadi peringatan bagi seluruh institusi pendidikan untuk lebih memperhatikan proses pengenalan kampus dan memastikan bahwa semua kegiatan dilakukan dengan cara yang pantas dan sesuai dengan nilai-nilai pendidikan. Dengan tindakan tegas yang diambil oleh Unsri, diharapkan dapat menjadi contoh bagi kampus-kampus lain dalam menjaga lingkungan akademik yang sehat dan damai.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!