Mahasiswa Baru Unsri Diwajibkan Cium Sesama Jenis, Kampus Minta Maaf

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Mahasiswa Baru Unsri Diwajibkan Cium Sesama Jenis, Kampus Minta Maaf

Video Viral yang Menghebohkan Kampus Unsri

Sebuah video yang viral di media sosial menampilkan kejadian tidak biasa dalam lingkungan kampus Universitas Sriwijaya (Unsri). Dalam video tersebut, terlihat sejumlah mahasiswa baru (maba) dipaksa untuk saling mencium sesama jenis. Aksi ini dilakukan oleh para senior dan menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet.

Video tersebut diunggah oleh beberapa akun media sosial dan menunjukkan puluhan maba duduk berhadapan satu sama lain. Mereka dipasangkan antara laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan. Diikuti dengan perintah untuk mencium kening teman di hadapan mereka. Perekam video terlihat tertawa sambil mengucapkan "Sekarang prosesi penciuman".

Hingga hari Selasa (23/9/2025), video tersebut telah ditonton lebih dari ratusan ribu kali. Reaksi dari warganet sangat beragam, banyak yang menyampaikan kekecewaan terhadap aksi tersebut. Mereka menilai bahwa tindakan seperti ini sudah seharusnya tidak lagi ada di dunia pendidikan, terutama di tingkat perguruan tinggi. Beberapa juga menyoroti bahwa aksi yang tidak terpuji ini justru direkam dan disebar sebagai bahan tertawaan.

Penjelasan dari Pihak Kampus

Kegiatan yang viral tersebut digelar oleh Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian (HIMATETA). Acara penyambutan mahasiswa baru dalam jurusan teknologi pertanian dilaksanakan pada 20 September 2025 lalu. Ketua Umum HIMATETA, Ivandi Cesario Amar, mengakui adanya kegiatan tersebut dan meminta maaf atas kejadian yang terjadi.

Ivandi menyatakan bahwa aksi saling cium tersebut merupakan perbuatan keliru. Ia siap menerima sanksi dari pihak kampus. "Kami tidak memikirkan jangka panjangnya, kami mohon maaf dan menerima konsekuensi yang diberi pihak kampus," ujarnya.

Tanggapan dari Rektorat Unsri

Sekretaris Rektor Unsri, Prof Dr Alfitri MSi, menyebut kemungkinan adanya sanksi pemecatan bagi mahasiswa yang terlibat atau memerintahkan aksi saling cium kening antar-maba. "Jika ada pelanggaran berat, bisa saja mahasiswa yang bersangkutan dipecat, tetapi ini keputusan rektor," katanya.

Alfitri menambahkan bahwa meski sanksi pemecatan mungkin diberlakukan, hal tersebut tidak mudah dilakukan. "Ada pertimbangan-pertimbangan (untuk sampai ke pemecatan), nanti apa pun hasil dari tim satgas akan langsung kami umumkan," imbuhnya.

Ia juga memastikan bahwa kegiatan yang viral tersebut bukanlah perpeloncoan seperti masa lalu. "Kegiatan tersebut adalah kegiatan Tekper Cleaning yang diikuti oleh mahasiswa baru dengan jumlah sekitar 120 mahasiswa. Jadi, harus kami jelaskan bahwa itu bukan perpeloncoan."

Pengawasan Lebih Ketat

Alfitri mewakili rektor dan seluruh civitas akademika Unsri menyatakan permintaan maaf serta berjanji akan meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan kemahasiswaan. "Kejadian tersebut adalah antara mahasiswa senior dan mahasiswa baru. Ini juga sudah ada pendampingan, tetapi namanya mahasiswa tetap saja mencari ruang untuk tetap melakukan yang menurut mereka biasa, tetapi menurut publik itu tidak pantas," tuturnya.

Pembantu Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Penjaminan Mutu Fakultas Pertanian Unsri, Herpandi, mengatakan bahwa sejak pukul 09.00 WIB sudah dilakukan pemeriksaan oleh satgas terhadap 15–20 mahasiswa. "Sejak jam 9 mulai dilakukan pemeriksaan, kami tidak ikut campur, kami serahkan semua ke satgas," ucap Herpandi.

Herpandi menolak tuduhan bahwa fakultas lalai dalam kejadian ini. "Kelalaiannya adalah di saat itu terjadi karena kegiatan tersebut berlangsung pukul 15.30 WIB di saat acara sudah selesai," terangnya.