Makam Baru di Ring 1 Sunan Bonang Viral, Pengurus Beri Penjelasan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Makam Baru di Ring 1 Sunan Bonang Viral, Pengurus Beri Penjelasan

Isu Viral tentang Penambahan Makam di Kompleks Sunan Bonang

Baru-baru ini, isu viral mengenai dugaan penambahan dan pemalsuan makam baru di kompleks pemakaman Sunan Bonang, Tuban, menarik perhatian masyarakat. Video yang diunggah oleh akun TikTok bernama Parikesit pada 15 Agustus 2025 menjadi sorotan berbagai kalangan. Dalam video tersebut, terlihat kondisi makam di area Ring 1 yang awalnya tidak memiliki banyak nisan. Pemilik akun menyertakan foto dari tanggal 27 Mei 2009 yang menunjukkan makam dengan nisan dari batu hitam berukir. Di samping itu, ia membandingkan foto tersebut dengan gambar lain yang menampilkan nisan-nisan baru dengan nama klan Ba’alwi yang berjejer rapi seperti pagar.

Video ini mendapat respons yang cukup besar dari warganet, dengan jumlah like mencapai 6.479 dan komentar sebanyak 1.006. Salah satu komentator, akun Udhila, mengaku sebagai warga asli Tuban. Ia menyatakan bahwa sebelum pandemi COVID-19, makam di Ring 1 masih relatif sedikit dan hanya untuk keturunan Sunan Bonang. Namun, saat ia melakukan ziarah pada tahun 2024, ia merasa kaget karena melihat banyak nisan baru yang berjajar rapat dan lantai area makam telah dikeramik.

Menanggapi isu tersebut, Agil Biunumaay, salah satu ahli waris dan pengurus makam Sunan Bonang, membantah adanya pemalsuan atau penambahan makam baru. Menurutnya, nisan-nisan baru yang terlihat di kawasan tersebut mulai muncul sekitar tahun 2010–2011. Pada masa tersebut, dilakukan pembangunan besar-besaran, termasuk pembangunan cungkup besar dan penyeragaman nisan dengan marmer agar tampak rapi.

Agil menjelaskan bahwa nisan-nisan lawas dari batu kapur tetap dipertahankan karena memiliki nilai sejarah. Nisan-nisan baru juga sesuai dengan nama aslinya dulu, sedangkan yang tidak diketahui tidak diberi nama. Ia menegaskan bahwa tidak ada makam baru yang tiba-tiba muncul.

Selain itu, Agil menyampaikan bahwa area Ring 1 pemakaman Sunan Bonang tidak hanya diisi oleh keturunan Ba’alawi saja. Banyak keturunan Jawa juga dimakamkan di area tersebut. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa lokasi tersebut awalnya merupakan makam umum bagi warga Kelurahan Kutorejo, Kecamatan/Kabupaten Tuban, sebelum ditetapkan sebagai situs cagar budaya.

Ia juga menekankan bahwa setelah penetapan area makam Sunan Bonang sebagai cagar budaya pada tahun 2010, tidak ada lagi proses pemakaman di Ring 1. Pemasangan keramik dan penataan nisan hanya dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan peziarah serta membuat kompleks makam lebih rapi. Agil memastikan bahwa semua penataan dilakukan dengan persetujuan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), sehingga tidak benar adanya pemalsuan.

Dengan demikian, isu viral tentang penambahan makam baru di kompleks Sunan Bonang dinilai tidak benar. Pengurus makam menegaskan bahwa perubahan yang terjadi adalah hasil dari penataan dan renovasi yang bertujuan untuk menjaga keindahan dan kenyamanan lingkungan makam.