
Memahami Glider Parenting dan Perbedaannya dengan Helicopter Parenting
Memilih pola asuh yang tepat untuk anak memang tidak selalu mudah. Saat ini, istilah glider parenting sedang menjadi topik pembicaraan yang menarik perhatian banyak orang tua. Banyak yang berpikir bahwa glider parenting lebih baik dibandingkan helicopter parenting. Namun, apa sebenarnya arti dari kedua istilah ini? Bagaimana perbedaannya? Dan bagaimana dampaknya terhadap perkembangan anak?
Apa Itu Helicopter Parenting?
Helicopter parenting merujuk pada pola asuh yang overprotektif. Orang tua cenderung sangat melibatkan diri dalam segala hal yang berkaitan dengan kehidupan anak. Mereka sering kali mengatur jadwal anak secara rinci dan terlalu sering campur tangan dalam pengambilan keputusan.
Perilaku ini biasanya muncul dari rasa cinta dan kekhawatiran yang berlebihan. Orang tua ingin melindungi anak dari kegagalan atau bahaya. Namun, dampaknya bisa justru membuat anak kurang mandiri. Karena mereka terbiasa diberi solusi oleh orang tua, anak tidak belajar bagaimana menyelesaikan masalah sendiri.
Pengertian Glider Parenting
Berbeda dengan helicopter parenting, glider parenting mengambil pendekatan yang lebih seimbang. Dalam pola ini, orang tua tidak selalu mengawasi anak dari dekat, tetapi tetap siap memberikan bantuan jika diperlukan. Mereka seperti "mengamati dari kejauhan", tetapi siap bertindak jika ada risiko yang membahayakan anak.
Penerapan glider parenting membutuhkan kesadaran yang tinggi tentang kapan harus memberi ruang pada anak dan kapan harus turun tangan. Orang tua juga harus konsisten dalam menunjukkan batasan kepada anak agar mereka paham tanggung jawab dan konsekuensi dari tindakan mereka.
Kelebihan Glider Parenting
Salah satu kelebihan utama glider parenting adalah kemampuan anak untuk belajar mandiri. Ketika orang tua memberi kesempatan pada anak untuk mencoba dan gagal, anak akan belajar bagaimana menghadapi tantangan hidup. Hal ini membangun ketangguhan dan meningkatkan rasa percaya diri.
Selain itu, glider parenting juga mendorong anak untuk berpikir kritis dan mengambil keputusan sendiri. Anak tidak selalu bergantung pada penilaian orang dewasa, tetapi pada usaha dan pengalaman mereka sendiri. Ini penting untuk perkembangan emosional dan sosial anak.
Perbedaan Utama Antara Glider dan Helicopter Parenting
Berikut beberapa perbedaan utama antara glider parenting dan helicopter parenting:
- Gaya Pengasuhan
- Orang tua dengan pola helicopter parenting cenderung mengawasi anak secara dekat dan sering kali mengambil keputusan untuk anak.
-
Sementara itu, dalam glider parenting, orang tua lebih memilih mengamati dari jarak aman dan hanya campur tangan jika diperlukan.
-
Respons Terhadap Kegagalan Anak
- Pada helicopter parenting, orang tua cenderung langsung menyelesaikan masalah anak tanpa memberi kesempatan untuk mencoba sendiri.
-
Dalam glider parenting, orang tua memberi kesempatan pada anak untuk menyelesaikan masalah sendiri terlebih dahulu. Jika memang diperlukan, baru orang tua akan hadir.
-
Dampak bagi Perkembangan Anak
- Anak yang terlalu diawasi dan dibantu cenderung kurang mandiri karena sudah terbiasa diberi solusi.
-
Anak yang diberi kesempatan untuk gagal dan belajar dari kesalahan akan lebih mandiri dan mampu mengambil keputusan sendiri.
-
Peran Orang Tua
- Orang tua dengan pola helicopter parenting berperan sebagai pengendali. Mereka menentukan segala hal yang berkaitan dengan anak.
- Dalam glider parenting, orang tua lebih berperan sebagai pendukung. Mereka hadir jika anak benar-benar memerlukan bantuan.
Kesimpulan
Mencari pola asuh yang tepat bukanlah hal mudah, tetapi sangat penting untuk perkembangan anak. Glider parenting menawarkan pendekatan yang seimbang, memberi ruang pada anak untuk belajar mandiri sambil tetap siap memberikan dukungan jika diperlukan. Dengan demikian, anak dapat tumbuh menjadi individu yang tangguh dan mampu menghadapi tantangan hidup.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!