
Kritik Publik Terhadap Anggaran Pemkot Tangsel Memicu Penjelasan dari Wali Kota
Pembahasan mengenai laporan keuangan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan tahun 2024 kembali mencuri perhatian masyarakat setelah mantan penyanyi cilik Trio Kwek Kwek, Leony Vitria Hartanti, menyampaikan kritik melalui media sosial. Ia menyoroti ketimpangan dalam alokasi anggaran, terutama dana untuk biaya perjalanan dinas pejabat yang mencapai Rp 117 miliar, sementara pos pemeliharaan jalan dan jaringan irigasi hanya sebesar Rp 731 juta.
Leony menulis di Instagram bahwa ia merasa heran dengan prioritas anggaran tersebut. “Nah ini mungkin soalnya yang lebih penting buat dibiayain, biaya perjalanan dinas mereka sampai Rp 117 miliar,” tulisnya. Kritik ini kemudian memicu respons dari Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie.
LKPD Sudah Diunggah Sejak 2019
Benyamin menjelaskan bahwa dokumen Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang tebalnya lebih dari 500 halaman telah diunggah di situs resmi sejak 2019 sesuai aturan transparansi. Menurutnya, pengunggahan tersebut dilakukan setelah LKPD diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
“LKPD itu memang diarahkan untuk di-upload di website pemerintah daerah setelah diperiksa oleh BPK. Uploading website itu sudah kami lakukan sejak 2019, berdasarkan aturan transparansi,” ujar Benyamin saat konferensi pers di Rumah Dinas Wali Kota Tangsel, Serpong, Selasa (23/9/2025).
Dana Perbaikan Jalan Tidak Hanya Rp 731 Juta
Menurut Benyamin, angka Rp 731 juta yang menjadi sorotan publik bukanlah anggaran perbaikan jalan. Dana tersebut, kata dia, dialokasikan khusus untuk perbaikan jaringan listrik di kompleks Pemkot Tangsel.
“Rp 731 juta itu enggak mungkin ngebenarin jalan sebesar itu. Itu hanya satu khusus perbaikan jaringan listrik dan itu hanya di Pemkot saja, bukan se-Tangsel,” ujarnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Tangsel Bambang menambahkan bahwa kode rekening Rp 731 juta berbeda dengan anggaran perbaikan jalan. Ia memastikan dana untuk memperbaiki jalan di seluruh Tangsel mencapai Rp 538 miliar.
“Saat 2024 kita menganggarkan dan terealisasi sebesar Rp 538 miliar. Jadi saya ingin mengajak semua memahami bahwa di Tangsel, jalan rusak pasti diperbaiki, nilai totalnya Rp 538 miliar bukan Rp 731 juta,” katanya.
Anggaran Makan Minum dan Suvenir
Selain itu, Benyamin juga menjelaskan bahwa anggaran makan dan minum senilai Rp 66 miliar tersebar di 37 perangkat daerah, termasuk sekolah dan rumah sakit. Anggaran ini digunakan untuk kegiatan seperti sosialisasi kesehatan, musrenbang, hingga pelatihan pemberdayaan. Bahkan, pelaksanaannya menggandeng UMKM lokal.
“Jadi kalau dikumpulin semuanya tercapailah Rp 66 miliar. Tapi yang harus dicatat juga bahwa pelaksanaannya atau makan minumnya ini dilaksanakan kepada UMKM yang terdekat, di kelurahan yang terdekat,” ujarnya.
Sementara itu, anggaran suvenir atau cendera mata senilai Rp 20,48 miliar disebut tidak selalu berarti hadiah. Menurut Benyamin, pos ini mencakup belanja penunjang kegiatan di 34 perangkat daerah. Misalnya, jika dinas kerja mengadakan latihan jahit-jahit, maka mesin jahitnya juga akan dibeli.
Tidak Melaporkan Leony
Meski kritik Leony membuat riuh publik, Benyamin menegaskan pihaknya tidak akan membawa persoalan ini ke ranah hukum. Ia hanya ingin menjelaskan agar semua orang memahami secara jelas.
“Enggak, enggak akan melaporkan. Saya hanya ingin menjelaskan saja. Mudah-mudahan semuanya clear,” ujarnya.
Ia bahkan membuka pintu dialog dengan Leony jika dibutuhkan penjelasan lebih lanjut. “Tergantung kebutuhan, beliau butuh enggak penjelasan dari kita. Kalau beliau butuh, akan kami jelaskan, tapi kalau enggak, ya gimana ya,” tambahnya.
Bagi Benyamin, kritik publik seperti yang disampaikan Leony justru menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki komunikasi dan transparansi Pemkot Tangsel ke depan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!