Menteri Purbaya Tiba-tiba Kunjungi Kantor BNI, Ini Alasannya

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kunjungan Mendadak Menteri Keuangan ke BNI

Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, melakukan kunjungan mendadak ke kantor pusat Bank Negara Indonesia (BNI) pada Senin (29/9). Kehadirannya dalam kunjungan tersebut terkait dengan penempatan dana sebesar Rp 200 triliun di Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Dalam kesempatan tersebut, Purbaya mengungkapkan keinginannya untuk memastikan bahwa dana tersebut digunakan secara transparan dan sesuai aturan.

“Kami ingin melihat kemana uang Rp 200 triliun itu akan dialokasikan?” ujar Purbaya usai menghadiri acara akad massal FLPP. Ia menekankan pentingnya pengawasan terhadap penggunaan dana negara agar tidak menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Penyaluran Dana ke Berbagai Sektor

Pemerintah telah menempatkan dana negara sebesar Rp 55 triliun di BNI. Menurut Purbaya, penyaluran likuiditas ini berjalan cukup baik melalui berbagai sektor kredit yang dilayani oleh BNI. Ia juga menyampaikan bahwa kredit yang disalurkan oleh BNI ditargetkan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

“Tapi sepertinya mereka menyalurkan kredit ke berbagai jenis sektor. Target penyaluran kredit tahun ini lebih tinggi dibandingkan sebelumnya,” kata Purbaya. Ia menegaskan bahwa sebelumnya BNI merasa proses penyaluran kreditnya agak lambat. Namun, dengan adanya penambahan likuiditas, diharapkan terjadi pertumbuhan yang signifikan.

“Tahun depan bisa mencapai double digit, yaitu di atas 11%,” tambahnya. Meski begitu, ia menegaskan akan terus memantau perkembangan tersebut. Jika ada indikasi ketidaksesuaian, pihaknya akan segera mengambil langkah tegas.

Pengawasan Terhadap Penggunaan Dana

Purbaya menegaskan bahwa dirinya ingin memastikan bahwa penyaluran uang negara dilakukan sesuai aturan dan tidak menyebabkan gangguan terhadap stabilitas ekonomi. Salah satu hal yang menjadi perhatiannya adalah apakah bank-bank tersebut melakukan aktivitas yang tidak sesuai, seperti penggunaan mata uang asing.

“Saya ingin melihat apakah ada yang bermain dolar? Ternyata tidak ada. Bagus semuanya,” katanya. Ia menilai bahwa seluruh proses penyaluran dana berjalan lancar dan sesuai harapan.

Dana Negara untuk Bank Lain

Tidak hanya BNI, pemerintah juga menempatkan dana negara ke beberapa bank lainnya. Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Mandiri masing-masing menerima dana sebesar Rp 55 triliun. Sementara itu, Bank Tabungan Negara (BTN) menerima dana sebesar Rp 25 triliun.

Selain itu, pemerintah juga menyalurkan likuiditas ke bank syariah, yakni Bank Syariah Indonesia (BSI), sebesar Rp 10 triliun. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung sektor perbankan, baik konvensional maupun syariah, untuk tetap stabil dan berkembang.

Dengan penempatan dana tersebut, pemerintah berharap dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional. Selain itu, penyaluran dana juga bertujuan untuk memperkuat sistem keuangan dan memastikan aliran dana yang efisien serta transparan.