Perubahan Kepemilikan Saham PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP)
PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP) kini memiliki pengendali baru setelah anak usaha PT Astra International Tbk (ASII), yaitu PT Saka Industrial Arjaya (SIA), menyelesaikan akuisisi sebesar 83,67% saham MMLP pada 30 September 2025. Total nilai transaksi mencapai Rp 3,34 triliun.
Sekretaris Perusahaan Astra International, Gita Tiffani Boer menjelaskan bahwa dengan penyelesaian akuisisi tersebut, SIA resmi menjadi pemegang saham pengendali MMLP. Ia juga menyampaikan bahwa SIA akan melaksanakan penawaran tender wajib sebagai bagian dari proses pengambilalihan.
Pembelian saham oleh SIA terdiri dari beberapa pihak. Antara lain, SIA membeli 49,23% saham yang dimiliki oleh PT Suwana Arta Mandiri, yang sebelumnya merupakan pengendali MMLP. Selain itu, SIA juga membeli 17,51% saham dari Brigde Leed Limited dan sejumlah pemegang saham minoritas lainnya yang secara akumulasi mencapai 16,93%.
Total ada 10 pemegang saham yang kepemilikannya beralih ke SIA, antara lain: * PT Provident Warehouse Pte. Ltd (3,62%) * Shalimar Sulisto (4,81%) * Prinsip Portfolio Ltd (3,02%) * Tiga Investments Pte Ltd. (2,04%) * Henner Investments Inc (1,38%) * Watiga Trust (1,03%) * Deltoid Capital Ltd. (0,57%) * Sutilah Kartowihardjo (0,44%)
Dampak Positif Akuisisi bagi MMLP dan ASII
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menilai bahwa akuisisi ini memberikan dampak positif baik bagi MMLP maupun ASII. Bagi MMLP, perusahaan dapat memperoleh dana segar untuk mendukung proyek-proyek di masa depan. Sementara itu, ASII memperluas portofolio investasi mereka dalam aset properti.
Nafan menambahkan bahwa akuisisi ini bisa memperkuat konsolidasi bisnis MMLP ke depan. Di sisi lain, ASII dapat melakukan diversifikasi bisnis yang lebih luas.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Arinda Izzati, mengatakan bahwa meskipun dampaknya berbeda-beda untuk masing-masing pihak, akuisisi ASII terhadap MMLP tetap berpotensi memberikan dampak positif. Bagi MMLP, masuknya Astra sebagai pengendali membawa sentimen positif seperti akses modal, jaringan klien, serta tata kelola yang lebih kuat.
Sementara itu, bagi ASII, efek finansial dari akuisisi ini relatif kecil dibandingkan ukuran konglomerasi. Namun, langkah ini strategis untuk memperkuat lini logistik dan infrastruktur yang dapat mendukung bisnis otomotif, agribisnis, dan distribusi mereka.
Prospek Industri Properti dan Valuasi Saham
Nafan melihat bahwa proyek properti industri pergudangan milik MMLP masih prospektif. Hal ini bisa menjadi katalis positif bagi MMLP dan ASII dalam memanfaatkan industri properti yang memiliki ruang bertumbuh di era suku bunga rendah.
Dari sisi valuasi, PBV ASII sebesar 1,06x dan PER 7,44x, sedangkan PBV MMLP sebesar 0,83x dan PER 54,81x. Meskipun demikian, Nafan belum memberikan rekomendasi untuk MMLP karena sahamnya dinilai kurang likuid. Sebaliknya, ia merekomendasikan beli untuk ASII dengan entry level di kisaran Rp 5.700 – Rp 5.825 per saham dan target harga terdekat di Rp 5.900 per saham.
Arinda menuturkan bahwa prospek kinerja MMLP di sisa tahun 2025 hingga 2026 didukung oleh sentimen positif seperti dukungan Astra, kebutuhan logistik yang terus tumbuh seiring ekspansi e-commerce, dan peluang kontrak baru. Namun, risiko tetap ada, seperti perlambatan ekonomi dan suku bunga tinggi.
Sementara itu, ASII memiliki prospek lebih luas lantaran valuasi saham yang murah dengan diversifikasi usaha yang membuat kinerja relatif tahan banting. Sentimen positif untuk ASII berasal dari pemulihan penjualan otomotif, alat berat, serta dukungan sektor finansial bisa mendongkrak laba.
Rekomendasi dan Pergerakan Harga Saham
Head of Research Retail MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menyebutkan bahwa saham MMLP ada di level support Rp 545 per saham dan resistance Rp 570 per saham. Sementara, pergerakan saham ASII ada di support Rp 5.550 per saham dan resistance Rp 5.775 per saham. Rekomendasi wait and see disematkan untuk MMLP dan ASII.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!